Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

10

1.2 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan mengembangkan model ekonomi wilayah Sulteng yang berbasis komoditi kakao biji. Secara rinci tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut : i Menganalisis kelayakan usahatani kakao rakyat Sulteng, dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitasnya; ii Mempelajari struktur, tingkah laku dan efektivitas pasar kakao biji Sulteng, serta keadaan lembaga tataniaganya; iii Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon produksi, volume ekspor, daya saing kakao biji, distribusi pendapatan, dan jumlah penduduk miskin di kabupaten-kabupaten Sulteng; iv Menganalisis dampak perdagangan domestik kakao biji melalui hubungan antara pertumbuhan nilai produksi kakao biji, nilai perdagangan bersih komoditi tersebut dengan kinerja ekonomi wilayah propinsi dan kabupaten-kabupaten, dan dampaknya terhadap pendapatan per kapita, daya saing kakao biji, distribusi pendapatan, dan jumlah penduduk miskin di Sulteng; v Menganalisis dampak perdagangan internasional kakao biji melalui i integrasi harga kakao biji antara harga dunia kakao biji dengan harga eksportir di pusat pasar Palu, dan harga eksportir dengan harga kakao biji di pasar-pasar domestik kabupaten, serta harga kakao biji dipasar-pasar domestik kabupaten dengan harga kakao biji di tingkat petani produsen; dan ii hubungan pertumbuhan nilai produksi kakao biji, pertumbuhan nilai perdagangan bersih kakao biji dengan pertumbuhan ekonomi wilayah.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini menjadi sangat penting karena manfaatnya. Secara umum manfaat penelitian ini ialah tersedianya informasi yang menjadi entry point bagi 11 semua stakeholder yang terkait dengan ekonomi wilayah kakao biji. Secara rinci, manfaat penelitian ini terhadap berbagai stakeholder adalah sebagai berikut i Untuk Pemerintah Pusat sebagai informasi dalam pengembangan kebijakan- kebijakan yang diperlukan dalam pengembangan produksi kakao biji, dan kejelasan tatanan pasar dalam negeri. ii Untuk Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten-kabupaten sebagai informasi dalam pengembangan produksi, distribusi, dan kelembagaan, baik pemasaran maupun perkreditan, serta pengembangan kebijakan subsidi input faktor dalam meningkatkan kinerja ekonomi wilayah Sulteng. iii Untuk pedagang dan pengusaha eksportir kakao biji sebagai informasi dalam mendorong pengembangan perkakaoan di Sulteng. iv Untuk petani kakao sebagai informasi dalam pengembangan produksi dan produktivitas usahatani kakao dan pemasaran hasil. v Untuk Peneliti dan akademisi sebagai informasi dalam penelitian-penelitian pengembangan komoditi kakao maupun komoditi lainnya dalam meningkatkan kinerja ekonomi wilayah. Selain manfaat yang dikemukakan di atas, penelitian ini telah mengembangkan sintesis model antara model-model perdagangan domestik dan internasional kakao biji dengan model-model ekonomi regional, dan antara model-model ekonomi regional dengan model ekonomi pembangunan, yang diaplikasikan untuk perekonomian Propinsi Sulawesi Tengah. Sintesis tersebut melibatkan perkawinan penggabungan dan substitusi model, sebagai berikut : i Substitusi model telah dilakukan antara model analisis perdagangan internasional Constant Market Share – CMS dengan model analisis pertumbuhan ekonomi wilayah Shift Share Analysis untuk mendapatkan koefisien daya saing kakao biji Sulteng per kabupaten. Data daya saing kakao biji dalam kurun waktu analisis 1985 – 2008 tidak tersedia. 12 ii Perkawinan penggabungan model telah dilakukan antara model makroekonometrik wilayah Theil Index dengan model ekonomi pembangunan Gini Ratio untuk mendapatkan koefisien distribusi pendapatan Sulteng per kabupaten. Data distribusi pendapatan di Sulteng per kabupaten tidak tersedia dalam kurun waktu analisis. . 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Hasil-hasil Penelitian Kakao

2.1.1 Produksi dan Penawaran Kakao Biji Indonesia

Belum banyak studi yang mempelajari kakao dari aspek produksi, konsumsi, dan perdagangan domestik dan internasional, yang dikaitkan dengan kinerja ekonomi wilayah. Dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir ini, beberapa studi yang dapat dikemukakan di antaranya Situmorang dan Andriati 1989. Kedua peneliti ini telah menyelenggarakan penelitian yang bertujuan mengkaji sistem produksi budidaya kakao, tahapan-tahapan pengolahan, dan pemasaran serta keterkaitan harga di antara rantai perdagangannya. Analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif-tabulasi, analisis biaya dan analisis regresi sederhana. Meskipun, penelitian ini menggunakan data primer dengan lokasi penelitian Propinsi Sulawesi Tenggara dan Propinsi Lampung, namun penelitian ini tidak mengaitkan kinerja ekonomi wilayah kedua propinsi tersebut dengan dampak produksi dan perdagangan kakao. Situmorang dan Andriati 1989: 155 menemukan bahwa peningkatan produksi kakao nasional sangat potensial dilakukan melalui peningkatan produktivitas kakao usaha rakyat dan swasta, serta dengan perluasan areal baru dari lahan-lahan potensial kakao yang baru ditemukan. Berbagai kebijaksanaan yang ditempuh pemerintah dalam rangka peningkatan produksi kakao pada umumnya masih dari sisi penawaran di tingkat usahatani, seperti program penyuluhan, saprodi, dan perluasan areal. Dalam tahun 1990, Gonarsyah et al. telah melaporkan hasil studi yang mengkaji perilaku penawaran dan permintaan kakao di negara-negara produsen utama, negara konsumen utama, dan pasar dalam negeri Indonesia. Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menitikberatkan pada analisis deskripsi yang dikonfirmasi dengan analisis ekonometrik regresi. Tim peneliti belum membangun model ekonomi makro komoditi kakao yang didasarkan atas analisis