Refleksi Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I .1 Paparan Hasil Belajar Siswa

58 cara pengorganisasian siswa agar dapat berpatisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Perolehan nilai pada pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah 76.88. Hasil observasi oleh teman guru, pada pelaksanaan pembelajaran APKG 2 memperoleh nilai 76.50. Perolehan nilai ini menunjukkan bahwa kemampuan peneliti dalam menyampaikan materi globalisasi masih kurang baik. Perolehan nilai RPP dan pelaksanaan pembelajaran dapat dijadikan nilai performansi guru. Nilai performansi guru merupakan gabungan antara nilai APKG 1 dan APKG 2. Sehingga perolehan nilai performansi guru pada silkus I adalah 76,63. Hasil observasi nilai performansi guru ini belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sebesar ≥ 80.

4.1.1.3 Refleksi

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi globalisasi pada siklus I belum menunjukkan adanya keberhasilan yang memuaskan bagi peneliti. Hal ini disebabkan dari perolehan hasil tes dan nontes yang kurang maksimal. Berdasarkan hasil tes siklus I yang diperoleh siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu sebesar 70,93. Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar 70. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 70 adalah nilai KKM SD Negeri 04 Pegundan Petarukan untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas IV. Siswa yang mendapatkan nilai 70 dinyatakan 59 belum tuntas belajar sebanyak 10 siswa atau sekitar 37. Siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 dinyatakan tuntas belajar sebanyak 17 siswa atau 63. Jika melihat indikator keberhasilan maka ketuntasan ketuntasan klasikal belum tercukupi yaitu sebesar 70 siswa dinyatakan tuntas belajar. Sedangkan pada siklus I ketuntasan klasikal 63. Sehingga kurang dari indikator yang ditentukan. Selain hasil tes dalam pembelajaran ini juga diperoleh hasil nontes. Hasil nontes meliputi hasil observasi aktivitas belajar siswa dan hasil observasi guru. Adapun indikator persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa yakni 70 sedangkan hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran sebesar 68,13, sehingga indikator yang ditentukan belum tercapai . Pada hasil observasi aktivitas siswa siklus I secara menyeluruh sudah cukup baik. Hanya saja pada berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada aspek keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru kurang baik yakni 66,20 . Selain itu, dalam kerjasama siswa pada saat kerja berpasangan masih kurang yakni 64,82. Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran peneliti memperoleh nilai performansi guru sebesar 76,63, sehingga dari perolehan tersebut belum mencapai ketentuan keberhasilan yakni ≥ 80. Paparan hasil observasi di atas masih kurang dari kriteria yang ditetapkan. Hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan selama proses pembelajaran baik dari faktor siswa maupun dari guru. Hambatan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran globalisasi adalah belum terbiasanya siswa menerima suasana belajar dari penerapan model kooperatif tipe TPS. 60 Perubahan suasana belajar menimbulkan siswa tidak fokus pada materi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran masih ada indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh hasil kurang baik yaitu aspek keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru kurang baik dan kerjasama siswa pada saat kerja berpasangan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak terbiasa aktif dalam pembelajaran. Pengerjakan soal Lembar Kerja Siswa LKS, Pada saat mengerjakan LKS, masih didominasi oleh siswa yang pandai pada masing-masing kelompok. Siswa-siswi yang kurang pandai cenderung pasif dan tidak mau mengambil peran dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan kurangnya kerja sama siswa dalam kelompok. Siswa masih beranggapan bahwa setiap mengerjakan soal harus dikerjakan sendiri dengan cepat dan tepat, maka siswa tersebut akan memperoleh nilai yang tinggi. Keterbatasan waktu pelajaran sehingga tidak semua kelompok berpasangan dapat mempresentasikan hasil kerja berpasangan di depan kelas. Adapun hambatan dari penelitian sendiri adalah masih kurangnya kemampuan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

4.1.1.4 Revisi

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 METRO PUSAT

0 3 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 PEGIRINGAN KABUPATEN PEMALANG

0 20 228

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR AND SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERISTIWA KENAMPAKAN ALAM KELAS IV SDN PENGGUNG.

0 1 35

Penerapan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

0 0 1

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Palu | Aisyah | Jurnal Kreatif Tadulako Online 6126 20301 1 PB

0 0 9