Kondisi Investasi Industri Manufaktur Indonesia

5.3 Kondisi Investasi Industri Manufaktur Indonesia

Selama enam tahun terakhir nilai total Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Rancana PMDN yang disetujui oleh pemerintah jika dilihat menurut sektor menunjukan bahwa sektor industri menjadi sektor unggulan bagi para investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya. Meskipun nilai investasi sektor industri berfluktuasi namun setiap tahunnya masih menempati urutan pertama. Oleh karena itu sebagian besar dana pembangunan oleh pemerintah dialokasikan untuk sektor tersebut. Pada Tabel 5.1 rencana PMDN yang disetujui pemerintah untuk sektor industri mencapai Rp 26.807,9 milyar atau meningkat sebesar 29,94 persen dengan nilai kontribusi sekitar 53,00 persen dari total PMDN. Tabel 5.1. Rencana Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN yang Disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Indonesia Tahun 2000-2005 Milyar Rupiah Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 4.137,8 1.378,1 1.153,7 1.929,1 1.847,9 4.494,1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 4,48 2,35 5,75 3,98 5,03 8,89 36,4 1.198,2 786,7 752,8 662,4 982,3 Pertambangan 0,04 2,04 3,11 1,55 1,80 1,94 83.059,5 43.966,6 15.853,5 40.442,7 20.631,6 26.807,9 Industri 89,96 74,93 62,76 83,41 56,15 53,00 1.992,8 1.489,0 3.117,7 2.022,0 1.885,1 2375,1 Angkutan 2,16 2,54 12,34 4,17 5,13 4,70 1.845,9 1.635,2 1.612,6 633,4 9.695,4 10.330,4 Listrik, perdagangan dan jasa 2,00 2,79 6,36 1,31 26,38 20,42 1.255,3 9.006,9 2.438,1 2.704,8 2.025,2 5.587,6 Lainnya 1,36 15,35 9,65 5,58 5,51 11,05 92.327,7 58.674,0 25.262,3 48.484,8 36.747,6 50.577,4 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BI, 2006 Catatan: Angka dalam kurung menunjukan persentase terhadap jumlah PMDN Investasi asing di Indonesia masih tergolong rendah. Keadaan ini disebabkan karena kondisi dalam negeri yang kurang mendukung untuk menarik minat investor asing. Hal ini disebabkan rendahnya SDM yang dimiliki Indonesia, sehingga tidak mampu menyerap teknologi yang ada. Para investor asing sangat berhati-hati dan selektif untuk melakukan investasi dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal ini terlihat dari rencana Penanaman Modal Asing PMA yang disetujui oleh pemerintah menunjukan pergerakan yang fluktuatif dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 Tabel 5.2. Tabel 5.2. Rencana Penanaman Modal Asing PMA yang Disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Indonesia Tahun 2000-2005 Juta US Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 443,3 391,7 458,9 178,9 329,7 606,0 Pertanian, kehutanan dan perikanan 2,60 2,60 4,71 1,35 3,21 4,67 2,4 118,7 49,2 17,8 66,3 775,9 Pertambangan 0,02 0,79 0,50 0,13 0,64 5,98 10.702,7 5.144,4 3.208,2 6.457,4 6.334,3 6.028,0 Industri 69,44 34,20 32,92 48,89 61,63 46,44 1.218,7 373,3 3.713,2 4.160,2 586,5 3.107,3 Angkutan 7,91 2,48 38,11 31,50 5,71 23,94 2.259,4 1.899,1 1.764,9 1.106,7 1.079,7 301,0 Listrik, perdagangan dan jasa 14,66 12,62 18,11 8,38 10,51 2,32 786,6 7.116,7 549,7 1.286,2 1.880,8 2.161,1 Lainnya 5,10 47,31 5,64 9,74 18,30 16,65 15.413,1 15.043,9 9.744,1 13.207,2 10.277,3 12.979,3 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BI, 2006 Catatan: Angka dalam kurung menunjukan persentase terhadap jumlah PMA Jika dilihat menurut sektor, rencana PMA banyak terserap di sektor industri. Pada tahun 2000 sektor industri mampu menyerap investor asing sebesar US 10.702,7 juta. Namun pada tahun 2001 sektor lainnya gabungan sektor bangunan, sektor perhotelan, dan sektor perumahan dan perkantoran menduduki peringkat pertama dengan nilai investasi sebesar US 7.116,7 juta. Pada tahun 2002 sektor industri kembali menempati posisis pertama dalam menarik para investor asing dengan nilai investasi senilai US 3.208,2 juta. Sampai tahun 2005 sektor industri masih menjadi sektor unggulan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya, dengan nilai investasi sebesar US 6.457,4 juta tahun 2003, US 6.334,3 juta tahun 2004 dan US 6.028,0 juta tahun 2005.

5.4 Kebijakan Industri di Indonesia