Menulis Laporan Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia 3 Kelas 12 Deden Fathudin Usman Supendi Syamsuddin AR dan 2009

Komp Bahasa SMA 3 Bhs 48

3. Kesimpulan

Pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar merupakan dambaan semua orang, terlebih golongan intelektual. Untuk menjelaskan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, diperkirakan adanya pembinaan dan kesadaran berbahasa pada seluruh pemakaian bahasa. Disiplin penggunaan bahasa dalam berbagai kehidupan berbahasa sangat diperlukan. Kalian tentu pernah melakukan kegiatan diskusi untuk membahas suatu topik permasalahan. Berkaitan dengan hal itu, buatlah laporan hasil diskusi yang telah kalian lakukan dengan memerhatikan siste- matika penulisan laporan di atas Buka Wawasan Beberapa petugas dalam diskusi, di antaranya sebagai berikut. 1. Moderator : orang yang memimpin diskusi. Dia berperan sebagai peng- hubung antara pembicara dengan peserta. 2. Notulis : orang yang bertugas mencatat hasil diskusi. 3. Pembicara : orang yang membawakan makalah. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 1

B. Menguraikan Topik Cerita

Kalian tentu sering mendengarkan ceramah, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Ketika orang berceramah, terkadang sikap kita serius, terkadang pula sikap kita tidak peduli. Mengapa demi- kian? Jawabannya, tentu banyak faktor yang memengaruhinya, baik faktor yang berkaitan dengan penceramah, maupun faktor yang berkaitan dengan pendengar itu sendiri, maupun situasi dan suasana yang ada. Faktor yang berkaitan dengan penceramah, misalnya: 1. penceramah kurang menguasai materi yang akan disampaikan, baik materi umum maupun materi khusus; 2. penceramah kurang memiliki kemampuan berbahasa sehingga kurang fasih dalam menyampaikan materi; 3. gaya bahasa dan penampilan yang kurang menarik; 4. kurang menguasai situasi atau suasana pembicaraan. Begitu pula, ada beberapa faktor yang berkaitan dengan pen- dengar, misalnya: Profesionalisme Kerja 49 1. pendengar tidak memiliki tujuan sehingga mereka tidak merasa berkepentingan untuk mendengarkannya; 2. prasangka yang kurang baik terhadap penceramah; 3. kekurangpahaman dalam menerima bahan yang diceramahkan; 4. hal-hal yang akan mengganggu kegiatan menyimak. Faktor lain yang memengaruhi adalah situasi dan suasana yang ada, misalnya situasinya kurang nyaman, ruangan panas, ruangan gaduh, dan sebagainya. Untuk menghindari hal itu sehingga tujuan tercapai, ada beberapa hal yang dapat kita tempuh, seperti berikut: 1. upayakan kita berkonsentrasi pada saat mendengarkan ceramah; 2. hilangkan prasangka yang kurang baik terhadap penceramah; 3. sediakan buku tulis atau kertas untuk mencatat hal-hal penting yang disampaikan penceramah; 4. ajukan beberapa pertanyaan, apabila terdapat hal-hal yang belum jelas; 5. buatlah ringkasan dengan menggunakan bahasa sendiri. Iapindo akan Membuat Standardisasi Profesionalisme Sebagai sebuah organisasi profesional perhotelan, Ikatan Ahli Perhotelan Indonesia Iapindo merasa berhak dan berkepentingan dalam menetapkan standardisasi dan akreditasi. Dwi D. Suparwanto, ketua II dewan pimpinan daerah DPD DKI Jakarta, di sela Kongres I Iapindo di Jakarta beberapa waktu yang lalu mengatakan Iapindo siap menjalankan tugas ini. Sumber: prasetya.brawijaya.ac.id Gambar 4.1 Suasana rapat di hotel ”Standardisasi profesionalisme per- hotelan seharusnya memang dilakukan asosiasi profesi. Tetapi, karena selama ini di Indonesia tidak ada asosiasi seperti ini maka tugas standardisasi dan akreditasi dilakukan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI,” kata Dwi. Untuk itu, Iapindo akan sesegera mung- kin melaksanakan tugasnya menyusun standardisasi. Hal pertama yang akan dilakukan adalah bekerja sama dengan Badan Standardisasi Nasional BSN untuk menyusun sistem standardisasinya. Tetapi, dalam pelaksanaannya, lanjut Dwi, Iapindo siap berdampingan dengan PHRI. Dalam pembukaan konggres tersebut, Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika mengatakan Iapindo sebagai sebuah organisasi profesi harus segera membuat kode etik profesionalisme. ”Iapindo yang berisi tokoh-tokoh yang mengetahui seluk beluk profesinya harus bisa membuat standardisasi sehubungan