Rasio Keuangan TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank

perusahaan itu didanai. Aktiva dalam neraca terdiri atas tiga kategori Keown, 2004 : 1. Aktiva Lancar Current Assets, 2. Aktiva Tetap atau Jangka Panjang Fixed Assets atau Long Term Assets, 3. Aktiva Lain Other Assets. Dalam melaporkan jumlah uang atas berbagai aktiva ini, berlaku praktik konvensional pelaporan nilai aktiva maupun dan kewajiban yang dilakukan atas dasar beban historis. Jadi neraca tidak dimaksudkan untuk menyajikan nilai pasar perusahaan, namun melaporkan transaksi berdasarkan beban historisnya. Menentukan nilai yang wajar dari perusahaan adalah masalah yang berbeda. Bagian lain dari neraca adalah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Sumber utama pendanaan adalah kewajiban serta ekuitas pemegang saham Keown, 2004.

2.4. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah sebuah alat utama untuk menganalisis keuangan sebuah perusahaan. Rasio keuangan terdiri dari perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan . Rasio keuangan merupakan hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam persentase maupun kali Riyadi, 2004. Rasio keuangan memberikan dua cara untuk membuat perbandingan dari data keuangan menjadi lebih berarti Keown, 2004: 1. Dapat meneliti rasio antar waktu untuk meneliti arah pergerakannya 2. Dapat membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain. Rasio keuangan dapat menstandarisasi informasi keuangan yang dapat dipakai sebagai alat pembandingan antar perusahaan dengan ukuran yang berbeda. Terdapat dua kelompok yang menganggap rasio keuangan berguna: 1. Terdiri dari para manajer yang menggunakannya untuk mengukur dan melacak kinerja perusahaan sepanjang waktu. Fokus utama dari analisis mereka sering berkaitan dengan berbagai ukuran profitabilitas yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari sudut pandang pemilik. 2. Pengguna rasio keuangan mencakup para analis yang merupakan pihak eksternal bagi perusahaan. Keunggulan dari rasio keuangan adalah rasio keuangan dapat membantu pihak-pihak yang terkait untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan, dan secara umum rasio keuangan dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Namun rasio keuangan bukan tanpa kelemahan, terdapat keterbatasan dari analisis rasio keuangan, yaitu Keown, 2004: 1. Terkadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri di mana perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dengan beberapa bidang usaha. 2. Rasio keuangan dapat menjadi terlalu tingi ataupun rendah. 3. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atas posisi keuangan perusahaan rata-rata dalam suatu industri. Itu tidak berarti suatu nilai rasio yang ideal atau terbaik. 4. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasinya. Jadi pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun saat laporan disiapkan. Rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas Kasmir, 2003. Rasio likuiditas bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank, rasio solvabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam menjalankan aktivitasnya, sedangkan rasio rentabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya. Sementara itu menurut Helfert dalam Pradhono 2004, pengukuran kinerja perusahaan bisa dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: 1. Earning Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk dalam kategori adalah earnings per share EPS, return on investment ROI, return on net assets RONA, return on capital employed ROCE dan return on equity ROE, dan lain-lain. 2. Cash Flow Measures, yang mendasarkan kinerja pada arus kas operasi operating cash flow. Termasuk dalam kategori ini adalah free cash flow, cash flow return on gross investment ROGI, cash flow return on investment CFROI, total shareholder return TSR dan total business return TBR. 3. Value Measures, yang mendasarkan kinerja pada nilai value based management. Termasuk dalam kategori ini adalah economic value added EVA, market value added MVA, cash value added CVA, dan shareholder value SHV. Dalam penelitian ini, rasio keuangan berupa earning measures yang digunakan adalah : 1. Return On Equity ROE ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kapital yang ada untuk mendapatkan net income Kasmir, 2003. ROE adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal modal inti bank, rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan manajer bank. Menurut Husnan 2004, rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.

2. Return On Assets ROA

ROA adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan Riyadi, 2004. Menurut Kasmir 2003, ROA merupakan pengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolaan asset. Menurut Husnan 2004, rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. 3. Earning per Share EPS Menurut Brigham dan Houston 2006, EPS merupakan perbandingan antara laba bersih terhadap saham biasa yang beredar, sehingga EPS menggambarkan laba per lembar saham yang diperoleh investor dari suatu perusahaan.

2.5. Metode Economic Value Added EVA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Bank Mandiri, Tbk

9 92 91

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) Pada Bank Central Asia, Tbk

1 4 200