BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Analisa Data
4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian pola komunikasi keluarga pada anak indigo khususnya anak dengan tingkatan low funcitioning. Mengambil 4 orang informan yang mampu
menjadi informan atau responden serta mampu memberikan semua data yang dibutuhkan. Mereka memiliki orang tua dengan berbagai macam varian, berasal
dari tingkat ekonomi yang berbeda, baik dari kalangan mampu, maupun tidak mampu. Bila diperhatikan, persamaan dari semua informan adalah rata-rata waktu
yang dihabiskan bersama anaknya hampir 24 jam perhari untuk mendampingi dan melatih serta mengasuh. Secara keseluruhan wawancara berlangsung lancar,
dimana sebagian besar informan sangat terbuka dalam memberikan informasi serta mengungkapkan secara mendalam dengan berbagai masalah dalam
berinteraksi dengan anaknya.
4.1.2 Penyajian Data 4.1.2.1 Identitas Responden
INFORMAN 1
Latar pendidikan informan 1 adalah D3 jurusan biologi lulusan Institut Pertanian Bogor, dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Informan 1 berusia 37
tahun, beragama islam, orang keturunan Jawa Timur yang juga kelahiran, tinggal
61
dan besar di Surabaya. Kedua orang tua informan 1 juga kelahiran Surabaya. Setelah lulus SMA dia memilih untuk melanjutkan kuliah di Institut Pertanian
Bogor dan menikah dengan laki-laki asal Surabaya yang juga satu kampus dengan dirinya. Aktivitas informan 1 saat sebagai mahasiswa hanya belajar dan mengikuti
kegiatan keagamaan di IPB yang bernama Badan Kerohanian Mahasiswa BKM di. Hobi Informan 1 adalah membaca majalah, menonton tv dan tidur. Sedangkan
suami informan 1 berusia 42 tahun dan juga beragama islam. Suami dari informan 1 juga lulusan dari Institut Pertanian Bogor dan kini bekerja sebagai desainer
majalah. Hobi suami informan 1 sendiri adalah mendesain gambar di komputer. Penghasilan dari suami informan 1 Rp 1.500.000,00 per bulan. Menurut informan,
penghasilan tersebut cukup untuk makan sehari – hari, menyekolahkan anak semata wayangnya dan sisanya ditabung untuk masa depan anaknya. Tidak ada
pembantu hanya ayah, ibu, seorang anak perempuan dan seorang nenek yang berada di rumahnya. Mereka hanya tinggal berempat.
Informan 1 merupakan ibu dari seorang anak indigo yang bernama Rara. Informan 1 sendiri telah mengetahui istilah indigo dari sebuah majalah yang baru
dibacanya saat dirinya berusia 30-an. Indigo, bagi Informan 1 adalah sebuah istilah untuk seseorang yang memiliki indra keenam di mana seorang anak yang
memiliki kecerdasan tinggi, selalu asyik dengan imajinasinya sendiri, dan memiliki keahlian dapat melihat makhluk-makhluk halus. Menurut pengakuannya,
informan 1 tidak pernah berkonsultasi dengan psikolog mengenai anaknya yang indigo. Keluarga ini tinggal di sebuah perkampungan yang berlokasi di Ploso
dekat daerah Tambak Sari. Karakter dari informan 1 sangatlah keras karena selalu
menghendaki anaknya patuh dan menurut pada informan 1. Informan 1 mengakui bahwa dirinya sering sekali memaksakan kehendak pada anaknya dan suka
memarahi anaknya meskipun anaknya hanya melakukan kesalahan – kesalahan kecil. Tetapi pada saat interview berlangsung, beliau menunjukkan sifat yang
sangat ramah dan murah senyum.
INFORMAN 2
Keluarga merupakan keluarga pemilik salah satu pondok pesantren di daerah Surabaya tepatnya di daerah Tambak Bening. Suami dari informan 2
adalah seorang kyai, penulis buku, sekaligus pemilik sebuah pondok pesantren. Telah banyak buku bertema keagamaan yang ditulis dan diterbitkan oleh suami
informan 2. Hobi suami informan 2 adalah membaca dan menulis buku. Suami informan 2 kelahiran kota Jember 48 tahun silam. Informan 2 adalah lulusan
Madrasah Tsanawiyah. Beliau kelahiran kota Surabaya. Usia dari informan 2 adalah 42 tahun. Informan 2 mempunyai hobi membaca Al-Qur’an. Selain
terdapat ayah, ibu dan kedua anaknya, juga terdapat beberapa santri yang tinggal menginap di pondok pesantren tersebut. Anaknya yang menyandang indigo 8
tahun adalah anak kedua dari dua bersaudara. Anak pertama sudah berumur 17 tahun yang juga penyandang indigo. Dalam keseharian di rumah, informan 2
hampir setiap hari dibantu oleh para santrinya untuk menjaga kedua anaknya. Sedangkan suami dari informan 2 selain mengajar di pondok pesantren, juga
berprofesi sebagai Dai dan khotib. Suami informan 2 sering keluar rumah pondok pesantren untuk mengisi acara pengajian di berbagai tempat. Selain itu, suami
informan 2 juga merupakan wiraswasta yang menjual berbagai macam barang yang hasilnya digunakan untuk membangun pondok pesantren. Penghasilan dari
suami Informan 2 berkisar Rp 4.000.000,00 per bulan. Informan 2 selain menjadi ibu rumah tangga juga ikut membantu suami memberi pengajian kepada para
santri perempuan di pondok pesantren. Selama proses interview, informan 2 sambil mengawasi anaknya bermain.
Informan 2 memandang bahwa keluarganya bersifat demokratis dalam mendidik dan mengatur anaknya. Informan 2 bersama suami membebaskan anak-
anaknya untuk beraktivitas di luar pondok bahkan mengerjakan pekerjaan rumah. Tidak ada peraturan khusus yang diterapkan untuk kedua putranya dalam pondok
pesantren. Informan 2 hanya memberikan arahan mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk kepada kedua putranya. Walaupun informan 2 bersama suami
tidak ada hukuman secara fisik kepada anak – anaknya, keduanya tetap menasehati apabila putra – putranya berbuat kesalahan. Suami dari informan 2
juga seorang yang indigo. Menurut informan 2, kedua putranya indigo karena keturunan. Informan 2 memandang indigo adalah sebuah keahlian atau
keistimewaan yang ”lebih” dari orang pada umumnya. Misalnya dapat melihat hantu, mengetahui apa yang terjadi di masa depan, membaca pikiran orang dan
lainnya yang tidak bisa dinalar secara logika. Anak pertamanya yang juga indigo tidak mengenyam dunia pendidikan atau tidak sekolah karena tidak mau sekolah.
Tetapi dari kecil ia anak pertamanya dapat berbahasa inggris dan komputer tanpa ada yang mengajari. Anak pertamanya, Bibli, selalu mempelajari sesuatu
secara otodidak. Baru anak keduanya yang bernama Billah mengenyam dunia pendidikan. Kini Billah sekolah di tingkat dasar kelas 3.
INFORMAN 3
Informan 3, berusia 43 tahun dan merupakan seorang ibu dari dua orang anak dimana salah seorang anaknya adalah anak indigo. Agama dari informan 3
adalah kristen protestan. Informan 3 kelahiran Surabaya dan besar di Surabaya. Hobi informan 3 adalah berenang. Dilihat dari sifat dan karakter informan 3
adalah seorang yang tegas dan disiplin dalam mengambil tindakan dan keputusan, dilihat dari latar belakang keturunan keluarganya ayah dari informan 3 adalah
seorang militer. Usia suami informan 3 adalah 43 tahun dan juga kelahiran serta besar di kota Surabaya . Suami dari informan 3 bekerja pada sebuah bank swasta
terkemuka di Surabaya, sedangkan informan 3 berhenti bekerja di traveling atas nasihat serta perintah dari suami agar bisa menjaga anak-anaknya di rumah.
Agama dari suami informan 3 juga kristen protestan. Hobi suami informan 3 adalah membaca majalah otomotif.
Keluarga ini dapat digolongkan kelas sosial menengah atas karena tempat tinggal atau rumahnya sangat besar dan berlantai 2, serta halamannya rumahnya
luas. Informan ketiga merupakan keluarga yang mampu karena penghasilan dari suami informan 3 sebesar Rp 7.500.000,00. Informan 3 tinggal bersama suami
dan kedua anaknya. Informan 3 dipercaya suami untuk mengasuh dan merawat kedua anaknya. Anak pertama dari informan 3 lebih suka di rumah neneknya yang
berada di daerah Kutisari, karena merasa tempat tinggalnya sekarang sangat sepi,
sedangkan anak yang kedua yaitu penyandang indigo dalam kesehariannya di rumah bersama ibunya dan seorang pembantu. Informan 3 sering mengernyitkan
dahi dan menjawabnya dengan nada tegas. Pemahaman informan terhadap anak indigo ia peroleh dari ibu mertuanya
yang juga seorang indigo. Menurutnya, seorang dikatakan indigo apabila memiliki warna aura ungu nila, bisa ”membaca” atau melihat masa depan dan melihat hantu
atau bangsa-bangsa halus yang tidak bisa dilihat orang pada umumnya. Informan 3 mengetahui bahwa anak keduanya indigo karena anaknya tersebut jarang mau
bersosialisasi dan gaya bicaranya seperti orang tua. Tidak seperti anak pada umumnya. Setelah mengetahui sifat dari anaknya, informan 3 memfoto aura anak
keduanya atas saran ibu mertuanya dan hasilnya adalah bahwa Derren adalah seorang anak indigo.
INFORMAN 4
Lain halnya dengan informan sebelumnya, informan 4 termasuk keluarga dengan tingkat ekonomi bawah karena penghasilan suami dari informan 4 yang
tidak menentu. Pekerjaan suami informan 4 adalah tidak menetap terkadang sebagai kuli bangunan dan terkadang berjualan pop ice dan pentol buatan istrinya.
Penghasilannya tidak menetap. Suami informan 4 beragama islam dan lulusan salah satu SMA negeri di Lamongan, SMAN 1 Lamongan. Usia suami informan 4
adalah 42 tahun. Meskipun lahir di Lamongan, suami informan 4 tinggal di Surabaya. Hobi suami informan 4 adalah mendengarkan musik. Kedua orang tua
suami informan 4 berasal dari Lamongan. Informan 4 berusia 35 tahun. Informan
4 lahir di kota Nganjuk tetapi tinggal dan besar di Surabaya. Agama informan 4 adalah islam, hobinya memasak. Kedua orang tua informan 4 adalah orang asli
Nganjuk. Latar belakang pendidikan informan 4 adalah lulusan SMA, SMAN 3 Nganjuk. Mereka sama-sama berpendidikan akhir SLTA. Sekarang mereka
berdua tinggal di perumahan Tandes. Informan 4 dan suaminya bertemu di Surabaya kala itu. Informan 4 dikenalkan dengan suaminya oleh kakaknya sampai
akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Mereka tinggal di rumah orang tuanya neneknya. Ketika interview berlangsung informan ini lebih sering
menatap ke atas dan berpikir. Hanya ada suami informan 4, nenek, serta anak tunggalnya. Anak satu-satunya dari informan 4 adalah penyandang indigo.
Menurut informan 4 karakter dari anaknya adalah sangat cerewet, suka membantah, dan emosional. Pekerjaan informan 4 sendiri adalah seorang ibu
rumah tangga merangkap pembuat kue pesanan apabila ada pesanan kue dari orang lain. Menurut pengakuan dari informan 4 yang menyebabkan anaknya
menjadi indigo adalah saat istrinya hamil sering minta makanan yang aneh. Karena keterbatasan biaya, nenek dari informan 4 bekerja sebagai pengepul koran
bekas dari tetangga-tetangganya untuk dijual ke pengecer. Mereka menangani anaknya yang penyandang indigo dengan mengajari anaknya sendiri tanpa
bantuan dan konsultasi dari orang lain. Pemahaman informan 4 sendiri mengenai istilah indigo adalah seseorang
yang ditakdirkan Tuhan dengan keistimewaannya sendiri di mana mengetahui apa yang terjadi di masa depan, serta dapat melihat bangsa – bangsa halus atau yang
biasa disebut dengan hantu. Informan 4 memandang bahwa dirinya cenderung
memberi kebebasan pada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya. Tidak ada peraturan khusus dalam keluarga. Sang anak dibiarkan bermain dan
berlaku semaunya karena informan 4 selalu sibuk di dapur membuat kue pesanan orang dan sang suami bekerja sebagai kuli bangunan yang terkadang tidak pulang.
Sehingga anak informan lebih sering bermain dengan ditemani oleh neneknya ketimbang ibunya.
4.1.2. Penyajian Data