dan merebut pangsa pasar. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat hambatan masuk pasar adalah dengan mengukur skala ekonomis yang didekati
melalui output perusahaaan. Nilai output tersebut kemudian dibagi dengan output total industri. Perhitungan ini disebut sebagai Minimum Efficiency Scale MES.
………………….……... 3.4
4.2.2 Analisis Perilaku Industri
Perilaku industri dianalisis secara deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku perusahaan dalam industri manufaktur.
Perilaku industri menganalisis tingkah laku serta penerapan strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan
mengalahkan pesaingnya. Analisis ini sengaja dilakukan karena variabel yang mencerminkan perilaku sifatnya kualitatif yang sulit dikualitatifkan.
4.2.3 Analisis Kinerja Industri
Analisis kinerja industri dilakukan dengan menggunakan analisis PCM. PCM ini digunakan untuk menganalisis hubungan struktur pasar terhadap kinerja
perusahaan. Variabel endogen yang digunakan adalah proksi dari keuntungan industri yaitu PCM dan variabel eksogennya adalah rasio konsentrasi empat
perusahaan terbesar, nilai efisiensi-X, produktivitas, pertumbuhan nilai produksi, nilai ekspor dan nilai impor.
…. 3.5 Total
Output Terbesar
Perusahaan Output
MES =
it it
it it
it it
it it
IM EX
Growth od
XEF CR
PCM ε
β β
β β
β β
α +
+ +
+ +
+ +
=
6 5
4 3
2 4
1
Pr
dimana: PCM
it
= rasio keuntungan industri pada unit industri ke-i dan tahun ke-t CR
4it
= konsentrasi industri dari empat perusahaan terbesar pada unit industri ke-i dan tahun ke-t
XEF
it
= efisiensi-X pada unit industri ke-i dan tahun ke-t Prod
it
= produktivitas industri pada unit industri ke-i dan tahun ke-t rupiah Growth
it
= pertumbuhan nilai produksi pada unit industri ke-i dan tahun ke-t EX
it
= nilai komoditi yang diekspor pada unit industri ke-i dan tahun ke-t rupiah
IM
it
= nilai komoditi yang diimpor pada unit industri ke-i dan tahun ke-t rupiah
α = intersep
βn = slope masing-masing peubah bebas independen
ε
it
= errrorsimpangan pada unit industri ke-i dan tahun ke-t Penggunaan variabel PCM sebagai proksi dari keuntungan telah dilakukan
oleh Sentosa 2005, PCM merupakan salah satu indikator kinerja yang digunakan sebagai perkiraan kasar dari keuntungan industri. PCM dalam penelitian ini
digunakan dengan menggunakan proksi nilai tambah yang diperoleh. Artinya semakin tinggi nilai tambah maka semakin efisien kinerja industri tersebut dalam
rangka meminimumkan biaya sehingga keuntungan industri semakin besar. PCM juga didefinisikan sebagai persentase keuntungan dari kelebihan penerimaan atas
biaya langsung, PCM dapat dirumuskan sebagai berikut: ..…………………….……. 3.6
output Nilai
total Upah
tambah Nilai
PCM −
=
Tingkat konsentrasi dalam model persamaan diukur dengan rasio konsentrasi. Rasio konsentrasi yang digunakan menunjukan besarnya kontribusi
nilai penjualan output perusahaan terbesar terhadap total nilai produksi industri. Formulasi dari rasio konsentrasi dapat dilihat pada persamaan 3.2.
Efisiensi dan produktivitas sebagai variabel independen yang mempengaruhi PCM didasarkan pada penelitian Puspasari 2006, variabel-
variabel ini dimasukan karena kinerja yang tinggi dapat disebabkan oleh adanya efisiensi dan banyaknya output yang dihasilkan. Efisiensi menunjukan
perbandingan antara nilai tambah dan nilai input yang diperoleh, sedangkan produktivitas mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
output pada periode waktu tertentu. Efisiensi dan Produktivitas dapat ditulis dalam persamaan berikut:
…………………..…… 3.7 …………………..…… 3.8
4.2.4 Analisis Panel Data