Pembelajaran Kimia Kompetensi Redoks

Langkah-langkah menggunakan Snowball Throwing Widodo 2008 sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang berkaitan dengan yang akan disajikan 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua untuk memberikan penjelasan tentang kompetensi yang berkaitan dengan 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan kompetensi yang berkaitan dengan yang disampaikan oleh guru kepada temannya 4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut kompetensi yang berkaitan dengan yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit 6. Setelah siswa dapat satu bala satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian 7. Evaluasi 8. Penutupan

2.5 Pembelajaran Kimia Kompetensi Redoks

Reaksi redoks yaitu reaksi reduksi dan oksidasi yang terjadi secara bersamaan. Ada 3 konsep redoks : a. Berdasarkan Pengikatanoksigen Reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengikat oksigen, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang melepaskan oksigen. Contoh: reaksi oksidasi : Cs + O 2g → CO 2 g reaksi reduksi : Fe 2 O 3 s + 3COg → 2Fes + 3CO 2 g b. Konsep serah terima elektron Reaksi oksidasi adalah reakasi pelepasan elektron, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron. Contoh: reaksi oksidasi : Nas → Na + aq + e - reaksi reduksi : Ss + 2e - → S 2- aq c. Konsep perubahan bilangan bilangan oksidasi Bilangan Oksidasi adalah muatan positif atau negatif yang terdapat pada atom. Aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut: a. Unsur bebas, memiliki bilangan oksidasi = 0 Contoh: H 2 , Br 2 , memiliki bilangan oksidasi = 0 b. Oksigen Dalam senyawa, oksigen memiliki bilangan oksidasi = –2, kecuali: 1. Dalam peroksida H 2 O 2 bilangan oksidasi O = –1 2. Dalam superoksida H 2 O 4 bilangan oksidasi O =-1 2 3. Dalam OF 2 bilangan oksidasi O = +2 c. Hidrogen Dalam senyawa, bilangan oksidasi H = +1 Contoh: dalam H 2 O, bilangan oksidasi H = 1 Dalam hibrida, bilangan oksidasi H = –1 d. Unsur golongan IA Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IA = +1 Contoh: Na, K memiliki bilangan oksidasi = +1 e. Unsur golongan IIA Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IIA = +2 Contoh: Ba, Mg, memiliki bilangan oksidasi = +2 f. Bilangan oksidasi molekul = 0 g. Bilangan oksidasi ion = muatan ion Contoh: Al 3+ memiliki bilangan oksidasi = +3 h. Unsur Halogen F bilangan oksidasi = 0, -1 Cl bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +3, +5, +7 Br bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7 I bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7 Reaksi oksidasi adalah reaksi pertambahan bilangan oksidasi reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi contoh: Zn + CuSO 4  ZnSO 4 + Cu B.O Zn=0 B.O Cu= +2 B.O Zn= +2 B.O Cu=0 oksidasi Tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi memiliki ketentuan sebagai berikut. a. Senyawa biner tersusun atas dua macam unsur, baik logam dan nonlogam maupun kedua unsur-unsurnya nonlogam, nama logam didahulukan diikuti senyawa nonlogam yang diberi akhiran –ida. Contoh: NaCl : natrium klorida MgO : magnesium oksida b. Senyawa biner yang mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi maka bilangan oksidasi unsur tersebut ditulis dengan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung di belakang nama unsurnya. FeO : besiII oksida Fe 2 O 3 : besiIII oksida c. Senyawa ionik diberi nama dengan cara menyebutkan nama kation diikuti nama anion. Jika anion terdiri dari beberapa atom dan mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu macam bilangan oksidasi, nama anion tersebut diberi imbuhan hipo-it, -it, -at, atau per-at sesuai dengan jumlah bilangan oksidasi. Contoh: Na 2 CO 3 : natrium karbonat KCrO 4 : kalium kromat K 2 Cr 2 O 7 : kalium dikromat HClO 4 : asam perklorat bilangan oksidasi Cl=+7

2.6 Pembelajaran Kimia model pembelajaran Kooperatif TPS Think Pair

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH YANG DIPADUKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 3 21