antara pengetahuan ibu mengenai program STBM Sanitasi Total berbasis Masyarakat dan kejadian diare pada balita di Kelurahan Siantan Tengah selanjutnya
penelitian oleh Nurrokhim 2009, dimana ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas I
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan hasil penelitian pengetahuan responden sebagian besar adalah cukup 47,80 dan yang berpengetahuan kurang 10,40.
Hasil uji statistik korelasi Chi square dengan tingkat kepercayaan 95 atau a = 0,05, didapatkan nilai X
2
Begitu juga dengan penelitian Novie E. Mauliku dan Eka Wulansari 2009 menyatakanadanya hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita di
Puskesmas Batujajar Kabupaten Bandung Barat didapatkan hasil penelitian bahwa dari 52 ibu yang pengetahuannya kurang, terdapat sebanyak 69,2 ibu yang balitanya
menderita diare, sedangkan dari 35 ibu yang pengetahuannya baik, ada 37,1 ibu yang balitanya menderita diare denagan hasil uji statistik didapatkanp Value =0,006
p0,05. = 45,805 dan p = 0,000 Sedangkan yang memiliki pengetahuan
baik tentang diare sebesar 41,8.
5.4. Pengaruh Pengelolaan Sampah terhadap Upaya Pencegahan Kejadian
Diare pada Balita di Wilayah Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2014
Pengelolaan sampah sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Adapun yang perlu diperhatikan dalam
mengelola sampah rumah tangga, adalah : Tersedianya tempat sampah didalam
Universitas Sumatera Utara
rumah yang terbuat dari bahan yang kedap air dan tertutup serta memisahkan antara sampah basah dan sampah kering.
Dalam penelitian ini ketesediaan tempat sampah dengan mengamati apakah tiap responden mempunyai tempat sampah, jenis tempat sampah, jarak tempat
pembuangan sampah, waktu pembuangan sampah sementara TPS, apakah sampah menimbulkan bau dan menjadi sumber bersarangnya vektor lalat serta serangga
lainnya, dan jarak rumah dengan lokasi pembuangan akhir sampah TPA yang kesemuanya ini menjadi item penilaian penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian pengelolaan sampah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya diare pada balita di Kelurahan Sei Sekambing C-II
Medan Helvetia dimana hasil analisa multivariat menunjukan bahwa variabel pengelolaan sampah diperoleh p value 0,018 p 0,05, nilai Exp B atau Odd
RasioOR sebesar 2,673 pada Confidence Interval 95 yaitu antara 0,658 sampai 44,261 sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang tidak memiliki tempat
pembuangan sampah akan mempunyai kemungkinan 2,673 kali terkena diare dibandingkan yang memiliki tempat pembuangan sampah.
Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan hasil Muhajirin2007penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengelolaan sampah
dengan kejadian diare pada anak balita di kecamatan maos kabupaten cilacap. Sebagian besar responden yang menderita diare mempunyai jenis tempat sampah
dikategorikan menjadi memenuhi syarat 51,7. Hasil dari analisis bivariat ada hubungan antara jenis tempat sampah dengan kejadian diare pada balita dengan hasil
Universitas Sumatera Utara
OR = 0,312 CI 95 0,144OR0,676 dengan nilai p = 0,005 p 0,05. Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara jenis tempat sampah yang tidak memenuhi
syarat dengan kejadian diare pada balita adalah protektif. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rendita pada tahun
2009, bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengelolaan sampah dengan kejadian diare pada balita di kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli
Kota Medan. Pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat menyebabkan lebih banyak diare karena sampah yang tidak diolah atau dibuang sembarangan dapat
menjadi tempat yang baik bagi perkembangbiakan serangga dan mikroorganisme, serangga sebagai pembawa mikroorganisme patogen dapat menyebarkan berbagai
macam penyakit. Dari Survey yang dilakukan ke rumah-rumah responden kebanyakan tempat sampah yang digunakan berupa kantongan plastik yang
digantungkan di dinding dapur atau diluar rumah yang dibiarkan terbuka sehingga hal ini dapat menyebabkan masuknya serangga dan vektor yang kemudian menghinggap
ke makanan dapat menjadi faktor risiko terjadi diare.
5.5. Pengaruh Upaya Pencegahan terhadap Kejadian Diare pada Balita di