66
2 Kemampuan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran
87 94 90.38
2 180.75
Jumlah 3 271.5
Performansi Guru 90.5
Kriteria A
Tabel 4.6 menampilkan performansi guru pada pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan
yang signifikan dari siklus I. Perolehan nilai pada pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran atau APKG I pada siklus I 76.88, sedangkan pada siklus II 90.75.
Peningkatan terjadi pada rencana pelaksanaan pembelajaran 13 point dari siklus I. Perolehan nilai pada pelaksanaan pembelajaran atau APKG 2 pada siklus I 76.50,
sedangkan pada siklus II 90,38. Peningkatan terjadi pada pelaksanaan pembelajaran 13,88 point dari siklus I.
Perolehan nilai RPP dan pelaksanaan pembelajaran dapat dijadikan nilai performansi guru. Nilai performansi guru merupakan gabungan antara nilai
APKG 1 dan APKG 2. Perolehan nilai performansi guru pada silkus I adalah 76,63, sedangkan pada siklus II 90,5. Peningkatan terjadi pada performansi guru
pada siklus II yakni 13,87. Perolehan nilai performansi guru siklus II sebesar 90,5 sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sebesar
≥ 80.
4.1.2.3 Refleksi
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi globalisasi pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan yang memuaskan bagi
peneliti. Hal ini disebabkan dari perolehan hasil tes dan nontes yang kurang maksimal.
67
Berdasarkan hasil tes siklus II yang diperoleh siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Terdapat peningkatan yang
signifikan dari rata-rata hasil belajar siswa siklus I 70,93 pada siklus II perolehanan rata-rata hasil belajar siklus II yaitu sebesar 80,19. Hasil tersebut
menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan 9,26 point dari siklus I. Perolehan rata-rata hasil belajar siklus II sudah mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar 70. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 70 adalah nilai KKM SD Negeri 04 Pegundan Petarukan
untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas IV. Peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus II 96, perolehan nilai
≥ 70 didapatkan 26 siswa. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 70 dinyatakan belum tuntas belajar
sebanyak 1 siswa atau sekitar 4. Jika melihat indikator keberhasilan maka ketuntasan ketuntasan klasikal sudah tercukupi yaitu sebesar 70 siswa
dinyatakan tuntas belajar. Selain hasil tes dalam pembelajaran ini juga diperoleh hasil nontes. Hasil
nontes meliputi hasil observasi aktivitas belajar siswa dan hasil observasi guru. Persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
siklus II sebesar 82,89. Hasil observasi performansi peneliti memperoleh nilai 90,5. Perolehan nilai ini menunjukkan adaya ketercapaian indikator keberhasilan
pada aktivitas belajar siswa ≥ 70 dan performansi guru minimal 80.
Perbaikan tindakan yang sudah dilakukan oleh peneliti ternyata dapat menigkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar siswa
70,93 dapat meningkat menjadi 80,19 pada siklus II. Kenaikan ini menunjukkan
68
bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil yang diperoleh pada siklus II diperoleh karena peneliti sudah membiasakan anak untuk bertanya kepada guru dan menanggapi pendapat
yang disampaikan oleh pasangan lain. Selain itu juga pemberian penghargaan dari guru mendorong siswa lebih aktif lagi berpendapat dan bertanya selama proses
pembelajaran, pembimbingan pada tiap pasangan agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya. Anggota kelompok yang belum memahami materi
yang disampaikan oleh guru, dapat dijelaskan oleh teman pasangnya. Perbaikan pada peneliti sendiri, dilakukan dengan cara menerapkan secara maksimal
langkah-langkah pembelajaran yang sudah disiapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
4.1.2.4 Revisi