hasil baik berupa angka atau huruf maupun tindakannya yang merupakan hasil pengalaman dalam periode tertentu. Dalam pemberian nilai sebagai tolak ukur
keberhasilan siswa hendaknya menyangkut tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, psikomotorik sehingga hasilnya merupakan perwujudan hasil belajar yang
sebenarnya. Hasil belajar yang sebenarnya adalah kompleksisitas yang menyangkut berbagai pola tingkah laku sebagai hasil belajar.
2.3 Model pembelajaran kooperatif TPS Think-Pair-Share
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah TPS Think-Pair-Share. TPS Think-Pair-Shareadalah sebuah strategi yang menumbuhkan partisipasi
siswa di kelas. Siswa diajarkan menggunakan responsnya untuk menjawab pertanyaan.
Komponen-komponen TPS Think-Pair-Share: 1. Siswa mendengarkan ketika guru memberi pertanyaan.
2. Siswa diberi waktu berpikir untuk menjawab 3. Siswa kadang-kadang member isyarat untuk berpasangan dengan teman
sebangkunya dan berdiskusi menjawab pertanyaan. 4. Akhirnya, siswa berbagi jawaban di grupnya.
Manfaat TPS Think-Pair-Share bagi siswa adalah siswa mempunyai waktu berpikir sendiri menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan dijawab dan
didiskusikan di depan kelas. Mereka berlatih mental untuk menjawab dan kadang- kadang berdebat dengan siswa lainnya. Sebelum di presentasikan di depan kelas.
Semua siswa mempunyai kesempatan berbagi pikran dengan siswa lainnya,
dengan demikian menambah pengetahuannya.TPS Think-Pair-Share adalah model pembelajaran kooperatif dan manfaat untuk siswa seperti dalam menerima
kompetensi yang berkaitan dengan, dukungan kerabat, prestasi, penghargaan diri. Model pembelajaran kooperatif memiliki efek yang positif.
Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas Maryland yang mampu mengubah
asumsi bahwa resitas dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelas secara keseluruhan. Pembelajaran Think-Pair-Share mempunyai struktur yang sederhana
sebagai salah satu dasa r dari perkembangan “kelas kooperatif”.
Model Think-Pair-Share memberi waktu kepada para siswa untuk berfikir dan merespons serta saling membantu yang lain Triyanto 2007: 61. Sebagai
contoh, seorang guru memberikan latihan soal pada siswa. Selanjutnya, guru meminta para siswa untuk memikirkan secara lebih serius mengenai soal-soal
tersebut. Kemudian, siswa diajak untuk mendiskusikan jawaban soal teesebut sewcara berpasangan. Dari hasil diskusi dengan pasangannya akan diperoleh suatu
kesimpulan yang akan dikemukakan dan didiskusikan kembali dengan kelompok yang lebih besar dalam hal ini adalah teman-teman dalam 1 kelas. Pelaksanaan
pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-langkah yang sederhana. Meskipun demikian langkah sederhana tersebut harus diperhatikan terutama
menghindari kesalahan dalam kerja kelompok. Langkah-langkah dalam Model Think-Pair-Share dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Langkah I : Berpikir Thinking
Guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu 1 menit berpikir sendiri menyelesaikan pertanyaan tersebut.
b. Langkah II : Berpasangan Pairing
Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban
bersama, jika suatu pertanyaan telah diajukan penyampaian ide bersama jika suatu pertanyaan khusus telah diidentifikasikan. Biasanya guru
mengizinkan berdiskusi selama 5 menit. c.
Langkah III : Berbagi Sharing Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah dibicarakan dengan pasangannya. Pada langkah ini akan menjadi
efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke yang pasangan lain, sehingga ¼ atau ½ dari pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk
melapor. Langkah-langkah alur pembelajaran model Think-Pair-Share sebagai
berikut: Langkah I : Guru menyampaikan pertanyaan.
Aktivitas : Guru melakukan apersepsi menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan kompetensi
yang berkaitan dengan yang disampaikan.
Langkah II : Siswa berpikir secara individual. Aktivitas : Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan oleh guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa
untuk menuliskan hasil pemikiran masing-masing. Langkah III : Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing
dengan pasangannya. Aktivitas : Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberi
kesempatan untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan. Guru memberikan motivasi
kepada siswa untuk aktif dalam kerja kelompok. Langkah IV: Siswa berbagi jawaban mereka pada seluruh kelas
Aktivitas : Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individu dan kelompok di depan kelas.
Langkah V : Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan Aktivitas : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap hasil pemecahan masalah yang telah didiskusikan.
2.4 Snowball Throwing