KETENAGAKERJAAN Kondisi ketenagakerjaan di Sulaw esi Tengah dalam satu tahun terakhir

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 54 kesempatan kerja baru di w ilayah tersebut, sementara jumlah penduduk Kota Palu yang lebih banyak dari daerah lain menyebabkan TPT Palu secara relatif lebih tinggi. Persen Sumber : BPS Sulawesi Tengah Grafik 5.2. TPAK dan TPT Di KabupatenKota Se Sulaw esi Tengah Tahun 2009 Sejalan dengan jumlah penduduk di tiap provinsi, jumlah angkatan kerja tertinggi tercatat di Provinsi Sulaw esi Selatan 3.560.893 orang, sedangkan terendah di Provinsi Gorontalo 484.834 orang. Demikian halnya dengan jumlah penduduk yang bekerja dimana jumlah terbesar berada di Sulaw esi Selatan. Sementara itu TPT tertinggi tercatat di Provinsi Sulaw esi Utara 10,48 sedangkan terendah di Provinsi Sulaw esi Barat 4,10 , adapun TPT nasional tercatat sebesar 7,41 . Tingkat partisipasi Angkatan Kerja TPAK tertinggi tercatat di Provinsi Sulaw esi Tenggara 72,30 , sedangkan terendah di Provinsi Sulaw esi Utara 62,20 . Persen Sumber : BPS Sulawesi Tengah Grafik 5.3. Tingkat TPAK dan TPT Pada Beberapa Provinsi Di Sulaw esi Posisi Februari 2010 Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 55 Berdasarkan kondisi pada bulan Februari 2010 secara umum tingkat pengangguran di seluruh provinsi di Sulaw esi relatif lebih baik dari tahun lalu yang ditunjukkan oleh penurunan TPT. Laju penurunan TPT tertinggi terjadi di Provinsi Sulaw esi Barat yakni sebesar 0,82 , dan terkecil di Provinsi Gorontalo yakni sebesar 0,01 . Dalam periode satu tahun terakhir TPT Sulaw esi Tengah turun sebesar 0,22 sementara secara nasional TPT turun sebesar 0,73 . Relatif lebih tingginya penurunan TPT nasional dari TPT Sulteng menunjukkan bahw a laju penciptaan lapangan kerja di Sulaw esi Tengah masih berada di baw ah rata-rata nasional. Indikator tingkat pengangguran lainnya yakni tingkat setengah pengangguran cenderung meningkat. Jumlah penduduk setengah pengangguran di Sulaw esi Tengah pada bulan Februari 2010 tercatat 410.340 orang lebih rendah dibandingkan data pada bulan Februari 2009 yang berjumlah 411.924 orang. Seseorang dikatakan sebagai setengah pengangguran jika bekerja kurang dari jam kerja normal 35 jam seminggu. M eskipun jumlah jam kerja per minggu tidak sepenuhnya dapat memberikan gambaran tingkat produktivitas, jam kerja yang rendah merupakan salah satu indikasi pemanfaatan tenaga kerja yang kurang optimal. Berdasarkan lapangan kerja utama, struktur ketenagakerjaan di Sulaw esi Tengah belum mengalami perubahan yang berarti dalam periode satu tahun terakhir. Sebagian besar angkatan kerja di Sulaw esi Tengah masih bekerja pada sektor pertanian 57,5 . Sektor pertanian tetap menjadi pilihan masyarakat karena sifatnya yang fleksibel dan tidak membutuhkan keahlian khusus serta sebagian besar penduduk Sulteng tinggal di w ilayah pedesaan. Kondisi ini juga berkaitan dengan struktur perekonomian Sulaw esi Tengah yang juga didominasi oleh sektor pertanian. Perubahan cukup mencolok terjadi pada pangsa tenaga kerja sektor usaha pertambangan, listrik dan gas yang meningkat sebesar 1,3 dan sektor usaha konstruksi yang meningkat 0,8 . Peningkatan tenaga kerja pada sektor pertambangan disebabkan oleh meningkatnya aktifitas tambang rakyat di Poboya dan kegiatan eksploitasi mineral tambang di daerah baik dalam skala kecil maupun besar. Sementara peningkatan pangsa tenaga kerja pada sektor konstruksi terjadi seiring dengan semakin banyaknya pembangunan rumah dan ruko. Pada triw ulan I 2010 sektor pertambangan dan sektor konstruksi masing-masing tumbuh sebesar 8,34 y-o-y dan 8,72 y-o-y. Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 56 Tabel 5.2. Persentase Penduduk yang Bekerja M enurut Lapangan Kerja Utama Sumber : BPS Provinsi Sulaw esi Tengah Berdasarkan data terbaru dari BPS, status pekerjaan penduduk yang bekerja masih didominasi oleh kelompok yang bekerja dengan dibantu buruh tidak tetapburuh tidak dibayar 26,30 . Sementara persentase terendah adalah kelompok pekerja bebas pada sektor non pertanian 2,28 . Berdasarkan data tersebut juga terlihat bahw a jumlah buruhkaryaw an dan kelompok pengusaha yang dibantu oleh buruh tetap tercatat mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,6 dan 0,59 . Sementara itu persentase penduduk yang berstatus pekerja tak dibayar mengalami penurunan sebesar 0,66 . Kondisi ini cukup menggembirakan karena akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. Tabel 5.3. Persentase Penduduk yang Bekerja M enurut Status Pekerjaan Utama Sumber : BPS Provinsi Sulaw esi Tengah Berdasarkan data pada akhir September 2010, jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kantor Disnakertrans Provinsi Sulaw esi Tengah tercatat sebanyak 73.437 FEB 2008 FEB 2009 FEB 2010 Pertanian 62,7 57,9 57,5 Industri 4,4 5,2 4,2 Konstruksi 3,5 2,8 3,6 Perdagangan 12,4 15,1 15,3 Angkutan dan Komunikasi 4,2 4,0 3,2 Keuangan dan Jasa Perbankan 0,5 1,0 0,8 Jasa Kemasyarakatan 11,8 13,4 13,5 Pertambangan, Listrik, dan gas 0,8 0,6 1,9 Total 100 100 100 Total orang 1.131.027 1.173.089 1.223.979 PERIODE Lapangan Kerja Utama Status Pekerjaan FEB 2008 FEB 2009 FEB 2010 Berusaha Sendiri 18,81 18,73 18,60 Berusaha dibantu buruh tdk tetap 28,95 26,51 26,30 Berusaha dibantu buruh tetap 2,38 2,61 3,10 BuruhKaryawan 18,46 20,00 20,60 Pekerja bebas di Pertanian 4,67 4,21 5,90 Pekerja bebas di non Pertanian 2,24 2,68 2,00 Pekerja tak dibayar 24,49 25,26 23,60 Total 100 100 100 Total orang 1.131.027 1.173.089 1.223.979 Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 57 orang, bertambah 442 orang dari posisi bulan Juni 2010. Penambahan pencari kerja terjadi pada kelompok dengan pendidikan terakhir SLTA. Sementara berdasarkan jenis kelamin, penambahan terbanyak terjadi pada kelompok pencari kerja perempuan. Jika dibandingkan dengan kondisi 1 tahun yang lalu September 2009, jumlah pencari kerja naik 2,1 atau sebanyak 1.525 orang. Tabel 5.4. Perkembangan Jumlah Pencari Kerja di Sulaw esi Tengah Sumber : Disnakertrans Sulteng Tingkat Upah M inimum Provinsi UM P Sulaw esi Tengah tahun 2010 ditetapkan sebesar Rp777.500,- per bulan atau naik 7,99 dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp720.000,-, sementara Upah M inimum Harian ditetapkan sebesar Rp.31.100,-. Secara umum tingkat kenaikan UM P Sulaw esi Tengah masih lebih tinggi dibandingkan laju inflasi Kota Palu. Persen Rupiah Sumber : BPS Sulawesi Tengah Grafik 5.4. Perkembangan Tingkat UM P Sulaw esi Tengah dan Inflasi Kota Palu Disamping mengandalkan daya serap perekonomian regional dan dalam negeri, Sulaw esi Tengah juga telah mengirimkan tenaga kerjanya ke luar negeri. Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat hingga bulan September 2010 jumlah pengiriman TKI pada tahun ini mencapai 955 orang. Dari jumlah tersebut sebagian L W Total L W Total L W Total L W Total L W Total SD 162 91 253 141 76 217 141 76 217 63 76 139 80 81 161 SLTP 414 170 584 374 89 463 365 75 440 180 81 261 167 75 242 SLTA 21159 21,707 42,866 21,632 21,682 43,314 22,515 22,756 45,271 21,337 21,892 43,229 21,478 22,156 43,634 D I 800 1,989 2,789 821 1,894 2,715 930 2,062 2,992 856 2,185 3,041 860 2,195 3,055 D II 1142 2,662 3,804 1,188 2,744 3,932 1,378 3,135 4,513 1,273 3,470 4,743 1,278 3,478 4,756 D III 1343 2,243 3,586 1,453 2,279 3,732 1,868 2,925 4,793 1,247 2,619 3,866 1,288 2,599 3,887 Sarjana 7180 9,667 16,847 7,527 9,859 17,386 8,065 10,617 18,682 7,208 10,337 17,545 7,201 10,330 17,531 Pascasarjana 88 65 153 88 65 153 91 66 157 99 72 171 99 72 171 Jumlah 32,288 38,594 70,882 33,224 38,688 71,912 35,353 41,712 77,065 32,263 40,732 72,995 32,451 40,986 73,437 Pendidikan Terakhir Jun.2009 Sep.2009 Des.2009 Jun.2010 Sept.2010 Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 58 besar 87,9 persen TKI dikirim ke negara-negara Timur Tengah. Sementara jika dilihat dari daerah asalnya, Kabupaten Sigi menjadi penyumbang terbesar pengiriman TKI dari Sulaw esi Tengah dengan jumlah mencapai 587 orang, diikuti oleh Parigi M outong dan Donggala masing-masing sebanyak 203 orang dan 106 orang. Sesuai peraturan yang berlaku usia TKI yang diberangkatkan berada pada rentang usia 21- 40 tahun.

5.2. INDEKS PEM BANGUNAN M ANUSIA IPM

Angka Indeks Pembangunan M anusia atau IPM 1 Sulaw esi Tengah menunjukkan perbaikan, w alaupun belum terlalu signifikan . Dibandingkan dengan angka IPM nasional, IPM Sulaw esi Tengah masih berada di baw ah IPM nasional. Pada tahun 2008, angka IPM Sulaw esi Tengah sebesar 70,09 meningkat sebesar 0,75 dari tahun sebelumnya. M eski IPM Sulaw esi Tengah masih berada dalam kategori menengah, namun secara nasional, IPM Provinsi Sulaw esi Tengah berada pada peringkat 22 dari 33 provinsi di Indonesia. Sementara bila dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia Timur Sulaw esi, M aluku, Papua, IPM Sulaw esi Tengah menduduki urutan ke 4 dari 10 provinsi yang ada di kaw asan tersebut. Persen Peringkat Sumber : BPS Sulawesi Tengah Grafik 5.5. Perkembangan IPM Sulteng dan Nasional 1 IPM dikembangkan pada 1990 oleh ekonom Pakistan M ahbub ul Haq, dan telah digunakan sejak tahun 1993 oleh UNDP pada laporan tahunannya. Nilai IPM menunjukkan pencapaian rata-rata dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu 1. usia yang panjang dan sehat yang diukur dengan angka harapan hidup, 2. pendidikan yang diukur dengan tingkat baca tulis dengan pembobotan dua per tiga dan angka partisipasi kasar dengan pembobotan satu per tiga, dan 3. standar hidup yang layak yang diukur dengan Produk Dom estik Bruto PDB per kapita pada paritas daya beli dalam mata uang USD Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 59

5.3. KEM ISKINAN

Dalam lima tahun terakhir jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulaw esi Tengah mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin mencapai 566,10 ribu jiw a 24,09 persen, tahun 2007 sebanyak 557,40 ribu jiw a 22,42 persen, tahun 2008 sebanyak 524,70 ribu jiw a 20,75 persen, tahun 2009 sebanyak 489,84 ribu jiw a 18,98 persen dan pada tahun 2010 sebanyak 474,99 ribu jiw a 18,07 persen. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periode tersebut mengindikasikan bahw a program-program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan di Sulaw esi Tengah cukup efektif dalam menekan tingkat kemiskinan yang ada. Persentase penduduk miskin di Sulaw esi Tengah pada tahun 2010 tercatat sebesar 18,07 atau turun sebesar 0,91 dibandingkan tahun 2009 yakni 18,98 , atau secara absolut jumlah penduduk miskin turun sebesar 14.850 jiw a. Namun demikian tingkat kemiskinan di Sulaw esi Tengah masih lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan secara nasional yang tercatat sebesar 13,33 . Berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, sebagian besar penduduk miskin di Sulaw esi Tengah tinggal di daerah pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Sulaw esi Tengah yang tinggal di w ilayah pedesaan pada tahun 2010 mencapai 420.770 jiw a 88,58 , sementara yang tinggal di w ilayah perkotaan sebanyak 54.220 ribu jiw a 11,42 . Kondisi ini tentu berkaitan dengan fakta bahw a mayoritas penduduk Sulaw esi Tengah tinggal di w ilayah pedesaan. Dengan fakta bahw a sebagian besar penduduk tinggal di w ilayah pedesaan yang umumnya bekerja pada sektor pertanian, penurunan NTP berpotensi untuk menambah jumlah penduduk miskin. Oleh karena itu salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk miskin adalah dengan membuat kebijakan-kebijakan yang lebih pro rural dan pro poor . Bentuk keberpihakan tersebut dapat berupa perlindungan harga jual melalui penetapan harga dasar, pembukaan akses informasi dan pasar, perbaikan dalam sistem tata niaga pupuk, dan program pendampingan kepada petani. Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 60 Persen Persen Sumber : BPS Sulawesi Tengah Sumber : BPS Sulawesi Tengah Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk M iskin Di Sulteng Grafik 5.7. Indeks Kedalaman Kemiskinan Persen Persen Sumber : BPS Sulawesi Tengah Sumber : BPS Sulawesi Tengah Grafik 5.8. Indeks Keparahan Kemiskinan Di Sulteng Grafik 5.9. Persentase Penduduk M iskin M enurut Lokasi Tinggal Secara umum dari berbagai indikator kemiskinan yang ada, tingkat kemiskinan Sulaw esi Tengah masih berada dibaw ah kondisi nasional. Kondisi ini menunjukkan bahw a upaya pengentasan kemiskinan yang dijalankan di Sulaw esi Tengah masih tertinggal dari daerah lain. Hingga saat ini 9 Kabupaten dari 11 w ilayah KabupatenKota di Sulaw esi Tengah masih termasuk dalam kelompok daerah tertinggal. Dalam upaya penurunan jumlah penduduk miskin, secara nasional Pemerintah telah melakukan beberapa program antara lain program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM , program keluarga harapan, program BOS, program BLT, program Askeskin, penyaluran KUR serta program beras untuk rakyat miskin Raskin. Alokasi penjualan beras untuk setiap rumah tangga pada tahun 2010 ditetapkan sebanyak 13 kg dengan harga Rp1.600kg. Berdasarkan data Perum Bulog Divre Sulaw esi Tengah, Raskin akan didistribusikan kepada 159.126 RTS. Berdasarkan data