Persamaan MO.63, Persamaan Pertumbuhan Produksi Kakao Biji

481 daripada satu. Oleh karena koerfisien AR1 bertanda positif, maka ini mengisyaratkan bahwa dalam jangka panjang responsivitas pertumbuhan NPBKB terhadap pertumbuhan penduduk kedua negara tujuan utama ekspor tersebut, makin tinggi. Hasil analisis di atas konsisten dengan hasil analisis persamaan MO.45 yang menunjukkan bahwa koefisien elastisitas peubah penduduk Malayisa dalam tahun berjalan bertanda positif, lebih besar daripada satu yang merupakan koefisien yang terbesar dalam persamaan tersebut, dan sangat nyata secara statistik Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun permintaan kakao biji merupakan permintaan turunan, namun taste telah direpresentasikan oleh jumlah penduduk Malaysia. AR4 bertanda negatif dan sangat nyata secara statistik yang mengartikan bahwa pertumbuhan NPBKB empat beda kala satu tahun menarik mundur pertumbuhan NPBKB dalam tahun berjalan. Selanjutnya, AR1 bertanda positif, namun tidak nyata secara statistik. Hal ini mengartikan bahwa dalam jangka pendek GNPBKB cenderung konstan. Meskipun demikian, dalam jangka panjang GNPBKB kabupaten-kabupaten di Sulteng cenderung meningkat. Hal ini diindikasikan oleh nilai koefisien tahun yang bertanda positif, sesuai harapan, dan nyata secara statistik.

B. Persamaan MO.63, Persamaan Pertumbuhan Produksi Kakao Biji

Peubah pertumbuhan nilai perdagangan bersih kakao biji merupakan peubah penjelas utama dalam persamaan pertumbuhan produksi kakao biji. Selain peubah penjelas tersebut, ada 12 peubah penjelas lainnya yang diintroduksikan ke dalam persamaan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai adj-R 2 dari persamaan terebut adalah sebesar 0,8977. Hal ini mengartikan bahwa 89,77 persen total variasi dari semua peubah-peubah penjelas mampu menjelaskan variasi dari peubah respon. Nilai tersebut nyata secara statistik yang diindikasikan oleh probabilitas F-stat yang bernilai 0,0000. Hal ini mengartikan bahwa persamaan MO.63 memiliki kemampuan prediksi 482 yang tinggi. Kemampuan tersebut didukung oleh koefisien DW-Stat dan Durbin h Stat yang mengindikasikan tidak adanya otokorelasi. Dari 13 peubah penjelas yang diintroduksikan ke dalam persamaan MO.63, lebih daripada separuh 7 bertanda sesuai harapan. Peubah pertumbuhan nilai perdagangan bersih kakao biji GNPBKBit? bertanda positif, sesuai harapan dan sangat nyata secara statistik. Hal ini mengartikan bahwa makin tinggi pertumbuhan NPBKB, makin kuat tarikannya terhadap pertumbuhan produksi kakao biji di kabupaten-kabupaten Sulteng. Dengan demikian, salah satu pernyataan yang dikemukakan dalam hipotesis butir viii bahwa ada hubungan yang nyata dan positif antara pertumbuhan perdagangan bersih kakao biji dengan pertumbuhan produksi kakao biji, teruji kebenarannya. Sama seperti pengaruh pertumbuhan NPBKB, pertumbuhan produktivitas juga memiliki pengaruh positif, sesuai harapan, dan sangat nyata secara statistik. Demikian pula peubah pertumbuhan luas areal tanam menghasilkan kakao biji. Ini berarti bahwa program intensifikasi yang memacu tingkat pertumbuhan produktivitas, dan program ekstensifikasi yang memacu tingkat pertumbuhan luas areal tanam, dalam pengembangan jangka panjang perlu terus menerus dipertimbangkan. Berdasarkan paparan sebelumnya dalam Bab Gambaran Umum Wilayah dapat diketahui bahwa pasokan lahan untuk tanaman kakao masih tersedia. Meskipun demikian, program ekstensifikasi perlu ditinjau, karena kecenderungan investasi, baik oleh investor asing maupun domestik sebagaimana telah terungkap sebelumnya tidak mengarah ke tanaman kakao. Hal ini sebenarnya sejalan dengan Program Gerakan Peningkaktan Produksi dan Mutu Kakao Nasional 2009 – 2011 DITJEN Perkebunan, 2009. Program tersebut tidak memasukkan kegiatan perluasan areal tanam dalam kegiatan utama dan pendukung. Kegiatan utama program tersebut meliputi i peremajaan tanaman seluas 70.000 Ha; ii rehabilitasi tanaman seluas 235.000 Ha; iii intensifikasi seluas 146.000 Ha; iv pemberdayaan petani sebanyak 450.000 orang; dan penerapan Standar Mutu. Sulawesi Tengah merupakan salah satu propinsi lokasi gerakan dengan areal target seluas 41.500 Ha. 483 Peubah pertumbuhan harga kakao biji di tingkat petani bertanda negatif, tidak sesuai harapan, meskipun sangat nyata secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan harga kakao biji di tingkat petani tidak mampu mendorong tingkat pertumbuhan produksi kakao biji. Hal ini mengisyaratkan bahwa proporsi pertumbuhan harga kakao biji tidak mampu mendorong proporsi pertumbuhan produksi kakao biji. Hal tersebut sebenarnya disebabkan oleh harga-harga riil kakao biji di tingkat petani cenderung konstan tidak meningkat. Kesimpulan tersebut didasarkan atas hasil analisis persamaan MO.42, yaitu persamaan harga kakao biji di tingkat petani yang menunjukkan bahwa koefisien tahun meskipun bertanda positif, namun tidak nyata secara statistik. Hasil analisis di atas konsisten dengan hasil analisis persamaan MO.40 sebagaimana tertera dalam Tabel 69 yang menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, harga riil kakao biji mampu mendorong produksi kakao biji. Dalam jangka panjang, dorongan tersebut makin kuat. Pertumbuhan harga kopi biji di tingkat petani juga diintroduksikan dalam persamaan MO.63. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai dugaan parameter peubah penjelas tersebut bertanda positif, tidak sesuai harapan, meskipun nyata secara statistik. Ini mengartikan bahwa makin tinggi pertumbuhan harga kopi biji di tingkat petani, tidak menjadikan petani beralih ke usahatani kopi, melainkan petani tetap meningkatkan pertumbuhan produksi kakao biji. Hal ini mengindikasikan bahwa kopi biji bukan merupakan komoditi pesaing substitusi kakao biji, melainkan komoditi komplementer. Hal tersebut terjadi, karena pertumbuhan harga kopi biji cenderung konstan, sebagaimana diindikasikan oleh hasil analisis regresi parsial dengan pertumbuhan harga kopi biji sebagai peubah respon, dan tahun sebagai peubah penjelas. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa meskipun koefisien tahun bertanda negatif -0,0031 namun tidak nyata secara statistik P = 0,2867. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil analisis persamaan MO.38. Hasil 484 analisis tersebut menunjukkan bahwa harga kopi biji tidak berpengaruh terhadap luas areal tanam menghasilkan kakao. Semua pertumbuhan harga-harga input faktor dalam persamaan MO.63 menunjukkan nilai dugaan parameter negatif sesuai harapan. Kecuali peubah pertumbuhan harga pupuk yang bertanda positif, tidak sesuai harapan, namun sangat nyata secara statistik. Hal ini konsisten dengan hasil analisis persamaan MO.40 yang menunjukkan bahwa harga pupuk, baik dalam tahun berjalan maupun dalam beda kala satu tahun berpengaruh positif, tidak sesuai harapan, meskipun nyata secara statistik. Hasil analisis tersebut mengindikasikan bahwa meskipun harga pupuk tergolong tinggi sebagaimana telah dibahas dalam bab- bab sebelumnya, namun tingkat pertumbuhannya tidak menghambat minat petani dalam meningkatkan produksi kakao biji. Nilai dugaan parameter dari peubah inflasi kabupaten bertanda negatif, sesuai harapan, meskipun tidak nyata secara statistik. Hal ini tidak konsisten dengan hasil analisis persamaan MO.62. Sebenarnya, ini mengindikasikan bahwa di tingkat ekonomi mikro produksi kakao biji, maka inflasi tidak berpengaruh, tetapi sebaliknya di tingkat ekonomi makro wilayah, yaitu perdangan kakao biji, maka inflasi memiliki pengaruh sesuai harapan.

C. Persamaan MO.64, Persamaan Pertumbuhan PDRB Kakao Biji