Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

wajar, anak akan mendapat teguran dan arahan dari orang tua disertai dengan alasan yang jelas atas apa yang telah dilakukannya. Secara emosional antara anak dengan orang tua akan terjadi kedekatan, memiliki inisiatif yang positif serta sopan santun dan budi pekerti yang baik.

4.3. Pembahasan

Dari pernyataan keenam keluarga diatas, bisa diketahui bahwa ada tiga keluarga yang memiliki hubungan sikap authoritarian. Yaitu pola hubungan antara orang tua dengan anak yang otoriter. Sedangkan tiga keluarga yang lain memiliki pola hubungan authoritatif dan permissive. Jadi bisa disimpulkan bahwa kebanyakan dari keluarga yang memiliki anak indigo memiliki hubungan, sikap authoritarian atau otoriter. Hal ini disebabkan karena dalam sikap yang otoriter arus hubungan komunikasinya linier atau satu arah yang posisinya tidak seimbang. Yaitu anak selalu menjadi komunikan tanpa diberi kesempatan untuk menjadi komunikator dalam berbicara serta untuk mengungkapkan pendapatnya. Orang tua selalu bertindak semena-mena dalam memerintah serta mempunyai keinginan yang absolute yang harus dilakukan oleh anak tanpa penjelasan dan pertimbangan alasan agar dapat diterima dengan baik oleh anak. Dalam beberapa kasus, bentuk dari sikap yang otoriter ini sangat merugikan pihak anak, misalnya dengan menghukum secara fisik. yang berlebihan mencubit, sentilan, pukul ataupun menjewer. Hal tersebut dilakukan karena orang tua merasa anaknya masih hidup dalam dunianya sendiri, dan tidak mempunyai empati pada orang lain, sehingga membuat orang tua terlalu overprotect dalam membesarkan anak orang tua berusaha untuk membesarkan anaknya sendiri tanpa bantuan orang lain, misalnya pembantu atau baby sitter. Sedangkan di sekolah orang tua mempercayakan anaknya hanya pada gurunya saja. Menggunakan hukuman fisik secara psikologis dapat membuat anak menjadi tertekan atau depresi, selain itu penggunaan kekerasan atau kekuasaan tidak dibenarkan dan tidak boleh dilakukan dalam penanganan anak dengan kebutuhan khusus ini. Jika orang tua menangani anak indigo dengan kekerasan, maka akan membuat anak menjadi tidak kreatif dalam bertindak. Penerapan selalu memberikan hukuman ini malah membawa efek yang tidak diinginkan dan bahkan tidak membuat perilaku berkurang malah semakin bertambah. Oleh sebab itu disarankan seharusnya orang tua untuk menghindari penerapan pemberian hukuman ini karena dianggap tidak terlalu efektif dalam mengurangi atau menghilangkan sebuah perilaku yang tidak diinginkan. Dampak buruk atau akibat dari pola hubungan sikap yang otoriter ini membuat anak mudah tersinggung atau marah, penakut, pemurung, dan merasa tidak bahagia, mudah terpengaruh, mudah stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas serta tidak bersahabat. Dalam hal ini kasus yang sering dijumpai adalah saat orang tua memberikan hukuman kepada anak ketika si anak berbuat salah atau tidak mau melaksanakan perintah orang tuanya. Selain itu orang tua tidak membebaskan anaknya untuk berinteraksi dengan orang lain selain dengan keluarga yang ada dirumah. Sedangkan sikap yang sedikit dijumpai dalam keluarga yang mempunyai anak indigo adalah sikap permissive. Dalam sikap permissive ini orang tua memberikan kebebasan penuh dalan berinteraksi dengan siapapun dan membiarkan anak untuk melakukan apapun sendiri tanpa adanya tanggapan ataupun bimbingan yang diberikan oleh orang tua. Hal ini membuat anak tidak dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu faktor lain yang mendukung adalah rendahnya tingkat pengetahuan orang tua mengenai cara yang baik untuk mengasuh serta mendidik anak melalui pola komunikasi yang baik antara orang tua dengan anaknya yang indigo. Minimnya perhatian orang tua dapat menjadikan anak kurang percaya diri dan suka mendominasi semaunya sendiri, dengan demikian, anak akan merasa benar atas apa yang dilakukannya serta anak tidak mempunyai arah tujuan dan hidup yang jelas. Selain itu, sikap yang lainnya adalah sikap yang authoritative atau demokratis. Secara teori maupun praktek pola hubungan sikap ini adalah pola yang seharusnya digunakan oleh para orang tua. Karena sikap yang demoratis ini bersifat sirkuler sehingga arus komunikasi antara komunikator dan komunikan terjadi dua arah, dan kedudukannya seimbang artinya orang tua dan anak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan. Banyak hal positif yang didapatkan dalam pola hubungan ini antara lain anak bersikap bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri atau self control, bersikap sopan mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mempunyai tujuan atau arah hidup yang jelas dan berorientasi terhadap prestasi. Hubungan keluarga dapat terganggu oleh kehadiran seorang anak yang tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak sempurna secara fisik atau mental. Walaupun semua anak kecil membutuhkan lebih banyak waktu, perhatian dan tenaga orang tua dibandingkan dengan anak yang lebih besar, anak yang tidak sempurna sebagaimana anak indigo akan terus mencapai usia dimana mereka seharusnya sudah lebih mandiri sering meningkatnya kebutuhan mereka seiring dengan bertambahnya usia. Peran orang tua sebagai orang pertama dalam keluarga yang berinteraksi dengan seorang anak sangat memiliki peranan dalam menentukan pembentukan dan perkembangan mental anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak. Didalamnya tercakup pemberian kasih sayang, penerimaan, penyediaan, aturan dan disiplin, mendorong kompetensi serta kepercayaan diri, menampilkan model peran yang pantas dan menciptakan sebuah lingkungan yang menarik dan responsive. Sikap dan perlakuan orang tua yang baik adalah mempunyai karakteristik : a memberikan curahan kasih sayang, b besikap menghargai anak, c menerima anak sebagaimana anak biasanya, d mau mendengar keluhan anak, e memaafkan kesalahan anak dan meminta maaf bila ternyata orang tua sendiri salah kepada anak, f meluruskan kesalahan anak dengan pertimbangan atau alasan-alasan yang tepat Yusuf, 2002 : 139. Sikap yang demokratis memberikan informasi secara terbuka serta memberikan kesempatan anak untuk mengemukakan pendapat. Semangat yang diberikan orang tua menjadi jurus jitu untuk menjalin kedekatan diantara mereka, anak akan merasa dirinya diperhatikan. Bekal pendidikan yang cukup dari orang tua diharapkan anak mempunyai sikap yang kuat dan tangguh dalam mengahadapi segala macam godaan. Hal ini akan menjadikan anak percaya diri, bersahabat dan berusaha memberikan jalan yang terbaik untuk orang tuanya dengan sepenuh hati tanpa keterpaksaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan bahwa terdapat 3 jenis pola komunikasi dalam keluarga yang memiliki anak indigo, yaitu pola komunikasi authoritarian otoriter, pola komunikasi permissive membebaskan, dan pola komunikasi authoritative demokratis. Namun secara garis besarnya hasil penelitian ini adalah kebanyakan keluarga yang memiliki anak indigo menganut pola komunikasi authoritarian atau pola hubungan komunikasi antara orang tua dengan anak yang otoriter. Pola komunikasi yang banyak diterapkan dalam keluarga yang memiliki anak indigo adalah pola komunikasi secara authoritarian atau otoriter. Hal ini disebabkan ibu merasa mempunyai wewenang yang besar dalam mendidik dan membimbing anaknya. Pada keluarga yang menerapkan pola komunikasi otoriter ada saat-saat di mana seorang ibu menerapkan pola komunikasi secara otoriter dan tidak. Tetapi pada saat yang sama yakni di saat anak dalam melakukan interaksi atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, semua informan yang dijadikan penelitian dalam penelitian ini menerapkan pola komunikasi yang cenderung membebaskan anak untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan siapa saja. Pada awalnya ketika orang tua mengetahui bahwa anaknya indigo, mereka mempunyai perasaan malu, minder, dan takut serta ada yang menganggap anak indigo merupakan anugerah dan karunia Tuhan yang patut disyukuri dan dijaga. 85