Pertumbuhan Tingkat Produksi Industri Manufaktur Indonesia Perkembangan Nilai Ekspor Industri Manufaktur Indonesia

pemerintah Indonesia mengubah orientasi kebijakan industrialisasinya dari substitusi impor ke promosi ekspor. Proses industrialisasi di Indonesia sejak 1985 terkesan cepat. Laju pertumbuhan output disektor industri manufaktur mulai menurun sejak tahun 1993, empat tahun sebelum krisis ekonomi. Proses industrialisasi yang cepat tersebut ternyata tidak membuat sektor industri manufaktur nasional berkembang dengan baik. Hal ini terlihat jelas pada saat terjadinya krisis ekonomi. Pada tahun 1998, sektor industri manufaktur mengalami pertumbuhan negatif sekitar 12 persen. Penyebab utamanya adalah tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap impor barang modal, input perantara, bahan baku dan juga terhadap utang luar negeri. Pada saat nilai tukar rupiah mengalami depresiasi yang besar terhadap dolar AS, banyak perusahaan manufaktur di dalam negeri terpaksa harus mengurangi volume produksi atau sama sekali menghentikan kegiatan produksi mereka.

5.2 Perkembangan Industri Manufaktur Indonesia

5.2.1 Pertumbuhan Tingkat Produksi Industri Manufaktur Indonesia

Terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 yang berkelanjutan menjadi krisis ekonomi, berdampak negatif terhadap hampir semua sektor perekonomian, termasuk pada sektor industri. Hal ini berakibat pula pada pertumbuhan produksi sektor industri yang semakin menurun. Menurut BPS 2002, pada tahun 1998 pertumbuhan produksi mengalami titik terendah, kemudian sejak tahun 1999 sampai tahun 2000 mulai menunjukan indikasi kearah perbaikan meskipun sebenarnya pertumbuhan tingkat produksi masih di bawah tingkat produksi sebelum terjadinya krisis ekonomi. Pertumbuhan rata-rata nilai produksi industri manufaktur selama periode 2000-2004 sebesar 25,55 pesen per tahun. Rata-rata pertumbuhan nilai produksi setiap tahun selama periode tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1. Peningkatan produksi dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan produk industri terutama permintaan dari dalam negeri yang diduga menjadi penyebab kenaikan usaha industri. Peningkatan tersebut menandakan ada optimisme yang cukup baik bagi dunia industri di Indonesia untuk pembangunan nasional. Sementara pada tahun 2003 angka rata-rata pertumbuhan menurun. Hal ini disebabkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak pada tahun 2003 yang menyebabkan angka pertumbuhannya menurun sebesar 2,09 persen Lampiran 2. Sumber: BPS, 2000-2004 diolah Gambar 5.1. Pertumbuhan Rata-rata Nilai Produksi Industri Manufaktur Indonesia Tahun 2000-2004

5.2.2 Perkembangan Nilai Ekspor Industri Manufaktur Indonesia

Pada Gambar 5.2 perkembangan nilai ekspor Indonesia selama periode 2000-2004 mengalami fluktuasi. Rata-rata nilai ekspor industri manufaktur selama periode tersebut tercatat sebesar Rp 18,7 milyar. Selama tahun 2000 sampai tahun 5 10 15 20 25 30 35 40 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun N ila i p e rs e n 2003 rata-rata nilai ekpor industri manufakur mengalami penurunan. Penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan tingkat produksi pada industri manufaktur yang disebabkan oleh biaya penggunaan nilai input lebih besar dari tingkat produksinya. Namun pada tahun 2004 kegiatan ekspor industri manufaktur di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan nilai rata-rata tersebut tercatat sebesar Rp 21,8 milyar Lampiran 5. Sumber: BPS, 2000-2004 diolah Gambar 5.2. Perkembangan Nilai Rata-rata Ekspor Industri Manufaktur Indonesia Tahun 2000-2004

5.2.3 Perkembangan Nilai Impor Industri Manufaktur Indonesia