Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional
11
Persen perubahan Persen
Sumber : BPS Sulawesi Tengah Sumber : Survei Konsumen KBI Palu
Grafik 1.6. Perkembangan Nilai Tukar Petani Grafik 1.7. Indeks Keyakinan Konsumen
Berdasarkan hasil Survei Konsumen pada periode Juli-September 2010, indeks keyakinan konsumen masih berada di atas 100, meski cenderung mengalami
penurunan dari akhir triw ulan sebelumnya. Hal ini menjadi indikator bahw a daya beli masyarakat masih terjaga yang diperkuat optimisme masyarakat bahw a tingkat
penghasilan masyarakat yang dianggap masih lebih baik dibandingkan periode 6 bulan sebelumnya. meningkatnya persepsi masyarakat terhadap tingkat penghasilan
saat ini didukung oleh meningkatnya pendapatangaji serta adanya peningkatan omzet penjualan
.
Konsumsi pemerintah pada triw ulan III 2010 tumbuh melambat 4,85 y-
o-y, atau sebesar 5,94 q-t-q.
Angka tersebut dapat dikonfirmasi dari angka realisasi belanja pemerintah propinsi Sulaw esi Tengah.
Tabel 1.2. Realisasi Belanja Pemerintah Propinsi Sulaw esi Tengah
Komponen Belanja Jun-09
Sep-09 Dec-09
M ar-10 Jun-10
Sep-10 Belanja Daerah
32.10
44.80
80.68 2.83
36.70 61.42
Belanja Operasi 36.30
52.60
91.42 2.51
40.13 65.18
Belanja M odal 15.80
34.20
69.02 0.27
24.28 46.27
Belanja Tak Terduga 0.00
0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Transfer Ke KabKota 52.70
13.80
38.35 12.06
41.83 74.65
Sumber : Biro Keuangan Propinsi Sulaw esi Tengah, data diolah.
Tingkat realisasi belanja pemerintah pada triw ulan laporan sudah cukup lebih baik dengan tingkat realisasi belanja mencapai 61,42 meski masih didominasi
komponen belanja operasional mencakup pos belanja pegaw ai, belanja barang, belanja bantuan sosial, dll. Tingkat realisasi belanja daerah yang lebih tinggi dari
periode yang sama tahun lalu menjadi indikasi adanya perbaikan dalam hal pengelolaan belanja daerah.
Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional
12
1.1.2. Investasi
Laju investasi pada triw ulan III 2010 tumbuh melambat 2,78 y-o-y,
atau 6,93 q-t-q.
Pertumbuhan investasi pada triw ulan laporan terutama didorong oleh investasi sw asta baik yang sifatnya baru maupun penggantian barang
modal. Adanya peningkatan pertumbuhan tersebut dapat dikonfirmasi dari beberapa indikator antara lain pertumbuhan kredit investasi berdasarkan lokasi proyek, dan
realisasi pengadaan semen. Kredit investasi berdasarkan lokasi proyek September 2010 tercatat sebesar
Rp1,36 trilyun atau melambat 10,5
y-o-y
, dan masih didominasi oleh kredit investasi untuk w ilayah Kabupaten Poso dan Kota Palu. Sementara itu, meski masih
mengalami kontraksi sebesar 1,39
y-o-y
volume realisasi pengadaan semen di Sulaw esi Tengah pada triw ulan III 2010 mengalami penguatan ditandai dengan
adanya pertumbuhan pengadaan semen sebesar dari triw ulan sebelumnya sebesar 8,3
q-t-q
.
Rp miliar y.o.y persen Ton persen
Sumber : Buku SEKDA Sulawesi Tengah Sumber : Asosiasi Semen Indonesia
Grafik 1.8. Kredit Investasi M enurut Lokasi Proyek Grafik 1.9. Realisasi Pengadaan Semen Di Sulteng
Impor luar negeri Sulaw esi Tengah selama bulan Juli-September 2010 tercatat sebesar US.1,35 juta. Angka tersebut turun sebesar 88,5 y-o-y. Barang-barang
impor pada triw ulan laporan sebagian besar merupakan barang-barang jadi hasil olahan industri.
Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional
13
1.1.3. Ekspor
Aktivitas ekspor
2
Sulaw esi Tengah pada triw ulan III 2010 tumbuh 15,37 y-o-y atau sebesar 5,10 q-t-q.
Pada periode bulan Juli-September 2010 volume ekspor minyak nabati dari Sulaw esi Tengah tercatat sebesar 12,54 ribu ton
atau tumbuh sebesar 9,3 dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekspor pada triw ulan laporan juga didukung oleh membaiknya
kinerja ekspor antar provinsi, sedangkan kinerja ekspor antar negara diperkirakan melambat. Komoditas ekspor antar provinsi yang mengalami peningkatan kinerja
yaitu ekspor bahan galian C, dan hasil pertanian kakao. Hasil panen kakao yang cukup bagus berkontribusi positif terhadap kenaikan ekspor selama triw ulan laporan.
Ditinjau dari negara pembeli, pangsa ekspor Sulaw esi Tegah masih didominasi oleh pembeli dari negara di Asia khususnya M alaysia, dan China. Secara agregat
volume ekspor non migas selama periode Juli September 2010 meningkat 4 kali lipat lebih dari ekspor pada triw ulan III 2009
.
Ekspor ke China didominasi oleh bahan
tambang, sementara ekspor ke M alaysia didominasi oleh komoditas kakao. Secara kuartalan volume ekspor luar negeri turun sebesar -1,5
q-t-q
. Secara akumulatif hingga triw ulan III 2010 volume ekspor luar negeri dari Sulaw esi Tengah tercatat
sebesar 1,50 juta metrik ton yang didominasi oleh bahan mineral tambang, dengan nilai ekspor keseluruhan mencapai USD 285,24 juta.
Ton Ton USD per ton
Sumber : Web DSM Sumber : ASKINDO, ICCO
Grafik 1.10. Volume Ekspor Sulteng M enurut Negara Pembeli
Grafik 1.11. Perkembangan Volume Ekspor Kakao dan Harga Kakao di Pasar Internasional
2
Pengertian ekspor dalam konteks PDRB mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi.
Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional
14
Ton persen Ton persen
Sumber : Web DSM BI Sumber : Web DSM BI
Grafik 1.12. Perkembangan Volume Ekspor Hasil Tambang Sulteng
Grafik 1.13. Perkembangan Volume Ekspor M inyak Nabati Sulteng
Berdasarkan data ASKINDO Sulaw esi Tengah, ekspor kakao selama triw ulan III 2010 tercatat tumbuh sebesar 7,0
y-o-y
menjadi 31.724 ton, lebih tinggi dari triw ulan III 2009 yang mencapai 29.652 ton maupun triw ulan sebelumnya yang
mencapai 25.805 ton. Pergeseran musim yang terjadi sepanjang tahun 2010 cukup berpengaruh terhadap pola produksi kakao dari biasanya. Sementara itu harga rata-
rata kakao di pasar internasional selama triw ulan III 2010 cenderung mengalami penurunan dari triw ulan sebelumnya. Harga rata-rata harian kakao pada periode Juli-
September 2010 tercatat sebesar US3.059,7 per ton lebih rendah dari rata-rata triw ulan sebelumnya sebesar US3.210,2 per ton. Penurunan harga kakao tersebut
didorong oleh meningkatnya ekspektasi para pedagang di pasar internasional akan adanya kenaikan produksi kakao dari negara-negara Afrika.
Sementara itu kinerja ekspor hasil tambang pada triw ulan laporan cukup menggembirakan. Volume ekspor hasil tambang pada bulan Juli-September 2010
mencapai 517,55 ribu ton, lebih rendah dari triw ulan II 2010 yang berjumlah 542,33 ribu ton. Secara akumulatif volume ekspor tambang dari Januari-September 2010
berjumlah 1,48 juta ton, jauh lebih tinggi dari volume ekspor sepanjang 2009. Kondisi ini menunjukkan bahw a Sulaw esi Tengah memiliki potensi tambang yang cukup
besar namun selama ini belum banyak dieksplorasi oleh investor. Hingga triw ulan laporan devisa yang diperoleh dari eskpor bahan tambang Sulaw esi Tengah mencapai
USD 30,83 juta, meningkat hampir lima kali lipat dari nilai ekspor tambang tahun lalu. Kegiatan pengiriman barang keluar w ilayah menggunakan kapal laut melalui
pelabuhan Pantoloan selama triw ulan III 2010 mengalami penurunan signifikan