89
Geografi SMAMA X
2. Dinamika Perubahan Pedosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi
Tanah merupakan permukaan bumi yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, antara lain, tempat mendirikan perumahan,
pertanian dan perkebunan, dan bahan pembuat berbagai macam bahan bangunan. Dapatkah kalian bayangkan bagaimana jika bumi tidak memiliki
tanah? Di mana manusia dan hewan akan berpijak? Di mana tanaman akan tumbuh? Tidak dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika tidak
ada tanah di muka bumi ini.
Tanah berbeda dengan lahan. Tanah adalah material, sedangkan lahan adalah lokasi tanah di muka bumi yang digunakan untuk aktivitas tertentu,
contohnya lahan pertanian, lahan perumahan, lahan perkebunan, dan lahan perikanan.
Tahukah kalian bagaimana proses pembentukan tanah itu? Apakah erosi tanah itu? Apakah penyebab erosi tanah dan apa pula dampaknya
terhadap kehidupan? Bagaimana usaha yang harus kita lakukan untuk mengurangi terjadinya erosi tanah?
a. Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia
Tanah adalah material yang berasal dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa bahan organik. Pelapukan tersebut mengakibatkan batuan yang
sangat keras dan dapat berubah menjadi bahan yang lebih lunak atau butiran-butiran yang lebih halus yang disebut dengan regolit. Lapisan atas
regolit inilah yang berubah menjadi tanah. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelapukan batuan sebagai berikut.
1
Iklim, perubahan suhu panas pada waktu siang hari penyinaran cahaya matahari dan dingin pada malam hari serta curah hujan tinggi
mempercepat keretakan atau kerapuhan batuan yang disebabkan percepatan intensitas reaksi kimia.
2 Aktivitas organisme yang hidup di dalam tanah yang mengeluarkan
zat tertentu yang dapat menghancurkan batu-batuan. 3
Sifat-sifat bahan induk yang membentuknya. 4
Topografi, keadaan topografi berpengaruh terhadap jumlah air hujan yang dapat diserap oleh tanah, kedalaman air tanah, gerakan air, dan
erosi tanah.
5 Perakaran tumbuh-tumbuhan yang dapat masuk ke dalam retakan-
retakan batuan sehingga mempercepat hancurnya batuan, contohnya lumut kerak.
6 Adanya tekanan sisa-sisa zat organik ke permukaan bumi sehingga
terjadi pemadatan yang mempercepat hancurnya batuan. 7
Lama waktu terjadinya pelapukan.
90
Geografi SMAMA X
Sifat-Sifat Tanah yang Dapat Diamati di Lapangan
Sifat-sifat fisik tanah yang dapat diamati di lapangan, antara lain, sebagai berikut.
a Warna tanah, merupakan petunjuk sifat fisik tanah. Perbedaan warna
tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organiknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik, warna yang terjadi semakin
tua atau gelap. Pada lapisan atas kandungan bahan organiknya lebih tinggi daripada tanah pada lapisan bawah, sehingga semakin ke atas
warnanya semakin tua. Selain itu, kandungan Fe juga berpengaruh pada warna tanah. Tanah yang mengandung Fe++ keadaan reduksi akan
berwarna abu-abu, contohnya tanah yang tergenang air. Tanah yang mengandung Fe+++ keadaan oksidasi akan berwarna merah
kecokelatan, contohnya tanah berdrainase baik. Untuk menentukan jenis tanah berdasarkan warnanya, dapat dilihat Klasifikasi Munsel Soil Colour
Chart.
b Batas horizon, merupakan batas antara horizon yang satu dengan yang
lainnya. Batas horizon ini dibedakan menjadi batasan yang nyata dengan lebar peralihan 6,5–125 cm dan batasan yang baru dengan
lebar peralihan 12,5 cm.
c Tekstur tanah, merupakan ukuran butiran tanah yang dapat
menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah terdiri dari bahan kasar dan bahan halus pasir, debu, dan liat. Bahan kasar adalah bahan
yang berukuran 2 mm.
d Struktur tanah, adalah ikatan antarbutiran-butiran pasir, debu dan liat
oleh bahan organik atau oksida besi yang membentuk gumpalan. Struktur tanah menurut bentuknya dibedakan menjadi bentuk
lempung, prisma, tiang, gumpal, granular, dan remah.
e Drainase tanah, adalah kemampuan tanah untuk menyerap air yang
berada di atas permukaannya. Tanah berdrainase baik berwarna merah kecokelatan, sedangkan tanah berdrainase buruk biasanya berwarna
keabu-abuan karena sering tergenang air dan terjadi reduksi Fe, sehingga kurang baik untuk ditanami karena keadaan tanah yang lembap dapat
memicu tumbuhnya jamur dan bakteri.
f Konsistensi, sangat berpengaruh terhadap teknis pengolahan tanah.
Pada kondisi agak basah dapat dibedakan menjadi tanah gembur mudah diolah, tidak lengket, dan gumpalan mudah dihancurkan dan
tanah teguh sulit diolah, lengket, dan gumpalan sulit dihancurkan. Dalam keadaan kering dapat dibedakan menjadi tanah lunak dan tanah
keras.
Jenis tanah berdasarkan bahan induk pembentuk tanah dapat dibedakan menjadi berikut.