Persebaran Gunung Berapi dan Gempa Bumi dalam Hubungannya dengan Teori Lempeng Tektonik

35 Geografi SMAMA X Pegunungan Himalaya terbentuk oleh penunjaman akibat tabrakan antara Lempengan India-Australia yang didorong ke bawah oleh Lempengan Eurasia, yang menimbulkan busur gunung api di Indonesia, parit Sunda dan Jawa serta tanah tinggi Nugini, demikian juga Australia bagian utara yang telah didorong ke arah bawah yang kemudian membentuk Teluk Carpentaria dan Laut Timor serta Laut Arafuru. Gambar 2.10 Peta lempengan-lempengan utama yang merupakan bagian-bagian kerak bumi sumber: Alam Semesta dan Bumi, Pustaka Widya, 1978, hlm. 71 Busur gunung-gunung api Indonesia terbentuk karena ketika pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, dan temperatur yang sangat tinggi telah melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Magma ini kemudian muncul melalui retakan-retakan di banyak tempat pada permukaan bumi yang membentuk jajaran gunung api. Gunung-gunung api yang terbentuk dengan cara ini disebut gunung api andesit. Gunung api andesit bersifat mudah meledak dan tak terduga, dan lava yang dikeluarkan membentuk batuan andesit. Terdapat 80 buah gunung berapi yang masih aktif dari 400 gunung berapi yang ada di Indonesia. Gunung berapi tersebut terbagi menjadi tiga barisan, yaitu: 1 Sumatra – Jawa – Nusa Tenggara – Laut Banda; 2 Halmahera dan pulau-pulau di sebelah baratnya; 3 Sulawesi Utara – Sangihe – Mindanao. 36 Geografi SMAMA X Berikut uraian tentang tiga sistem pokok penyebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia.

1. Sistem Sunda

Sistem Sunda dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar, sampai ke Kepulauan Banda di Maluku. Panjangnya ± 7.000 km. Sistem Sunda terdiri atas dua busur, yaitu: busur dalam yang vulkanis dan busur luar yang tidak vulkanis, yang terletak di bawah permukaan laut. Gambar 2.11 Keberadaan dua busur vulkanik dan nonvulkanik di Indonesia sumber: Geografi SMA, 1988, Ganeca

2. Sistem Busur Tepi Asia

Sistem Busur Tepi Asia dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, Filipina, Kalimantan, dan Sulawesi. Setelah sampai Filipina, Busur Tepi Asia terbagi menjadi tiga cabang, yaitu: a. Cabang pertama dimulai dari Pulau Luzon melewati Pulau Palawan dan Kalimantan Utara. b. Cabang kedua dimulai dari Pulau Luzon melewati Pulau Samar, Mindanau, dan Kalimantan Utara. c. Cabang ketiga dimulai dari Pulau Samar, Mindanau, Sangihe, dan Sulawesi.

3. Sistem Sirkum Australia

Sistem Sirkum Australia dimulai dari Selandia Baru melalui Kaledonia Baru ke Irian. = busur vulkanik = busur nonvulkanik 37 Geografi SMAMA X Ketiga sistem pegunungan tersebut bertemu di sekitar Kepulauan Sulu dan Banggai. Indonesia juga merupakan daerah pertemuan rangkaian Sirkum Mediterania dan rangkaian Sirkum Pasifik, dengan proses pembentukan pegunungan yang masih berlangsung sampai saat ini. Hal inilah yang menyebabkan di Indonesia banyak terjadi gempa bumi. Pusat gempa di dalam bumi disebut hiposentrum, sedangkan gempa di permukaan bumi di atas hiposentrum disebut episentrum. Daerah di sekitar episentrum merupakan daerah paling besar kerusakannya. Episentrum di Indonesia kebanyakan terdapat di bawah permukaan laut sehingga kerusakan yang terjadi di daratan tidak begitu besar, tetapi bahaya yang lebih besar disebabkan oleh terjadinya tsunami akibat episentrum di tengah laut. Gempa bumi dapat dipetakan berdasarkan pusat gempa dan skala gempanya, tetapi tidak dapat diperkirakan kapan gempa bumi akan terjadi. Berikut beberapa macam garis pada peta gempa. a. Homoseista, adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa pada waktu yang sama. b. Isoseista, adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui oleh gempa dengan intensitas yang sama. c. Pleistoseista, adalah garis yang mengelilingi daerah yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa bumi. Pleistoseista ini mengelilingi episentrum karena kerusakan yang terhebat di sekitar episentrum. Isoseista yang pertama juga merupakan pleistoseista. Gempa bumi itu merambat melalui tiga macam getaran, sebagai berikut. a. Getaran longitudinal merapat-merenggang Getaran berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi dengan kecepatan tinggi, yaitu 7–14 km per jam. Getaran ini terjadi paling awal dan merupakan getaran pendahuluan yang pertama sehingga disebut getaran primer P. Getaran ini belum menimbulkan kerusakan. b. Getaran transversal naik turun Getaran transversal atau naik turun berasal dari hiposentrum dan juga bergerak melalui dalam bumi dengan kecepatan antara 4–7 km per jam. Getaran ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran pendahuluan kedua sehingga disebut getaran sekunder S. Getaran ini juga belum menimbulkan kerusakan. c. Getaran gelombang panjang Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi dengan kecepatan antara 3,8–3,9 km per jam. Getaran ini datangnya paling akhir, tetapi merupakan getaran pokok yang sering menimbulkan kerusakan.