Menggunakan Kalimat secara Pragmatik
Komp Bahasa SMA 3 Bhs
110
Bagaimanapun, ini menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Departemen Perhubungan dan departemen teknis
terkait lainnya. Perbaikan jalan sepanjang pantura dikabarkan sudah dikebut sehingga pada H-7 semua sudah siap dengan
kondisi lebih lebar dan mulus. Jalur antara Tegal dan Pekalongan dulu masih sering menjadi simpul kemacetan karena belum
dibuat dua jalur. Sementara itu, jalur-jalur alternatif pun telah disiapkan. Menurut laporan, belum semuanya didukung sarana
penerangan yang memadai. Semua itu merupakan gambaran dari apa yang harus dilakukan untuk melancarkan pemudik lewat
jalur darat, termasuk pengendara sepeda motor.
Perlu juga diperhatikan secara khusus pelayanan pemudik yang akan menumpang kereta api. Walaupun sudah ditambah
kapasitasnya, tiket yang tersedia sudah ludes terjual baik untuk berangkat maupun pulang. Kenaikan harga tiket tidak menjadi
masalah karena itu memang wajar. Masalahnya, apakah kenaikan harga itu juga sudah diimbangi dengan peningkatan dari segi
kenyamanan dan keselamatan.
Setiap tahun, kita selalu disuguhi gambar yang memprihatin- kan yakni orang berdesak-desak masuk ke gerbong kereta api.
Bahkan, ada yang sampai masuk dengan cara melompat lewat jendela WC. Tentu saja itu bukan tradisi yang baik.
Masalah keselamatan di sisi yang lain perlu memperoleh per- hatian khusus. Ketidakdisiplinan penumpang, lonjakan penumpang
melebihi kapasitas, juga banyaknya kecelakaan, seharusnya mendorong kita untuk lebih cermat dalam mengantisipasi
keadaan. Penyesalan setelah benar-benar terjadi tidak ada gunanya. Apalagi, ada kebiasaan saling melempar tanggung jawab. Oleh
karena itu, segala prosedur dan aturan harus diikuti dengan ketat.
Dikutip dengan penyederhanaan dari Suara Merdeka, 28 September 2007
Jawablah pertanyaan berikut a.
Apa saja masalah yang muncul saat menghadapi tradisi mudik Lebaran?
b. Apakah yang dimaksud traffic management?
c. Siapakah yang seharusnya bertanggung jawab terhadap
masalah perhubungan dan transportasi berkaitan dengan tradisi mudik tersebut?
d. Bagaimana kondisi jalan di sepanjang pantura? Apakah
sudah layak digunakan? e.
Masalah apa yang sering dialami oleh penumpang saat akan mudik menggunakan kereta api?
f. Penumpang kadang kala melakukan ketidakdisiplinan saat
menggunakan jasa kereta api. Apa saja ketidakdisiplinan itu?
Reportase
111
g. Kenaikan harga tiket merupakan hal yang wajar. Apa maksud
kalimat tersebut? 2.
Sampaikan pidatosambutan di depan kelas tanpa menggunakan teks
Pilihlah satu topik yang kalian kuasai. 3.
Carilah kalimat argumentatif dan persuasif pada teks ”Menyiapkan Sarana Mudik yang Nyaman dan Aman”
4. Sebutkan apa saja yang perlu dicantumkan saat kita hendak
membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan LPJ 5.
Tulislah masing-masing sebuah paragraf a.
deduktif; b.
induktif; c.
gabungan deduktif-induktif 6.
Bacalah teks berikut Tentukan gagasan utama setiap paragraf teks ini. Berdasar-
kan gagasan utama tersebut, tentukan paragraf mana yang termasuk paragraf deduktif dan induktif
Berasal dari Cina
Belum ada penelitian yang memastikan dari mana sesungguh- nya asal usul beduk. Akan tetapi, sebagian tokoh agama dan
masyarakat yakin, tabuhan besar itu berasal dari Cina. Wali Sanga – sembilan ulama pendakwah Islam di Jawa – me-
manfaatkan beduk untuk kepentingan ibadah di masjid-masjid.
Menurut etnomusikolog, Rizaldi Siagian, sebenarnya tradisi tabuhan besar dari kulit merupakan budaya tua yang sudah
tumbuh lama di sebagian Nusantara. Di Nias, ada beduk besar yang disimpan di rumah adat, yang disebut fondahi. Di
Mandailing, juga ada tabuhan besar yang disebut tabu, yang disimpan di gordang sambilang untuk kepentingan upacara adat.
Tradisi serupa juga berkembang di Minangkabau.
”Khusus soal beduk, memang banyak yang menduga berasal dari Cina. Kata beduk itu sendiri termasuk terminologi Jawa,”
katanya. Spekulasi yang santer, kemungkinan besar beduk masuk bersama penjelajah Cheng Ho, seorang laksamana dari Provinsi
Yunnan, Cina, pada masa Dinasti Ming. Ia berlayar mengunjungi Nusantara sekitar abad ke-15 Masehi. Di negeri asalnya, alat
musik itu menjadi sarana untuk mengumpulkan massa atau mengiringi ritual keagamaan.
Legenda yang beredar di masyarakat menceritakan, Wali Sanga mengambil beduk untuk digantungkan di masjid atau
surau. Alat itu kemudian ditabuh selama lima kali sehari untuk mengumumkan awal waktu salat. Pada perkembangan berikut-
nya, beduk semakin lekat dengan masjid atau surau dan dipakai