ROA Bank Danamon pada tahun 2005 mengalami fluktuasi karena kondisi makro ekonomi yang tidak stabil, selain itu semakin
meningkatnya suku bunga, sehingga meningkatkan beban bunga perusahaan yang memicu penurunan laba perusahaan.
Memasuki tahun 2006, secara keseluruhan terjadi penurunan ROA dibandingkan tahun 2005, hal ini dipengaruhi oleh
peningkatan beban operasional lainnya yang sebesar 138,17 persen dan penyisihan kerugian aktiva produktif yang meningkat.
Penurunan yang terjadi dikarenakan peningkatan beban operasional lainnya yang mencapai rata-rata sebesar 84,62 persen dibandingkan
tahun 2005 yang memicu terjadinya penurunan laba sebelum pajak perusahaan.
Tingkat ROA yang terbesar terjadi pada periode Desember 2004 yaitu sebesar 4,5 persen, hal ini dikarenakan peningkatan laba
yang dicapai perusahaan lebih besar dari peningkatan atas asset rata- rata yang digunakan perusahaan. Hal ini menggambarkan terjadinya
peningkatan kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya sehingga menghasilkan laba yang besar. Sementara itu, tingkat ROA
yang terkecil terjadi pada periode Maret 2006 yaitu sebesar 1,4 persen, hal ini disebabkan karena tingginya penggunaan asset
perusahaan tanpa diimbangi peningkatan laba sebelum pajaknya, sehingga dalam hal ini perusahaan dianggap mengalami penurunan
kinerja atas pengelolaan asset guna menghasilkan laba.
3. Earning Per Share EPS
Earning Per Share EPS merupakan metode pengukur tingkat
keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan bagi pemegang sahamnya. EPS adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan
terhadap jumlah saham. Kondisi ini menggambarkan keuntungan per lembar saham yang dimiliki pemegang saham. Semakin tinggi
rasio ini, maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena dapat menciptakan laba per lembar saham bagi investor yang
tinggi.
Pada tahun 2003, tingkat EPS Bank Danamon tertinggi berhasil dicapai pada triwulan IV yaitu sebesar Rp 311,72 , hal ini berarti
perusahaan mengalami peningkatan kinerja dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Peningkatan yang terjadi
selama tahun 2003 disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan peningkatan pendapatan operasional lainnya seperti laba
penjualan efek-efek. Selain itu, terjadi penurunan suku bunga yang menyebabkan menurunnya beban bunga perusahaan. Memasuki
tahun 2004, pada triwulan I nilai EPS mencapai Rp 102,49 meningkat 86,38 persen dibandingkan tahun 2003. Pada triwulan
selanjutnya nilai EPS terus meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan bersih
dan menurunnya beban bunga yang pada akhirnya mempengaruhi laba bersih perusahaan menjadi semakin tinggi.
Tabel 10. Earning Per Share EPS Bank Danamon 2003-2006 Earning Per Share
EPS dalam rupiah Periode
2003 2004 2005 2006 Maret 54,99 102,49
130,39 50,93 Juni 125,32
224,43 261,86
113,64 September 212,57 357,32 384,68 185,61
Desember 311,72 490,75 407,71 268,91 Sumber : Laporan Keuangan Bank Danamon
Memasuki triwulan I tahun 2005, terjadi peningkatan EPS dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 27,22 persen dan mencapai
nilai Rp 130,39 karena terjadi peningkatan laba bersih. Lalu pada semester I dan triwulan III terjadi peningkatan EPS yang disebabkan
oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya berupa laba atas penjualan efek-efek. Tetapi
pada triwulan IV tahun 2005, EPS mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama di tahun 2004, karena seiring
dengan meningkatnya suku bunga di pasar terjadi peningkatan beban bunga dan beban operasional lainnya yang membuat
pendapatan operasional bersih ikut menurun, sehingga mempengaruhi laba bersih yang ikut menurun sebesar 16,81 persen
dibandingkan tahun 2004, selain itu terjadi penambahan jumlah lembar saham yang beredar meningkat sebesar 13.928.000 lembar.
Tahun 2006, secara keseluruhan nilai EPS Bank Danamon lebih kecil dibandingkan tahun 2005 bahkan nilai EPS yang dicapai
tahun 2006 adalah nilai paling kecil selama periode penelitian. Pada triwulan I tahun 2006, terjadi penurunan laba bersih karena
meningkatnya beban operasional lainnya yaitu sebesar 138,17 persen dibandingkan tahun 2005 sehingga menyebabkan pendapatan
operasional bersih yang menurun dari tahun 2005. Penurunan tingkat EPS yang terjadi adalah sebesar 60,94 persen dari Rp.
130,39 pada tahun 2005 menjadi Rp. 50,93 di tahun 2006. Pada triwulan selanjutnya, nilai EPS perusahaan masih lebih kecil
dibandingkan tahun 2005, hal ini terjadi karena penurunan laba bersih perusahaan yang dipengaruhi oleh peningkatan beban
operasional lainnya rata-rata sebesar 85,44 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan bunga bersih yang
terjadi masih lebih kecil dibandingkan peningkatan beban operasional lainnya.
Tingkat EPS tertinggi Bank Danamon dicapai pada periode Desember 2004, hal ini karena laba bersih yang dicapai perusahaan
tinggi, sehingga akan menghasilkan laba yang besar pula bagi investornya, hal ini manggambarkan kinerja perusahaan yang baik,
sehingga mampu menciptakan laba yang besar bagi investornya. Sementara tingkat EPS terrendah terjadi pada periode Maret 2006,
hal ini terjadi karena terjadi penambahan jumlah saham yang beredar tanpa diimbangi dengan kenaikan laba bersih yang tinggi,
sehingga disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dalam menciptakan laba bersih terhadap modal yang dimiliki mengalami penurunan.
4.2.2. Economic Value Added EVA