546 Sulteng GPDRBKBSt?. Bahkan dalam persamaan tersebut, koefisien
elastisitas dari peubah penjelas tersebut GPSSPAMTNKBSt? merupakan koefisien elastisitas terbesar. Hal ini juga terjadi dalam persamaan MO.74 di
mana koefisien elastisitas pertumbuhan PDRB kakao biji Sulteng GPDRBKBSt? merupakan koefisien elastisitas terbesar.
Sama dengan pengaruh pertumbuhan PDRB kakao biji Sulteng GPDRBKBSt?, pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt?,
juga berpengaruh positif, dan nyata secara statistik.Ini diindikasikan oleh nilai dugaan parameter dari peubah penjelas tersebut yang bertanda positif, sesuai
harapan, dan nyata secara statistik. Hal ini mengartikan bahwa pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt? menarik pertumbuhan PDRB
subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?. Tarikan tersebut tidak saja berlangsung dalam jangka pendek, tetapi juga dalam
jangka panjang, meskipun kekuatan tarikan tersebut berkurang dalam jangka panjang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 yang bertanda negatif,
meskipun sangat nyata secara statistik. AR1
dan AR4 bertanda negatif, tidak sesuai harapan, namun sangat nyata secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek,
pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt? cenderung menurun. Sementara itu, koefisien tahun
meskipun bertanda positif, sesuai harapan, namun tidak nyata secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka panjang, pertumbuhan PDRB asal
subsektor tersebut cenderung konstan.
N. Persamaan MO.75, Persamaan Pertumbuhan Subsektor Perdagangan
Sulteng
Peubah pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt? diintroduksikan sebagai peubah penjelas kunci
dalam persamaan MO.75. Selain itu, 8 peubah penjelas lainnya diintroduksikan ke dalam persamaan tersebut
547 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai adj-R
2
adalah sebesar 0,7774, dan nyata secara statistik, sebagaimana diindikasikan oleh probabilitas F stat
bernilai 0,0000. Ini mengartikan bahwa 77,74 persen variasi keseluruhan dari peubah penjelas tersebut dapat menerangkan variasi peubah respon. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa persamaan MO.75 memiliki kemampuan prediksi yang tinggi. Kemampuan tersebut didukung oleh nilai DW-stat dan
Durbin h stat yang mengindikasikan tidak adanya otokorelasi dalam persamaan
tersebut. Dari 9 peubah yang diintroduksikan ke dalam persamaan MO.75, lebih
dari separuh 5 peubah bertanda sesuai harapan. Peubah penjelas kunci GPSSPAMTNKBSt? memiliki nilai dugaan parameter bertanda positif, sesuai
harapan, dan nyata secara statistik. Hal ini mengartikan bahwa pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?
mampu mendorong tingkat pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt?. Sayangnya, dorongan tersebut hanya berlangsung dalam
jangka pendek, dan tidak terjadi dalam jangka panjang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 yang meskipun bertanda positif, sesuai
harapan, namun tidak nyata secara statistik. Hasil analisis di atas konsisten dengan pertama, hasil analisis dalam
persamaan sebelumnya yang menunjukkan bahwa pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt? menarik tingkat pertumbuhan PDRB
subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?. Tarikan tersebut berlangsung hingga dalam jangka panjang. Jadi, hal tersebut
tidak seperti dorongan GPSSPAMTNKBSt? terhadap GSSPERDSt? yang hanya berlangsung dalam jangka pendek. Kedua, hasil analisis persamaan
MO.68 yang menunjukkan bahwa di tingkat kabupaten pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji kabupaten GPSSPAMTNKBKit?
juga mampu mendorong secara nyata pertumbuhan subsektor perdagangan kabupaten GSSPERDKit?.
548 Sama seperti pengaruh peubah penjelas kunci yang telah dipaparkan di
atas, pertumbuhan ekonomi kabupaten berpengaruh positif, sesuai harapan, dan nyata secara statistik. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi kabupaten
GEKONOMIKit? mendorong secara nyata pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt?. Dorongan tersebut hanya berlangsung
dalam jangka pendek, dan tidak terjadi dalam jangka panjang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 yang tidak nyata secara statistik.
Hasil analisis di atas tidak konsisten dengan hasil analisis dalam persamaan sebelumnya yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
kabupaten GEKONOMIKit? tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?.
Sejalan dengan hal tersebut, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil analisis persamaan MO.76 di mana koefisien elastisitas pertumbuhan ekonomi
kabupaten GEKONOMIKit? tidak nyata secara statistik. Dari hasil analisis tiga persamaan yang dikemukakan di atas tentang
pengaruh pertumbuhan ekonomi kabupaten GEKONOMIKit? dapat disimpulkan bahwa pertama, di tingkat propinsi makin teragregasi industri
dalam kelompok sektor perdagangan, makin nyata dorongan pertumbuhan ekonomi kabupaten
. Kedua, tidak adanya keselarasan antara pengembangan pertumbuhan sektor perdagangan hotel dan restoran kabupaten GSPHRKit?
dengan pembangunan pertumbuhan ekonomi kabupaten GEKONOMIKit? sebagaimana telah ditunjukkan dalam persamaan MO.69 menyebabkan
pengaruh pertumbuhan ekonomi kabupaten terhadap pertumbuhan sektor perdagangan tersebut di tingkat propinsi tidak nyata secara statistik. Ketiga,
berdasarkan dua hal di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembangunan ekonomi kabupaten meskipun tidak selaras dengan
pengembangan perdagangan kakao biji dan pengembangan sektor perdagangan hotel dan restoran di masing-masing kabupaten, namun selaras
dengan subsektor perdagangan di masing-masing kabupaten tersebut.
549 Kesimpulan ketiga selain didasarkan atas dua kesimpulan sebelumnya,
juga diindikasikan oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi kabupaten terhadap pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng sebagaimana dikemukakan di atas.
Kesimpulan tersebut didasarkan atas konsep agregasi di mana subsektor perdagangan Sulteng merupakan akumulasi dari subsektor-subsektor yang sama
di tingkat kabupaten. Jadi, meskipun pembangunan ekonomi kabupaten tidak selaras dengan pengembangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran
kabupaten GSPHRKit? sebagaimana hasil analisis persamaan MO.69, namun secara parsial pembangunan ekonomi kabupaten selaras dengan
pengembangan subsektor perdagangan di kabupaten-kabupaten tersebut. Oleh karena subsektor perdagangan merupakan leading subsektor dalam
sektor perdagangan kabupaten-kabupaten sebagaimana diindikasikan oleh sumbangan subsektor tersebut terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran
yang rata-rata di atas 90 persen sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 82, maka keselarasan pembangunan ekonomi kabupaten dengan pengembangan subsektor
perdagangan di kabupaten-kabupaten Sulteng menjadi sangat penting. Pengaruh keselarasan tersebut berdampak pada pola pengaruh pertumban
ekonomi kabupaten terhadap pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran Sulteng GSPHRSt? sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan
MO.76. Keselarasan yang dikemukakan di atas juga berdampak pada pengaruh
pertumbuhan subsektor perdagangan kabupaten GSSPERDKit? terhadap pertumbuhan subsektor yang sama di tingkat propinsi GSSPERDSt.
Kesimpulan ini didasarkan atas pertama, konsep mix industry dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel
84 bahwa persentase sumbangan komponen mix industry dalam pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran kabupaten semuanya bernilai positif,
kecuali Kabupaten Bangkep. Oleh karena subsektor perdagangan merupakan subsektor leading dalam sektor tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh pertumbuhan yang positif dari komponen mix industry tersebut
550 disebabkan oleh keselarasan antara subsektor perdagangan kabupaten dengan
subsektor yang sama di tingkat propinsi. Kedua hasil analisis persamaan MO.75 yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan subsektor kabupaten GSSPERDKit? dalam tahun berjalan mendorong pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt. Ini
diindikasikan oleh nilai dugaan parameter dari peubah penjelas tersebut bertanda positif, sesuai harapan, dan sangat nyata secara statistik. Dalam jangka
panjang, kekuatan dorongan tersebut akan hilang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 dalam persamaan tersebut yang tidak nyata secara statistik.
Tidak seperti pola pengaruh pertumbuhan subsektor perdagangan kabupaten GSSPERDKit?, pertumbuhan jumlah kakao biji yang ditawarkan
kabupaten GSUPPLYKBit? menarik mundur pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt?. Hal ini diindikasikan oleh nilai dugaan
parameter dari peubah penjelas tersebut dalam tahun berjalan bertanda negatif, tidak sesuai harapan, meskipun nyata secara statistik. Sayangnya, tarikan
mundur tersebut tidak terjadi lagi dalam jangka panjang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 yang tidak nyata secara statistik.
Pengaruh pertumbuhan jumlah kakao biji yang ditawarkan kabupaten GSUPPLYKBit? sebagaimana dipaparkan di atas lebih jelek daripada
pengaruhnya terhadap pertumbuhan subsektor perdagangan di tingkat kabupaten GSSPERDKit?, dan PDRB subsektor perdagangan yang berasal dari MT
kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt? yang keduanya tidak nyata secara statistik. Hal ini memperkuat kesimpulan-kesimpulan sebelumnya bahwa
perdagangan kakao biji belum menjadi prioritas dalam pengembangan subsektor perdagangan.
Berlawanan dengan pola pengaruh pertumbuhan jumlah kakao biji yang ditawarkan kabupaten GSUPPLYKBKit?, pertumbuhan subsektor perkebunan
Sulteng GSSPERKSt? berpengaruh positif, sesuai harapan, dan sangat nyata secara statistik terhadap pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng
GSSPERDSt?. Ini diindikasikan oleh nilai dugaan parameter dari peubah
551 penjelas tersebut bertanda positif, sesuai harapan, dan sangat nyata secara
statistik. Nilai dugaan parameter tersebut merupakan nilai terbesar kedua dalam persamaan tersebut. Hal ini mengartikan bahwa hubungan keterkaitan I – O
antar kedua subsektor tersebut adalah hubungan searah dan nyata secara statistik dalam jangka pendek. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang tergolong
kuat sebagaimana diindikasikan oleh koefisien elastisitas peubah penjelas tersebut. Sayangnya, dalam janka panjang, hubungan keterkaitan tersebut akan
hilang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 yang tidak nyata secara statistik.
Hasil analisis yang dipaparkan di atas tidak konsisten dengan hasil analisis persamaan MO.72 yang menunjukkan bahwa pengaruh pertumbuhan
subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt? terhadap pertumbuhan subsektor perkebunan Sulteng GSSPERKSt? tidak nyata secara statistik. Jadi,
hasil analisis kedua persamaan tersebut mengindikasikan suatu hubungan keterkaitan I – O yang tidak simetri di mana pertumbuhan subsektor perkebunan
Sulteng berpengaruh secara positif dan nyata. Sebaliknya subsektor perdagangan Sulteng tidak berpengaruh sama sekali. Keadaan tersebut secara
common sense adalah logis karena pertama, produksi subsektor perkebunan
merupakan input dari subsektor perdagangan, tetapi tidak sebaliknya. Kedua, produksi subsektor perkebunan merupakan barang-barang yang diperdagangkan
baik di pasar domestik maupun pasar dunia. Seperti pengaruh pertumbuhan subsektor perkebunan Sulteng
GSSPERKSit?, pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran Sulteng GSPHRSt? berpengaruh positif dan nyata secara statistik terhadap
pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt?. Hal ini diindikasikan oleh nilai dugaan parameter dari peubah penjelas tersebut yang
bertanda positif, sesuai harapan, dan sangat nyata secara statistik. Koefisien elastisitas tersebut merupakan koefisien elastisitas terbesar dalam persamaan
tersebut, meskipun tidak lebih besar daripada satu. Hal ini mengartikan bahwa dalam jangka pendek, pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng
552 GSSPERDSt? cukup responsif terhadap pertumbuhan sektor perdagangan,
hotel dan restoran Sulteng GSPHRSt?. Sayangnya, responsivitas tersebut tidak berlangsung dalam jangka panjang, sebagaimana diindikasikan oleh
koefisien AR1 yang tidak nyata secara statistik. Pola hubungan antar sektor perdagangan, hotel dan restoran Sulteng
dengan salah satu subsektornya, yaitu subsektor perdagangan, sebagaimana dikemukakan sebelumnya merupakan dampak dari keselarasan pengembangan
subsektor perdagangan kabupaten dengan ekonomi kabupaten. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor perdagangan kabupaten merupakan
subsektor yang penting bagi ekonomi kabupaten dalam rangka keterkaitan dengan ekonomi propinsi. Kesimpulan ini konsisten dengan koefisien pengaruh
mix industry sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.
Koefisien AR4 Sama dengan koefisien AR1 yang bertanda negatif, tidak sesuai harapan, dan tidak nyata secara statistik. Sementara itu koefisien
tahunit? meskipun bertanda negatif, tidak sesuai harapan, namun nyata secara
statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun dalam jangka pendek, pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt? cenderung
konstan, namun dalam jangka panjang, pertumbuhan subsektor tersebut cenderung menurun.
O. Persamaan MO.76, Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran Sulteng
Peubah pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt? diintroduksikan sebagai peubah penjelas kunci dalam persamaan MO.76.
Keseluruhan jumlah peubah penjelas, termasuk peubah penjelas kunci tersebut ada sebanyak 10 peubah. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai adj-R
2
persamaan tersebut adalah 0,7525, dan sangat nyata secara statistik, sebagaimana diindikasikan oleh probabilitas F stat yang bernilai 0,0000. Hal
ini mengartikan bahwa 75,25 persen variasi keseluruhan dari peubah penjelas mampu menerangkan variasi peubah respon. Hal ini mengindikasikan bahwa