Persamaan MO.74, Pertumbuhan Subsektor Perdagangan Asal

542 2007 didorong oleh sisi penawarannya hingga hampir 500 persen 487,08. Sayangnya, dorongan tersebut ditarik mundur oleh komposisi industri sektor tersebut dengan tarikan mundur yang hampir sama besarnya dengan dorongan, yaitu sebesar -486,60 persen. Tarikan mundur komposisi industri ini mengindikasikan bahwa di tingkat nasional, sektor pertanian tidak lagi menjadi sektor prioritas. Meskipun demikian, total ekonomi nasional mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian Sulteng hingga hampir 100 persen 99,52. Dalam jangka panjang 1985 – 2005, pertumbuhan ekonomi nasional sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan sektor pertanian Sulteng GSPERTSt?.

M. Persamaan MO.74, Pertumbuhan Subsektor Perdagangan Asal

Margin Tataniaga MT Kakao Biji Sulteng Peubah pertumbuhan sektor pertanian Sulteng GSPERTSt? tidak diintroduksikan ke dalam persamaan MO.74. Karena, sebenarnya persamaan tersebut sama dengan persamaan MO.67 merupakan persamaan dasar dari kelompok sektor perdagangan yang paralel dengan kelompok sektor pertanian yang telah dibahas dalam persamaan-persamaan sebelumnya Oleh karena itu, analog dengan alasan yang telah dikemukakan dalam persamaan MO.67, peubah pertumbuhan ekonomi kabupaten GEKONOMIKit? diintroduksikan sebagai salah satu peubah penjelas dalam persamaan tersebut. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa tataniaga kakao biji berawal dari pintu gerbang perkebunan usahatani kakao yang terhampar di kabupaten-kabupaten di Sulteng. Oleh karena itu, kinerja pertumbuhan ekonomi kabupaten diharapkan berpengaruh positif atas pertumbuhan subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?. Bersamaan dengan peubah pertumbuhan ekonomi kabupaten terdapat 7 peubah penjelas lainnya, termasuk pertumbuhan subsektor perdagangan asal MT kakao biji kabupaten sebagai peubah penjelas kunci. 543 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai adj-R 2 persamaan tersebut bernilai 0,7452, dan sangat nyata secara statistik, sebagaimana diindikasikan oleh probabilitas F-stat yang bernilai 0,0000. Hal ini mengartikan bahwa 74,52 persen variasi keseluruhan dari peubah penjelas dapat menerangkan variasi peubah pertumbuhan subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?. Ini mengisyaratkan bahwa persamaan MO.74 memiliki kemampuan prediksi yang tinggi. Kemampuan tersebut didukung oleh nilai DW stat dan Durbin h stat yang mengisyaratkan tidak terdapatnya otokorelasi dalam persamaan tersebut. Oleh karena nilai Durbin h test sebesar -0,3297, maka meskipun nyata secara statistik P = 0,0264, namun nilai tersebut t- tabel Prob =20; df 120 = 1,289 dan df ~ = 1,282, maka diputuskan bahwa nilai Durbin h test tersebut tidak nyata secara statistik. Dari 8 peubah penjelas yang diintroduksikan ke dalam persamaan MO.74, lebih dari separuh 5 peubah bertanda sesuai harapan. Nilai dugaan parameter dari peubah penjelas kunci, yaitu peubah pertumbuhan subsektor perdagangan asal MT kakao biji kabupaten bertanda positif, sesuai harapan, dan nyata secara statistik. Hal ini mengartikan bahwa pertumbuhan peubah penjelas tersebut di tingkat kabupaten mampu mendorong secara nyata pertumbuhan peubah tersebut di tingkat propinsi. Hasil analisis tersebut konsisten dengan hasil analisis persamaan MO.67 yang menunjukkan bahwa pertumbuhan subsektor perdagangan asal MT kakao biji kabupaten GPSSPAMTNKBKit? ditarik secara nyata oleh pertumbuhan subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?. Berdasarkan konsep akumulasi, hubungan yang timbal dan nyata dari peubah pertumbuhan subsektor perdagangan asal MT kakao biji di kedua tingkatan wilayah yang berbeda tersebut secara common sense adalah logis. Oleh karena itu, hal tersebut sebenarnya mengisyaratkan bahwa perencanaan pengembangan subsektor perdagangan asal MT kakao biji di kedua tingkat wilayah, yaitu kabupaten dan propinsi berada dalam keadaan yang selaras . 544 Baik persamaan MO.67 maupun persamaan MO.74 menunjukkan bahwa hubungan timbal balik dan nyata secara statistik peubah yang dibicarakan di atas adalah berlangsung baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Sayangnya, hubungan dalam jangka panjang mulai berkurang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 yang bertanda negatif dari kedua persamaan tersebut. Hal tersebut logis secara common sense, karena margin yang dianalisis adalah margin dari komoditi kakao, salah satu komoditi hasil perkebunan pertanian yang mensyaratkan penanganan pasca panen karena mudah rusak, dan sangat diminta oleh pasar dunia. Jadi, pengaruh dalam jangka panjang akan berkurang, karena produksi dalam tahun berjalan harus dipasarkan dalam tahun yang sama. Sebagaimana dikemukakan berulang-ulang sebelumnya bahwa sisa stok kakao biji maksimum adalah 20 persen. Dalam persamaan MO.67 tampak bahwa peubah pertumbuhan jumlah kakao biji kabupaten yang ditawarkan GSUPPLYKBit berpengaruh positif dan sangat nyata secara statistik terhadap pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji kabupaten GPSSPAMTNKBKit. Dalam persamaan MO.74, peubah penjelas tersebut bertanda negatif, tidak sesuai harapan, juga tidak nyata secara statistik. Hal tersebut sebenarnya disebabkan oleh perencanaan pengembangan subsektor perdagangan asal margin tataniaga komoditi kakao biji belum menjadi prioritas utama di tingkat propinsi. Sama dengan pengaruh peubah pertumbuhan penawaran kakao biji kabupaten GSUPPLYKBit? yang tidak nyata secara statistik, pertumbuhan ekonomi kabupaten GEKONOMIKit? meskipun bertanda berpengaruh positif, namun tidak nyata secara statistik terhadap pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?. Hal ini konsisten dengan hasil analisis persamaan-persamaan sebelumnya di mana peubah penjelas tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor pertanian Sulteng GSPERTSt sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan MO.72. Bahkan berpengaruh negatif dan nyata secara statistik terhadap pertumbuhan 545 subsektor perkebunan GSSPERKSt? sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan MO.72. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan perdagangan kakao biji belum menjadi prioritas utama tidak saja di tingkat propinsi, tetapi juga di tingkat kabupaten. Dari aspek geografis, hasil analisis tersebut secara common sense adalah sangat logis, karena secara geografis, wilayah administrasi propinsi adalah akumulasi dari wilayah administrasi kabupaten-kabupaten di mana aktivitas perdagangan kakao biji berlangsung. perencanaan pengembangan subsektor perdagangan asal MT kakao biji kabupaten GPSSPAMTNKBKit? selaras dengan pembangunan pertumbuhan ekonomi kabupaten GEKONOMIKit?. Pada gilirannya, melalui pertumbuhan ekonomi kabupaten mendorong pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?. Kesimpulan tersebut kembali didasarkan atas konsep akumulasi yang telah dikemukakan berulang- ulang. Berdasarkan konsep keterkaitan I – O, peubah pertumbuhan PDRB kakao biji Sulteng GPDRBKBSt? diintroduksikan sebagai peubah penjelas dalam persamaan MO.74. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai dugaan peubah penjelas tersebut bertanda positif, sesuai harapan, dan nyata secara statistik. Hal ini mengartikan bahwa keterkaitan I – O pertumbuhan PDRB kakao biji Sulteng GPDRBKBSt? dengan pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt? adalah positif dan nyata secara statistik. Hubungan keterkaitan tersebut berlangsung baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Meskipun demikian, hubungan dalam jangka panjang makin berkurang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 yang bertanda negatif, dan nyata secara statistik dalam persamaan tersebut. Hasil analisis di atas konsisten dengan hasil analisis persamaan MO.71 yang menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng berpengaruh positif terhadap pertumbuhan PDRB kakao biji 546 Sulteng GPDRBKBSt?. Bahkan dalam persamaan tersebut, koefisien elastisitas dari peubah penjelas tersebut GPSSPAMTNKBSt? merupakan koefisien elastisitas terbesar. Hal ini juga terjadi dalam persamaan MO.74 di mana koefisien elastisitas pertumbuhan PDRB kakao biji Sulteng GPDRBKBSt? merupakan koefisien elastisitas terbesar. Sama dengan pengaruh pertumbuhan PDRB kakao biji Sulteng GPDRBKBSt?, pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt?, juga berpengaruh positif, dan nyata secara statistik.Ini diindikasikan oleh nilai dugaan parameter dari peubah penjelas tersebut yang bertanda positif, sesuai harapan, dan nyata secara statistik. Hal ini mengartikan bahwa pertumbuhan subsektor perdagangan Sulteng GSSPERDSt? menarik pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt?. Tarikan tersebut tidak saja berlangsung dalam jangka pendek, tetapi juga dalam jangka panjang, meskipun kekuatan tarikan tersebut berkurang dalam jangka panjang, sebagaimana diindikasikan oleh koefisien AR1 yang bertanda negatif, meskipun sangat nyata secara statistik. AR1 dan AR4 bertanda negatif, tidak sesuai harapan, namun sangat nyata secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek, pertumbuhan PDRB subsektor perdagangan asal MT kakao biji Sulteng GPSSPAMTNKBSt? cenderung menurun. Sementara itu, koefisien tahun meskipun bertanda positif, sesuai harapan, namun tidak nyata secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka panjang, pertumbuhan PDRB asal subsektor tersebut cenderung konstan.

N. Persamaan MO.75, Persamaan Pertumbuhan Subsektor Perdagangan