ketersediaan dana yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan arus kas nasabah, sekaligus memaksimalkan tingkat pengembalian dari
dana yang mengendap.
10. Layanan Electronic Banking
Bank Danamon mempersembahkan Layanan Electronic Banking yang telah dikembangkan saat ini adalah : ATM, HP banking,
Danamon Access Centre , Danamon Auto Debet.
4.2. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum dapat diketahui melalui perbandingan antara dua pos keuangan yang sering disebut rasio
keuangan. Tingkat rasio keuangan dapat memberikan gambaran mengenai baik buruknya kondisi keuangan perusahaan. Selain pengukuran tradisional,
kita juga perlu mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menciptakan nilai tambah kekayaan bagi investor atau pemegang sahamnya. Selain itu,
pengukuran terhadap nilai tambah pasar yang telah diciptakan perusahaan bagi investornya pun perlu untuk dikaji lebih dalam, agar perusahaan
mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai dan apakah perusahaan sudah dapat memuaskan investornya.
4.2.1. Rasio Keuangan
Pada umumnya, salah satu pertimbangan penting dalam menilai kinerja perusahaan adalah dengan melihat tingkat keuntungan atau laba
yang berhasil dicapai perusahaan. Beberapa alat yang umumnya digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan dan juga sebagai
pencerminan dari tingkat kesejahteraan investornya adalah rasio keuangan yang berbasis pendekatan laba atau earning measures,
diantaranya adalah ROA, ROE, dan EPS.
1. Return On Equity ROE
Return On Equity ROE merupakan salah satu pengukuran
rasio keuangan yang berbasiskan laba. ROE dicerminkan melalui perbandingan antara laba bersih terhadap ekuitas. Semakin tinggi
nilai ROE, maka semakin baik pula kinerja perusahaan dalam menciptakan keuntungan atas modal yang diserahkan investor.
Tabel 8. Return On Equity ROE Bank Danamon 2003-2006 Return On Equity
ROE dalam persen Periode
2003 2004 2005 2006 Maret 24,80 34,40 34,20 11,4
Juni 26,50 35,20 34,30 12,70 September
29,60 37,80 33,20 14,10 Desember
31,40 38,60 24,20 15,10 Sumber : Laporan Keuangan Bank Danamon
Di tiap tahunnya, terjadi perubahan tingkat ROE yang berhasil dicapai perusahaan. Pada tahun 2003, ROE terrendah terjadi pada
triwulan pertama yaitu sebesar 24,8 persen sedangkan tertinggi dicapai pada triwulan akhir 2003 sebesar 31,4 persen. Peningkatan
ROE menandakan bahwa laba bersih yang dicapai perusahaan terus meningkat. Terjadi persentase peningkatan laba bersih yang lebih
besar daripada peningkatan modalnya, peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya pendapatan bunga bersihnya, selain itu nilai ROE
yang terus meningkat membuktikan perusahaan terus melakukan perbaikan kinerja guna mencapai tujuan yaitu meningkatkan
keuntungan dan memaksimalkan kesejahteraan investor. Pada triwulan I 2004 terjadi peningkatan karena dipengaruhi
oleh penurunan biaya pendanaan atau beban bunga sebesar 40,91 persen dari tahun 2003 yaitu Rp 980.677 menjadi Rp 579.467
dalam jutaan, sehingga mendorong peningkatan pendapatan bunga bersihnya yang merupakan komponen utama pendapatan perusahaan
yang berkontribusi dalam penciptaan laba bersihnya. ROE yang dicapai mengalami peningkatan sebesar 38,71 persen dibandingkan
tahun 2003. Pada semester I 2004 pun terjadi peningkatan laba bersihnya sebesar 79 persen dari periode yang sama tahun lalu,
karena meningkatnya pendapatan bunga bersih akibat penurunan beban bunga, sehingga ROE yang terbentuk meningkat sebesar
32,83 persen dari 26,5 persen pada tahun 2003 menjadi 35,2 persen. Lalu pada triwulan III 2004, peningkatan ROE sebesar 27,7 persen
dari tahun 2003 yang terjadi disebabkan oleh menurunnya beban bunga seiring dengan penurunan suku bunga di pasar. Dan pada
akhir triwulan 2004 terjadi peningkatan ROE sebesar 22,93 persen dari tahun 2003. Peningkatan ROE pada tahun 2004 dikarenakan
terjadi peningkatan pendapatan bunga. Memasuki tahun 2005, terjadi penurunan ROE pada triwulan I
sebesar 0,58 persen dari tahun sebelumnya karena peningkatan labanya lebih kecil daripada peningkatan modal rata-ratanya. Lalu
pada triwulan II terjadi pula penurunan ROE sebesar 2,56 persen dibandingkan Juni 2004 hal ini dikarenakan modal rata-rata yang
tinggi mencapai Rp 7.998.032 dalam jutaan, meningkat sebesar 22 persen. Tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan laba bersihnya
yang hanya sebesar 14,29 persen dibandingkan tahun lalu. Pada triwulan III 2005, tingkat ROE menjadi 33,2 persen yang masih
berada dibawah tingkat ROE tahun lalu. Pada akhir 2005, penurunan pun kembali terjadi karena pemakaian modal rata-rata
perusahaan meningkat lebih besar dari peningkatan laba bersihnya dibandingkan tahun lalu, terjadi penurunan ROE sebesar 37,31
persen. Ini menunjukkan terjadi penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas modal yang digunakan
dibandingkan tahun 2004. Setelah memasuki tahun 2006 terjadi trend penurunan ROE
dibandingkan tingkat ROE pada tahun-tahun sebelumnya, pada triwulan I terjadi penurunan yang disebabkan oleh peningkatan yang
signifikan pada modal rata-ratanya yaitu sebesar 250,26 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Sementara itu,
peningkatan laba bersihnya hanya sebesar 16,75 persen, hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan beban bunga sebesar 88,95
persen dibandingkan tahun lalu, dan terjadi peningkatan pada beban operasional sebesar 138,17 persen yang membuat pendapatan
operasional bersih menurun sebesar 47,72 persen dari Rp 1.052.951 tahun lalu menjadi Rp 550.435 dalam jutaan. Memasuki semester I
2006, penurunan ROE dibanding semester I tahun 2005 sebesar 62,97 persen dari 34,3 persen menjadi 12,7 persen di semester I, hal
ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih sebesar 23 persen, dan pemakaian modal ekuitas rata-rata yang menurun sebesar 45,17
persen dari tahun lalu. Triwulan III dan IV pada tahun 2006 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, masing-
masing sebesar 57,53 persen dan 37,6 persen. Hal ini menggambarkan penurunan kinerja perusahaan dalam menghasilkan
return bagi investornya jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. ROE tertinggi terjadi pada bulan Desember 2004, hal ini
didukung oleh laba yang merupakan laba tertinggi dalam periode penelitian sebesar Rp 4.847.798 dalam jutaan, dan peningkatan
laba bersihnya lebih besar dari peningkatan modal rata-ratanya. Lalu tingkat ROE terkecil terjadi pada bulan Maret 2006 karena
peningkatan laba bersihnya 16,75 persen jauh lebih kecil dari peningkatan modal rata-ratanya yang sebesar 250,26 persen dari
tahun 2005.
2. Return On Assets ROA