± 3.25 PERBEDAAN GALUR TERNAK DAN JENIS LEMAK PAKAN TERHADAP BAU DAGING ITIK

Kandungan lemak daging paha pada itik alabio lebih tinggi daripada itik cihateup dapat disebabkan oleh laju pertumbuhan dan bobot badan itik alabio lebih besar dibandingkan dengan itik cihateup. Hubungan antara besar bobot badan dengan kandungan lemak pada ternak diperlihatkan pula dalam penelitian Shahin dan Abd El Azeem 2006 yang melaporkan bahwa lemak nonkarkas lemak abdomen pada ayam broiler berkorelasi positif 0.48 dengan bobot hidupnya. Hal yang serupa dilaporkan pula oleh Zerehdaran dan van Arendonk 2006 yang menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara bobot hidup ayam broiler pada umur tujuh minggu dengan persentse lemak intramuskular 0.87, lemak kulit 0.17, dan lemak abdomen 0.13. Hasil analisis terhadap kandungan lemak pada hati Tabel 15 didapatkan bahwa kandungan lemak tersebut tidak dipengaruhi galur ternak tetapi oleh penggunaan lemak atau minyak di dalam ransum. Penggunaan minyak kelapa menyebabkan terjadi peningkatan yang signifikan P 0.05 pada lemak hati. Berbeda dengan hati, pada tunggir, kandungan lemaknya tidak saja dipengaruhi oleh penggunaan lemak dan minyak dalam ransum, tetapi juga dipengaruhi oleh galur ternak. Tabel 15 memperlihatkan bahwa itik alabio memiliki lemak tunggir yang lebih tinggi P 0.05 daripada itik cihateup. Kecuali minyak kedelai, penggunaan lemak sapi dan minyak kelapa meningkatkan lemak tunggir yang nyata P 0.05 dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Tingginya kandungan lemak pada tunggir dibandingkan dengan kandungan lemak pada daging, kulit ataupun hati, sangat erat hubungannya dengan terdapatnya kelenjar minyak pada tunggir, yang berfungsi penting dalam proses sintesis lemak, terutama lemak-lemak jenis lilin yang diperlukan untuk melindungi bulu itik agar tidak basah ketika berada di dalam air Stevens 1996. Meningkatnya kandungan lemak dalam daging paha, kulit, hati, dan tunggir yang disebabkan oleh penggunaan lemak sapi dan minyak kelapa, sangat terkait dengan sifatnya sebagai lemak jenuh yang dalam proses metabolismenya dalam tubuh cenderung menghasilkan deposisi lemak yang tinggi apabila dibandingkan dengan lemak tidak jenuh seperti minyak kedelai Thacker et al. 1994; Crespo dan Esteve-Garcia 2002. Tabel 15 Kandungan lemak pada hati dan tunggir itik alabio dan cihateup umur 10 minggu Galur ternak Variabel 1 Ransum 2 Alabio Cihateup Rataan Ko 20.25 ± 2.55 23.56 ± 1.00 21.91 ± 2.48 b LS 25.29 ± 0.28 23.65 ± 0.13 24.47 ± 0.96 ab MKd 22.52 ± 0.40 21.67 ± 0.62 22.09 ± 0.65 b Lemak hati gram MKp 31.41 ± 2.16 24.35 ± 5.08 27.88 ± 5.17 a Rataan

24.87 ± 4.64 23.31 ± 2.24

Ko 27.21 ± 3.85 24.42 ± 3.08 25.81 ± 3.27 b LS 36.85 ± 2.23 31.75± 2.69 34.29 ± 3.57 a MKd 32.29 ± 3.57 24.30 ± 3.62 28.29 ± 5.47 ab Lemak tunggir gram MKp 35.98 ± 2.05 28.93 ± 2.29 32.46 ± 4.44 a Rataan 33.08 ± 4.66

27.35 ± 4.05

1 Satuan pengukuran dalam gram per 100 gram bahan kering sampel. 2 Ko: ransum kontrol, LS: ransum lemak sapi, MKd: ransum minyak kedelai, MKp: ransum minyak kelapa. a-b Superskrip huruf dalam satu kolom yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata pada P 0.05. Berbeda sangat nyata pada taraf 1. Komposisi Asam-asam Lemak Tabel 16 dan Gambar 14 memperlihatkan bahwa penggunaan berbagai jenis sumber lemak dan sifatnya yang berbeda menyebabkan terjadinya perubahan dalam komposisi asam-asam lemak tubuh ternak. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Thacker et al. 1994 yang menyatakan bahwa jenis lemak yang ditambahkan ke dalam ransum mempunyai pengaruh yang nyata terhadap profil asam-asam lemak pada jaringanorgan ternak. Secara alami, tanpa pemberian lemak tambahan yang diwakili oleh perlakuan kontrol Ko, terlihat bahwa daging itik, baik dari galur alabio maupun cihateup, mengandung total asam-asam lemak tidak jenuh ALTJ, tunggal dan jamak hampir sekitar dua kali lebih tinggi daripada total asam-asam lemak jenuh ALJ. Rasio kandungan ALTJ terhadap ALJ seperti ini juga terdapat pada itik peking yang dilaporkan oleh Russell et al. 2003 bahwa perbandingan ALTJ terhadap ALJ pada daging bagian paha adalah 67.2 : 32.8 atau sekitar 2.05. Pada ransum kontrol juga terlihat bahwa, meskipun kedua galur sama-sama memiliki komponen ALTJ yang lebih tinggi daripada ALJ, tetapi berdasarkan nilai rasio, ALTJ pada itik alabio jauh lebih besar daripada ALJ-nya. Tabel 16 Komposisi asam-asam lemak bagian paha tanpa kulit itik alabio dan cihateup umur 10 minggu yang diberi berbagai jenis lemak pakan Komposisi Alabio Cihateup Jenis asam lemak KO LS MKd MKp KO LS MKd MKp Laurat C 12:0 0.29 0.24 2.25 15.95 - - 0.18 10.74 Miristat C 14:0 0.68 2.63 1.11 7.90 - 1.97 1.15 8.59 Palmitat C 16:0 21.22 21.87 26.61 22.22 24.83 20.70 27.50 27.65 Stearat C 18:0 7.81 21.14 3.87 4.71 11.64 20.88 3.99 7.43 Arakidat C 20:0 0.52 0.61 0.42 0.13 0.53 0.37 0.43 0.60 Total ALJ 30.52 46.49 34.26 50.91 36.99 43.92 33.25 55.02 Palmitoleat C 16:1 3.37 1.88 2.35 2.45 - 1.62 2.43 2.88 Oleat C 18:1 47.79 36.26 23.14 28.80 43.21 36.12 22.72 26.75 Linoleat C 18:2 14.48 11.90 28.69 14.37 16.43 11.44 29.65 12.08 Linolenat C 18:3 0.57 - 9.81 0.95 0.52 0.68 10.14 0.78 Arakidonat C 20:4 3.28 3.47 1.76 2.52 2.84 6.23 1.82 2.49 Total ALTJ 69.48 53.51 65.74 49.09 63.01 56.08 66.75 44.98 ALTJ ALJ 2.28 1.15 1.92 0.96 1.70 1.27 2.00 0.82 ALJ: asam lemak jenuh, ALTJ: asam lemak tidak jenuh, Ko: ransum kontrol, LS: ransum lemak sapi, MKd: ransum minyak kedelai, MKp: minyak kelapa. - : tidak terdeteksi Komponen asam lemak yang tampak berbeda pada kedua galur sebelum mendapat perlakuan yaitu asam lemak stearat. Itik cihateup memiliki asam lemak stearat yang lebih tinggi 11.64 daripada yang terdapat itik alabio 7.81. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa perbedaan galur ternak akan memberi pengaruh pula pada komposisi asam-asam lemaknya Rhee 1992. Pemakaian minyak kedelai sebagai sumber ALTJ tidak begitu mengubah rasio dari total ALTJ terhadap total ALJ; akan tetapi secara individu, pemberian minyak kedelai meningkatkan asam-asam lemak tertentu, seperti linoleat dan linolenat. Hasil ini sesuai dengan penelitian Fisher 1984 terhadap ayam broiler yang melaporkan bahwa komposisi asam-asam lemak tidak begitu berubah dengan pemberian minyak kedelai, kecuali terjadi peningkatan pada asam lemak linoleat C 18:2 . Dalam penelitian ini, kandungan linoleat C 18:2 meningkat 98 pada itik alabio dan 80 pada itik cihateup. Peningkatan yang mencolok terjadi pada komponen asam lemak linolenat yang hampir mencapai 20 kali lipat.