Membaca Teks Pidato Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia 3 Kelas 12 Deden Fathudin Usman Supendi Syamsuddin AR dan 2009

Komp Bahasa SMA 3 Bhs 122 Pada Bab VII, kalian telah belajar tentang jenis paragraf deduktif dan induktif. Masih ingatkah kalian, apa yang dimaksud paragraf deduktif dan induktif? Sekadar mengingatkan kembali tentang paragraf deduktif dan induktif, bacalah di dalam hati wacana berikut

1. Contoh wacana dengan pola pengembangan contoh

Seni: Terapi Kehidupan Masa Kini Anak-anak mempunyai dunia tersendiri: dunia bermain. Kebutuhan bermain ini tidak bisa dinafikan. Hanya, bagaimana cara kita melepas anak-anak bermain, tanpa mengabaikan pendidikan kepribadian yang selayaknya ditanamkan sejak dini. Pendidikan Apresiasi Seni PAS membuat strategi ini menjadi lebih menarik, yaitu dengan sebuah permainan. Menanamkan seni dengan bermain, inilah yang secara tidak sadar memengaruhi kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan inilah yang kelak sangat berguna. Maka, pantaslah jika seni dikatakan sebagai sebuah ”terapi” kehidupan masa kini.

E. Menganalisis Wacana dari Pola Paragraf

Sumber: www.anakwayangindonesia.org Gambar 8.2 Pertunjukan seni tari Pada umumnya, anak-anak usia dasar masih sangat suka bermain. Sepanjang masa kanak-kanak, bermain sangat memengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Seorang tokoh psikologi perkembangan, Hurlock, menyatakan bahwa bermain memiliki pengaruh yang positif bagi perkembangan anak. Perkembangan yang dimaksud adalah 1 perkembangan fisik, 2 dorongan berkomunikasi, 3 penyaluran energi, 4 penyaluran ke-butuhan dan keinginan, 5 sumber belajar, 6 rangsangan kreativitas, 7 perkembangan wawasan diri, 8 belajar bermasyarakat, 9 standar moral, dan 10 perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan. Bermain memiliki pengaruh positif bagi perkembangan fisik. Bermain dengan banyak aktivitas fisik sangat penting bagi anak- anak untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya. Kegiatan seperti menari, menyanyi, dan pantomim tentunya membantu melancarkan perkembangan fisik. Hal ini tampak ketika kita mengamati di kelas tari putra. Siswa sangat antusias belajar tari Lutung dan tari Jaranan yang memiliki gerakan sangat dinamis dan memberi banyak peluang siswa untuk berteriak dan meloncat-loncat. ........................................................................................................ Dikutip dari majalah Gong, edisi 75VII2005, halaman 8 – 9 Pendidikan Apresiasi Seni 123 Kalimat yang bergaris bawah pada wacana di atas merupakan kalimat utama setiap paragraf wacana. Paragraf pertama, gagasan utama terletak di akhir paragraf. Dengan demikian, paragraf tersebut merupakan bentuk paragraf induktif. Paragraf kedua dan ketiga, kalimat utama terletak di awal paragraf. Dengan demikian, paragraf tersebut termasuk bentuk paragraf deduktif. Wacana di atas dikembangkan dengan pola pengembangan contoh. Hal itu dapat diketahui dari paragraf ketiga bagian yang tercetak tebal, yang memberikan contoh pengaruh positif bermain terhadap perkembangan fisik anak.

2. Contoh wacana dengan pola pengembangan perbandingan

Antara Seni dan Pilihan Hidup Malam kian larut. Namun, gedung pertunjukan tua di seberang Sungai Kali Mas ini masih menunjukkan denyutnya. Lewat pengeras suara sederhana, aktivitas di dalam gedung ini terdengar lantang di sekeliling Pasar Wonokromo Lama. Suara-suara yang diiringi gamelan ini terdengar saling mengisi. Ada tarian, nyanyian yang diselingi dagelan khas Suroboyonan, juga cerita di akhir pertunjukan. Suasananya sangat kontras saat melihat langsung ke dalam gedung pertunjukan itu. Bayangan tentang riuh dan tepuk sorai penonton sirna saat melihat deret kursi pengunjung kosong. Hanya segelintir orang yang mengisi kursi. Barangkali, merekalah yang tersisa dan terlihat setia datang, entah untuk sekadar mencari hiburan atau klangenan masa silam. Kendati demikian, para pemain dan pendukung ludruk yang berjumlah 60-an orang itu tetap saja tampil maksimal. Hampir tanpa henti, selama 3 sampai 6 jam setiap malam, mereka mementaskan berbagai lakon dengan atau tanpa penonton. ........................................................................................................ Dikutip dari majalah Gong, edisi 75VII2005, halaman 26 Kedua paragraf di atas termasuk bentuk paragraf deduktif. Kalimat utama kedua paragraf itu terletak di awal paragraf. Wacana di atas dikembangkan dengan pola perbandingan. Hal yang di- bandingkan adalah suasana gedung pertunjukan tua di seberang Sungai Kali Mas yang tertangkap dari pengeras suara dan yang nyata terlihat di dalam gedung. Penggunaan kata sangat kontras menunjuk- kan bahwa wacana di atas dikembangkan dengan pola perbandingan.

3. Contoh wacana dengan pola pengembangan proses

Cara Beda Membuat Siswa Tertarik Kesenian Anak muda zaman sekarang lebih senang budaya nge-pop. Mereka lebih senang berkutat pada tontonan berbau modern ketimbang seni pertunjukan tradisional. Bisa jadi, kesenian tradisional akan lenyap sebab tidak ada lagi yang mau peduli menyentuhnya. Kegiatan Komp Bahasa SMA 3 Bhs 124 pelestarian budaya sendiri bukan hanya dengan pendokumentasian, tetapi berperan aktif melakukan kesenian itu. Menyedihkan jika anak muda masa datang, asing dengan warisan nenek moyangnya. Forum Apresiasi Seni Pertunjukan ASP mencoba andil menghidupkan kembali minat dan apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan. Anak muda yang telah mampu berapresiasi akan menjadi manusia yang dapat menghargai keberagaman dan per- bedaan di masyarakat. Sumber: blontankpoer.blogsome.com Gambar 8.3 Pertunjukan teater Berbagai jalan ditempuh ASP untuk menarik apresiasi siswa. Langkah pertama, ASP mengirimkan surat ke pihak sekolah. Ada beberapa sekolah yang menolak, tapi banyak juga yang menerima. Mereka yang menolak biasanya karena tidak memiliki waktu luang untuk acara per- tunjukan dan lebih mementingkan kegiatan akademik. Tantangan ini dapat diatasi dengan dialog antara ASP dan pihak sekolah. Langkah kedua, ASP juga menghimpun dukungan dari segenap pihak untuk membantu lancarnya kegiatan. Selain dana yang dikucurkan Ford Foundation, Dewan Kesenian Jakarta DKJ juga ikut memberikan jalan. Kerja sama antara ASP dan DKJ menjadikan ASP mudah mengadakan pementasan karena tidak harus mengurus izin yang berbelit-belit. Bantuan juga diberikan pihak pengelola gedung pertunjukan dengan memberikan insentif kepada penonton mahasiswa dan pelajar. Langkah ketiga, ASP melakukan pendekatan dengan mediasi – media cetak – konvensional dengan mengundang wartawan untuk jumpa pers atau menonton pertunjukan. Warta bulanan dan leaflet khusus dicetak setiap kali pertunjukan digelar. Bahan publikasi jenis ini disebarkan ke berbagai tempat. Di masa mendatang, ASP masih bersemangat mengembangkan apresiasi seni dengan berbagai cara. Program apresiasi seni ini hanya sebagai langkah awal memasuki tiga program selanjutnya, yaitu 1 program menonton kesenian di gedung pertunjukan, 2 program berlatih kesenian, dan 3 program pementasan di gedung pertunjukan. Dikutip dari majalah Gong, edisi 74VII2005, halaman 11 Wacana di atas merupakan contoh wacana deduktif. Pola pengembangan yang digunakan adalah proses. Wacana tersebut menguraikan proses yang dilakukan forum ASP Apresiasi Seni Pertunjukan untuk mengembangkan apresiasi seni siswa. Kalian telah belajar mengidentifikasi pola pengembangan paragraf: contoh, perbandingan, dan proses. Tentunya, kalian sudah mampu menulis paragraf dengan pola pengembangan tersebut. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 9 Pendidikan Apresiasi Seni 125 Tulislah masing-masing sebuah paragraf dengan menggunakan pola pengembangan 1. contoh; 2. perbandingan; 3. proses. Carilah sebuah artikel di majalah atau surat kabar. Bacalah secara cermat artikel tersebut, kemudian identifikasilah jenis pola pengembangan paragraf yang digunakan Tulislah sebuah wacana dengan tema ”Menghidupkan Kembali Tradisi Dongeng” Dalam wacana yang kalian tulis, gunakan pola pengembangan contoh, perbandingan, dan proses Carilah berita atau artikel di majalah atau surat kabar. Carilah penggunaan penghubung antarkalimatantarparagraf yang terdapat pada artikel tersebut Kerjakan dalam format berikut di buku tulismu ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Tugas 3 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 10 Lensa Bahasa Pada teks di atas, terdapat penggunaan penghubung antarkalimat seperti berikut. 1. Malam kian larut. Namun, gedung pertunjukan tua di seberang Sungai Kali Mas ini masih menunjukkan denyutnya. 2. Bayangan tentang riuh dan tepuk sorai penonton sirna saat melihat deret kursi pengunjung kosong. Hanya segelintir orang yang mengisi kursi .... Kendati demikian, para pemain dan pendukung ludruk yang berjumlah 60-an orang itu tetap saja tampil maksimal. Kata yang tercetak tebal di atas merupakan penghubung antarkalimat. Biasanya, penghubung antarkalimat seperti contoh di atas dapat juga digunakan sebagai penghubung antarparagraf. Ciri penghubung antarkalimatantarparagraf adalah penulisannya biasanya diletakkan di awal kalimat atau awal paragraf. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Tugas 4 No. Contoh Penghubung Kutipan Kalimat Antarkalimat Paragraf