Upaya Pencegahan Tabel 4.15. Hubungan Upaya Pencegahan dengan Kejadian Diare

ada 19 responden 38,8 memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatantertutup. Hasil dari analisis bivariat ada hubungan antara SPAL dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 0,094 dengan nilai p = 0,001 p 0,05. Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara SPAL dengan kejadian diare pada balita adalah protektif dimana ketersediaan SPAL merupakan faktor yang berefek positif melindungi dan faktor yang menguntungkan atau mengurangi karena bersifat menghambat penyakit diare. Nilai OR yang diperoleh 0,094 artinya yang memiliki SPAL yang tidak memenuhi syarat kesehatanterbuka akan berisiko 0,094 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki SPAL tertutup.

4.2.2.3 Upaya Pencegahan Tabel 4.15. Hubungan Upaya Pencegahan dengan Kejadian Diare

pada Balita di Kelurahan Sei Sekambing C II Medan Kecamatan Medan Helvetia Variabel Kasus Kontrol Total P value CL OR n n n CTPS Ya 2 6,5 17 54,8 19 30,6 0,001 0,011- 0,281 0,557 Tidak 29 93,5 14 45,2 43 69,4 Total 31 100 31 100 62 100 Memasak Air sampai Mendidih Ya 18 58,1 19 61,3 37 59,7 0,796 0,317- 2,414 0,879 Tidak 13 41,9 12 38,7 25 40,3 Total 31 100 31 100 62 100 ASI Hingga 2 Tahun Ya 15 48,4 28 90,2 43 69,4 0,001 0,025- 0,401 0,100 Tidak 16 51,6 3 9,8 19 30,6 Total 31 100 31 100 62 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Lanjutan Variabel Kasus Kontrol Total P value CL OR n n n Pembuangan Tinja dengan Benar Ya 3 9,7 15 48,4 18 29,0 0,001 0,029- 4,560 0,114 Tidak 28 90,3 16 51,6 44 71,0 Total 31 100 31 100 62 100 Upaya Pencegahan Diare Baik 17 54,8 23 74,2 40 64,5 0,004 0,242- 6,428 0,821 Buruk 14 45,2 8 25,8 22 35,5 Total 31 100 31 100 62 100 Berdasarkan Tabel 4.15Variabel Cuci Tangan Pakai Sabun, responden paling banyak pada kelompok kasus ada 29 responden 93,5 tidak melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabunsedangkan kelompok kontrol hanya 17 responden 54,8 yang melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun . Hasil dari analisis bivariat ada hubungan antara cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 0,557; dengan nilai p = 0,001 p 0,05. Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada balita adalah protektif dimana kebiasaan mencuci tangan merupakan faktor yang berefek positif melindungi dan faktor yang menguntungkan atau mengurangi karena bersifat menghambat penyakit diare.Nilai OR yang diperoleh 0,557 artinya responden yang tidak melakukan kebiasaan CTPS akan berisiko 0,557 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang melakukan kebiasaan CTPS. Universitas Sumatera Utara Responden paling banyak memasak air sampai mendidih pada kelompok kasus ada 18 responden 58,1sedangkan kelompok kontrol tidak jauh beda banyaknya yaitu 19 responden 61,3. Hasil dari analisisbivariat tidak ada hubungan antara memasak air sampai mendidih dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 0,879; dengan nilai p = 0,796 p 0,05. Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara memasak air sampai mendidih dengan kejadian diare pada balita adalah protektif dimana memasak air sampai mendidih merupakan merupakan faktor yang berefek positif melindungi dan faktor yang menguntungkan atau mengurangi karena bersifat menghambat penyakit diare. Nilai OR yang diperoleh 0,879 artinya responden yang tidak memasak air sampai mendidih akan berisiko 0,879 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memamasak air sampai mendidih.responden paling banyak memasak air sampai mendidih pada kelompok kasus ada 18 responden 58,1sedangkan kelompok kontrol tidak jauh beda banyaknya yaitu 19 responden 61,3. Hasil dari analisisbivariat tidak ada hubungan antara memasak air sampai mendidih dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 0,879; dengan nilai p = 0,796 p 0,05. Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara memasak air sampai mendidih dengan kejadian diare pada balita adalah protektif dimana memasak air sampai mendidih merupakan merupakan faktor yang berefek positif melindungi dan faktor yang menguntungkan atau mengurangi karena bersifat menghambat penyakit diare. Nilai OR yang diperoleh 0,879 artinya responden yang tidak memasak air sampai mendidih akan berisiko 0,879 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memamasak air sampai Universitas Sumatera Utara mendidih. Variabel pemberian ASI hingga 2 dua tahun, responden paling banyak pada kelompok kasus ada 16 responden 51,6yang tidak memberikan ASI hingga 2 dua tahunsedangkankelompok kontrol ada28 responden 90,2 yang memberikan ASI hingga 2 dua tahun. Hasil dari analisis bivariat ada hubungan antara pemberian ASI hingga dua tahun dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 0,100;dengan nilai p = 0,001 p 0,05. Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara pemberian ASI hingga dua tahun dengan kejadian diare pada balita adalah protektif dimana pemberian ASI hingga 2 tahun merupakan dan faktor yang menguntungkan atau mengurangi karena bersifat menghambat penyakit diare. Nilai OR yang diperoleh 0,100 artinya balita yang tidak diberikan ASI hingga dua tahun akan berisiko 0,100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang mendapatkan ASI hingga dua tahun. Variabel pembuangan tinja yang benar, responden paling banyak tidak membuang tinja balita dengan benar pada kelompok kasus ada 28 responden90,3 sedangkan kelompok kontrol hanya ada 16 responden 51,6. Hasil dari analisis bivariat ada hubungan antara pembuangan tinja balita yang benar dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 0,114 dengan nilai p = 0,001 p 0,05. Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara pembuangan tinja balita yang benar dengan kejadian diare pada balita adalah protektif dimana pembuangan tinja dengan benar merupakan faktor yang berefek positif melindungi dan faktor yang menguntungkan atau mengurangi karena bersifat menghambat penyakit diare. Nilai OR yang diperoleh 0,114 artinya balita yang tinjanya tidak dibuang dengan benar akan berisiko 0,114 kali lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang tinjanya Universitas Sumatera Utara dibuang dengan benar. Variabel upaya pencegahan, responden paling banyak yang melakukan upaya pencegahan diare dengan baikpada kelompok kasus ada 17 responden 54,8sedangkan kelompok kontrol lebih banyak yaitu 23 responden 74,2. Hasil dari analisis bivariat ada hubungan antara melakukan upaya pencegahan diare dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 0,821;dengan nilaip = 0,004 p0,05. Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara upaya pencegahan kejadian diare dengan kejadian diare pada balita adalah protektif dimana melakukan upaya pencegahan kejadian diare merupakan faktor yang berefek positif melindungi dan faktor yang menguntungkan atau mengurangi karena bersifat menghambat penyakit diare. Nilai OR yang diperoleh 0,821 artinya yang melakukan upaya pencegahan kejadian diare kurang baik akan berisiko0,821 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang melakukan upaya pencegahan diare dengan baik.

4.2.3 Analisis Multivariat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

1 9 119

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 48

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 17

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 8

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 3

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK,SANITASI DASAR,DANUPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2014

0 0 61

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Diare 2.1.1.Pengertian Diare - Pengaruh Karakteristik, Sanitasi Dasar dan Upaya Pencegahan terhadap Kejadian Diare pada Balita (1-<5 Tahun) di Kelurahan Sei Sekambing C-II Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2014

0 0 48

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Pengaruh Karakteristik, Sanitasi Dasar dan Upaya Pencegahan terhadap Kejadian Diare pada Balita (1-<5 Tahun) di Kelurahan Sei Sekambing C-II Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2014

0 0 9

PENGARUH KARAKTERISTIK, SANITASI DASAR DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA (1 - < 5 TAHUN) DI KELURAHAN SEI SEKAMBING C II WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2014

0 1 20