KEM ISKINAN ProdukHukum BankIndonesia

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 61 pada akhir September 2010 realisasi penyaluran Raskin untuk periode Januari- September telah dilaksanakan 100 dengan jumlah raskin tersalur sebanyak 12.412 ton. Penyaluran Raskin cukup membantu w arga kurang mampu, karena pada periode tersebut harga beras di Sulteng masih relatif cukup tinggi diatas HPP Pemerintah. Berdasarkan data sementara per akhir Agustus 2010, jumlah KUR yang telah disetujui oleh perbankan di Sulaw esi Tengah mencapai Rp294,73 milyar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 37,57 dari akhir Desember 2009. Kredit Usaha Rakyat sebagian besar disalurkan kepada pelaku usaha di sektor perdagangan dengan pangsa mencapai 65,9 . Sementara tingkat NPL gross Kredit Usaha Rakyat per Agustus 2010 tercatat sebesar 2,54 . Tabel 5.5. Realisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Oleh Perbankan Sulaw esi Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi Per Agustus 2010 Sumber : Laporan bulanan realisasi KUR Dec-09 Agust -10 Dec-09 Agust -10 Dec-09 Agust -10 Pertanian 43,567 68,473 24,272 25,581 7,192 6,018 Pertambangan - - - - - - Perindustrian 8,212 6,999 6,771 5,931 1,162 790 Listrik, Gas, Air - - - - - - Perdagangan Hotel Rest. 143,424 194,274 119,190 106,771 15,855 11,219 Angkutan dan Komunikasi 4,960 800 2,327 511 802 3 Jasa Dunia Usaha 11,694 21,250 5,838 7,346 1,851 1,499 Jasa Sosial 362 355 271 324 9 1 Lain-lain 2,025 2,585 1,658 1,878 37 25 Total 214,244 294,735 160,325 148,342 26,908 19,555 Sektor Plafond Kredit Rp Juta Debitur Baki Debet Rp Juta Boks 2. Kondisi Kependudukan Sulaw esi Tengah Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2010 1 Pada bulan September yang lalu Badan Pusat Statistik BPS Sulaw esi Tengah telah merilis hasil sementara Sensus Penduduk 2010 yang dilakukan tiap 10 tahun. Dari hasil sensus tersebut dapat disimpulkan beberapa hal pokok yakni terjadinya pertumbuhan penduduk, distribusi penduduk, komposisi penduduk, arus migrasi penduduk, karakteristik penduduk menurut pendidikan, ketenagakerjaan, dan perumahan. Laju pertumbuhan penduduk Sulaw esi Tengah berdasarkan hasil sensus tahun 2010 tercatat sebesar 1,94 lebih rendah dari pertumbuhan menurut hasil sensus tahun 2000. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kabupaten Poso 7,14 dan terendah di Kabupaten Donggala 1,03 . Tingginya pertumbuhan penduduk di w ilayah Kabupaten Poso lebih disebabkan oleh mulai kembalinya penduduk yang pada w aktu kerusuhan Poso mengungsi ke daerah-daerah lain. Penduduk Sulaw esi Tengah yang berjumlah 2.633.420 jiw a terdiri dari 1.349.225 laki- laki dan 1.284.195 perempuan atau sex ratio sebesar 105,1 lebih tinggi dari sex ratio pada tahun 2000 yang tercatat 104,7. Kondisi ini mencerminkan bahw a dalam 10 tahun terakhir jumlah laki-laki bertambah lebih banyak dari perempuan. Berdasarkan w ilayah administrasi tempat tinggal penduduk, sebanyak 15,71 tinggal Kabupaten Parigi M outong, tertinggi dibandingkan daerah-daerah lainnya. Sementara tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota Palu, dan terendah di Tojo Una-Una. Dibandingkan hasil sensus sebelumnya tingkat kepadatan penduduk di w ilayah Kota Palu mengalami peningkatan dari 719,67 jiw akm2 menjadi 848,62 jiw akm2. Salah satu faktor penyebabnya adalah arus migrasi penduduk yang masuk ke Kota Palu. Berdasarkan kelompok umur penduduk sebanyak 33,34 penduduk berusia dibaw ah 15 tahun, sementara penduduk dengan usia di atas 65 tahun mencapai 3,6 . Kondisi tersebut menyebabkan rasio ketergantungan penduduk menjadi 58,6 , lebih besar dari kondisi pada tahun 2000 57,8 . Implikasinya dari kondisi tersebut adalah beban tanggungan dari orang yang bekerja akan semakin berat. Sementara berdasarkan status perkaw inan penduduk, sebanyak 89,51 berstatus kaw in. Prosentase penduduk dengan status kaw in pada dan kelompok usia 20 - 24 tahun mencapai 43.3 , sementara pada kelompok usia 25-49 tahun mencapai 72,48 . Suku bangsa terbesar yang mendiami w ilayah Sulaw esi Tengah berasal dari Suku Kaili 20,77 diikuti suku Bugis. Sebagian besar penduduk di Sulaw esi Tengah belum banyak melakukan migrasi seumur hidup, hal ini ditandai oleh masih tingginya proporsi penduduk yang tidak berpindah domisili dari tempat dimana ia dilahirkan. Hanya penduduk Kota Palu yang tercatat paling banyak melakukan migrasi seumur hidup 43,88 sementara daerah lainnya 30 . Gambaran arus migrasi yang sama juga berlaku untuk arus migrasi dibandingkan kondisi pada 5 tahun yang lalu. Akses transportasi antar daerah yang belum terbuka dengan baik khususnya di daerah luar Palu diduga menjadi salah satu faktor minimnya arus migrasi di daerah diluar Kota Palu. M ayoritas penduduk yang bekerja sebagai petani menjadi faktor lain yang mendorong penduduk enggan pergi meninggalkan lahan yang digarap. Di sisi lain dampak negatif dari kondisi tersebut adalah potensi ekonomi yang ada di daerah menjadi kurang optimal, karena terhambatnya arus informasi dan tekhnologi dari lingkungan luar serta migrasi penduduk yang masuk dengan membaw a modal dan pengetahuan baru. Sementara itu, berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan, kondisi pada tahun ini relatif lebih baik dari 10 tahun yang lalu. Jumlah penduduk yang tidakbelum menamatkan pendidikan SD hanya berjumlah 31,03 , turun dari tahun 2000 yang mencapai 34,56 . Kondisi ini diperkuat dengan data yang menunjukan bahw a persentase penduduk 10 tahun ke atas yang melek huruf meningkat dari 93,7 pada tahun 2000 menjadi 94,68 pada tahun ini. Angka partisipasi murni untuk tingkat SD dan SM P masing-masing mencapai 85,96 dan 47,31 , sedangkan untuk tingkat SM U mencapai 34,18 . Angka partisipasi murni merupakan indikator tingkat kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sesuai dengan usia sekolah. Situasi ketenagakerjaan pada tahun 2010 ditandai oleh masih cukup tingginya angka pengangguran yakni sebesar 8,49 . Berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan, secara umum semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan maka peluang untuk memperoleh pekerjaan semakin luas. Dalam bidang perumahan, sebagian besar 56,61 rumah di Sulaw esi Tengah masih menggunakan lantai dari semenbata merah, sementara rumah yang menggunakan lantai tanah mencapai 6,53 . Dari sisi sumber penerangan utama yang digunakan, rumah tangga yang menikmati sambungan listrik dari PLN dengan dan tanpa meteran sebanyak 67,92 . Prosentase tertinggi rumah dengan listrik dari PLN berada di w ilayah Kota Palu sementara di daerah-daerah seperti Banggai Kepulauan, Buol, M orow ali, Tojo Unauna dan Donggala prosentasenya lebih rendah dari rata-rata provinsi. Kondisi ini menunjukan bahw a masih banyak w ilayah di Sulaw esi Tengah yang belum terjangkau layanan listrik PLN. 1Hasil sementara yang telah disosialisasikan oleh BPS Sulaw esi Tengah 62 Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah BAB 6 PERKEM BAN GAN KEU AN GAN D AERAH 6.1 Realisasi APBD Sulaw esi Tengah Hingga triw ulan III 2010, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulaw esi Tengah memiliki kinerja yang baik. Realisasi pendapatan daerah Provinsi Sulaw esi Tengah hingga triw ulan III 2010 mencapai Rp 863,53 miliar atau 82,56 dari total anggaran pendapatan daerah tahun 2010 Rp1.046 miliar. Nilai realisasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pendapatan APBD pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 70,04 dari total target pendapatan sebesar Rp 1.062,74 miliar. Sementara di sisi Belanja Daerah, kinerja realisasi pos ini hingga triw ulan III 2010 mencapai 61,42 dari target Belanja Daerah sebesar Rp 1.105,60 miliar atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Belanja Daerah triw ulan III 2009 sebesar 51,55 . Adanya perbedaan tingkat realisasi belanja daerah dengan realisasi pendapatan daerah mengakibatkan terjadinya surplus pada periode triw ulan III 2010 sebesar Rp 184,52 miliar. Persen 2008 2009 2010 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 Pendapatan Daerah Belanja Daerah 73,64 56,26 70,04 51,55 82,56 61,42 Sumber : Biro Keuangan Grafik 6.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Sulteng sd Triw ulan III 2010 63 Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah

6.2. Realisasi Belanja APBD

Berdasarkan kinerja belanja APBD, realisasi belanja tidak langsung pada triw ulan III 2010 mencapai 63,85 lebih tinggi dibandingkan realisasi belanja langsung sebesar 59,42 . Di sisa periode anggaran tahun 2010, realisasi belanja langsung perlu ditingkatkan mengingat anggaran ini langsung terkait dengan program-program peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tabel 6.1. Kinerja Belanja Daerah Provinsi Sulaw esi Tengah M iliar Rp Uraian Anggaran Tahun 2010 Realisasi sd. Tw III-2010 Nominal Pangsa Nominal Realisasi Pangsa Belanja Tidak Langsung 498,05 45,05 318,02 63,85 46,84 Belanja Langsung 607,56 54,95 360,99 59,42 53,16 Total Belanja Daerah 1.105,60 100,00 679,02 61,42 100,00 Sumber : Biro Keuangan Prov. Sulteng Persen 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal 60,87 69,10 46,27 Sumber : Biro Keuangan Grafik 6.2 Realisasi Belanja Langsung APBD Sulteng sd Triw ulan III 2010 Dari anggaran belanja langsung, dapat dilihat bahw a belanja barang dan jasa memiliki persentase realisasi paling tinggi yakni 69,10 dan terendah pada realisasi belanja modal 46,27 . Walaupun kinerja realisasi belanja modal tahun ini mengalami perbaikan dibandingkan tahun lalu, akan tetapi realisasi belanja ini perlu terus ditingkatkan mengingat besarnya efekt positif bagi perekonomian Sulaw esi Tengah. 64 Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah

6.3. Realisasi Pendapatan APBD

Dari sisi pendapatan daerah, dana perimbangan masih merupakan sumber utama pendapatan daerah dengan persentase kontribusi sebesar 66,30 . Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam, dana alokasi umum DAU dan dana alokasi khusus DAK. Tabel 6.2. Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Sulaw esi Tengah M iliar Rp Uraian Anggaran Tahun 2010 Realisasi sd. Tw III-2010 Nominal Pangsa Nominal Realisasi Pangsa PAD 278,23 26,60 290,46 104,39 33,64 Dana perimbangan 744,57 71,18 570,69 76,65 66,09 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 23,20 2,22 2,39 10,28 0,28 Total Pendapatan Daerah 1.046,00 100,00 863,53 82,56 100,00 Sumber : Biro Keuangan Prov. Sulteng Berdasarkan tingkat realisasi Pendapatan Asli Daerah, Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah memiliki tingkat realisasi tertinggi yakni 204,04 . Sedangkan pos pajak daerah yang memiliki kontribusi terbesar pada realisasi PAD terealisasi sebesar 83,42 . Persen Persen 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 101,74 80,56 100,36 234,74 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 82,61 6,09 3,89 7,40 Sumber : Biro Keuangan Sumber : Biro Keuangan Grafik 6.3 Tingkat Realisasi Pendapatan Asli Daerah Grafik 6.4. Proporsi Realisasi Pendapatan Asli Daerah Disisi Dana Perimbangan, dana alokasi umum merupakan komponen yang memiliki tingkat realisasi tertinggi yakni mencapai 50 . Sementara DAK yang ditujukan untuk mendukung program pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan prasarana pemerintah, kelautan dan perikanan serta pertanian baru terealisasi sebesar 30 . 65 Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah Persen Persen 20 40 60 80 100 Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus 97 75 75 20 40 60 80 100 Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus 10 87 4 Sumber : Biro Keuangan Sumber : Biro Keuangan Grafik 6.5. Tingkat Realisasi Dana Perimbangan Grafik 6.6. Proporsi Realisasi Dana Perimbangan

6.4 Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan PPASP TA 2010

Penyusunan PPAS-P Tahun Anggaran 2010 dimaksudkan untuk melakukan perubahan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berdasarkan skala prioritas dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah saat ini. Penyusunan Prioritas Plafon Anggaran Sementara Perubahan PPASP merupakan implementasi dari amanat Peraturan M enteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 yang telah diubah dengan Peraturan M enteri Dalam Negeri No.59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Penyusunan PPASP Provinsi Sulteng tahun 2010 bertujuan untuk : 1. M enyesuaikan program dan kegiatan dengan mempertimbangkan sisa w aktu pelaksanaan APBD Tahun Anggaran berjalan apabila melampaui asumsi KUA yang ditetapkan sebelumnya 2. M elakukan penguranganpenambahan terhadap capaian target kinerja program kegiatan apabila asumsi KUA sebelumnya tidak tercapaiterlampaui 3. Sebagai pedoman dalam penyusunan APBD Perubahan Provinsi Sulteng tahun 2010 Penyusunan prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan ini didasarkan pada kondisi daerah selama tahun berjalan dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka M enengah Daerah RPJM D dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD serta Kebijakan Umum Perubahan APBD KUAP APBD.