Hakikat Pendidikan dan Pembelajaran

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1. Hakikat Pendidikan dan Pembelajaran

Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan sebagai bekal dalam menghadapi tantangan jaman. Pemerintah telah menggalakkan program wajib belajar sembilan tahun sebagai salah satu wujud perhatian pemerintah terhadap pendidikan. Pendidikan telah diatur dalam Undang-Undang Dasar RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara UU No. 20 Th 2003, 2003: 2 . Pendidikan berlangsung secara sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Pendidikan juga diartikan sebagai bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat kedewasaan Munib, 2009: 34. Pendidikan dalam arti sempit mengandung makna perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Sedangkan pendidikan dalam arti luas mengandung makna sebagai sebuah proses dengan metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan Syah, 2004: 10. Melalui pendidikan, tentu akan terjadi proses pembelajaran yang dapat membina peserta didik sesuai dengan tujuan yang diinginkan seperti yang tercantum pada Undang-Undang Dasar RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Proses pembelajaran tersebut bisa didapatkan melalui pendidikan, baik itu pendidikan formal, informal maupun nonformal. Pendidikan formal seperti pendidikan yang didapatkan disekolah-sekolah, bersifat resmi dengan adanya sebuah aturan yang telah disusun dan harus dipatuhi. Sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang juga mempunyai aturan namun bersifat lebih luwes dan fleksibel dibandingkan dengan pendidikan formal. Pendidikan informal didapatkan melalui bimbingan belajar atau kursus. Berbeda dengan pendidikan nonformal yang tidak terikat aturan apapun serta tidak bersifat resmi, seperti pendidikan di keluarga maupun masyarakat. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi transfer yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya Trianto, 2011: 17. Menurut Winataputra 2008: 1.18, pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Pembelajaran yang sistematis dan sistemik dapat diartikan sebagai suatu proses yang tersusun rapi dan jelas mengikuti suatu aturan yang telah ditetapkan. Upaya pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan sistemik ini dapat memberikan fasilitas siswa dalam belajar sesuai dengan urutan yang diharapkan agar siswa tidak keluar dari jalur belajarnya. Menurut Dimyati 2008: 157 pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga pembelajaran tidak semata mengejar pemerolehan pengetahuan pada siswa tetapi juga untuk memberikan keterampilan dan sikap yang dapat membentuk jati diri siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran Rusman, 2011: 1. Dari pendapat tersebut, menunjukkan bahwa pembelajaran sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk memperoleh ilmu, pengetahuan, penguasaan kemahiran dan perilaku, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan pemerolehans pengetahuan saja tetapi juga nilai-nilai, sikap dan perilaku yang dapat diterapkan pada lingkungan. Pembelajaran yang optimal dapat mendukung efektifitas pendidikan, karena di dalam pendidikan terjadi proses pembelajaran.

2.1.2. Hakikat Belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE BERBANTUAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02 SEMARANG

0 5 363

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 8 248

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODELING THE WAY DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 SEMARANG

1 32 229

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI PENDEKATAN SAVI DENGAN MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS IVA SDN PETOMPON 02 SEMARANG

0 5 258

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN02 SEMARANG

0 4 399

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01 SEMARANG

0 20 237

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KANDRI 01

15 135 234

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BERAKSARA JAWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS VA SDN BENDAN NGISOR SEMARANG

2 58 310

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PETUNJUK BERBAHASA JAWA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 8 225

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS VB SDN PETOMPON 01

0 0 60