2.1.6. Hakikat Bahasa dan Bahasa Jawa
Secara universal, pengertian bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran Santosa, 2007: 1.2. Dengan ujaran inilah manusia
mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berwujud maupun yang kasat mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang. Ujaran
manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang manusia atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa.
Berdasarkan pengertian bahasa tersebut, dapat dijelaskan bahwa bahasa adalah lambang bunyi yang digunakan sebagai alat untuk bertukar informasi, alat
interaksi dengan seseorang, alat belajar untuk mengungkapkan gagasan ataupun imajinasi yang akan mengendalikan perilaku seseorang. Bahasa juga sebagai alat
komunikasi antar orang untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya sehingga pendengar mengerti maksud dari pembicara.
Bahasa Jawa merupakan salah satu dari banyak bahasa yang ada. Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa di Jawa Tengah,
Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal di beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota
Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan pantai utara.
2.1.7. Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar
Pembelajaran bahasa Jawa sudah mulai dikenalkan sejak bangku sekolah dasar. Menurut kurikulum mata pelajaran bahasa Jawa 2010, standar kompetensi
mata pelajaran bahasa Jawa kelas 1 sampai dengan kelas 6 SD mengarah pada
pemenuhan empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kurikulum tersebut disusun dengan mengacu pada
karakteristik peserta didik serta mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa, sastra dan budaya Jawa
adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap tingkat dansemester untuk mata pelajaran bahasa, sastra dan budaya Jawa. Standar kompetensi di sini terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan
baku yang harus dicapai dan berlaku dalam wilayah muatan lokal mata pelajaran bahasa, sastra dan budaya Jawa.
Dalam kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa, bahwa standar kompetensi mata pelajaran bahasa, sastra dan
budaya Jawa terdiri atas kompetensi berbahasa dan bersastra dalam kerangka budaya Jawa. Kompetensi berbahasa dan bersastra diarahkan agar siswa terampil
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kompetensi berbahasa dan bersastra terbagi dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Mata pelajaran bahasa Jawa mempunyai fungsi sebagai: 1 alat komunikasi, 2 kebudayaan, dan 3 perorangan. Fungsi
komunikasi terkait dengan upaya agar siswa dapat menggunakan bahasa Jawa secara baik dan benar untuk kepentingan alat perhubungan dalam keluarga dan
masyarakat. Fungsi kebudayaan terkait dengan pemerolehan nilai-nilai budaya muatan lokal untuk keperluan pembentukan kepribadian dan identitas bangsa.
Fungsi perorangan terkait fungsi instrumental, khayalan, dan informatif Wibawa
dalam Rohmadi, 2011: 11-16. Muatan lokal mata pelajaran bahasa, sastra dan budaya Jawa diharapkan
dapat lebih mengangkat nilai adiluhung yang ada dalam tata kehidupan Jawa, seperti toleransi, kasih sayang, gotong royong, andhap asor, kemanusiaan, nilai
hormat, dan tahu berterimakasih. Di samping itu, mata pelajaran bahasa, sastra dan budaya Jawa diharapkan dapat mengangkat kembali nilai-nilai kearifan lokal.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran bahasa Jawa di SD merupakan pembelajaran berbahasa dan bersastra Jawa yang
mencakup empat aspek berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pelaksanaan pembelajaran, keempat aspek tersebut tidak terpisah
satu sama lain, tetapi dilaksanakan secara terpadu.
2.1.8. Keterampilan Menulis