a. Orang Tua Kandung
Orangtua Kandung adalah Ayah dan Ibu yang mempunyai hubungan darah secara biologis yang melahirkan.
b. Orang Tua Angkat
Pria dan Wanita yang bukan kandung tapi dianggap sebagai orang tua sendiri berdasarkan ketentuan hukum atau adat yang berlaku.
c. Orang Tua Asuh
Orang tua yang membiayai hidup seseorang yang bukan anak kandungnya atas dasar kemanusiaan.
Dari pengertian di atas maka arti orang tua adalah pria dan wanita yang dianggap mempunyai hubungan ikatan darah maupun sosial yang mampu
mendidik, merawat, membiayai, seta membimbing hidup orang lain yang dianggap anak secara berkesinambungan berkelanjutan.
2.6. Pengertian Anak
Anak dalam hal ini berusia 6 – 12 tahun yang tinggal bersama orangtua yang masih lengkap ataupun salah satunya ayah atau Ibu meninggal . Dalam
satu rumah dan memiliki hubungan darah secara langsung masih butuh perhatian lebih dari orang tua, karena pada usia tersebut anak mengalami perubahan dalam
hal berpikir, berperilaku juga meniru apa yang mereka lihat. Harus disadari bahwa pemikiran anak – anak berbeda dengan pemikiran orang dewasa. Untuk
menjelaskan bagaimana anak – anak tumbuh dan berkembang dalam berfikir
berinteraksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya dalam Fitri, 2001 : 35 membagi perkembangan pada anak – anak dalam empat tahap yaitu :
1. Tahap Sensorimotor dari lahir hingga usia 2 tahun
2. Tahap Pre – operational usia 2 – 7 tahun
3. Tahap Concrete Operation usia 12 Tahun
Anak merupakan Rahmat Allah yang diamanatkan kepada orangtuanya yang membutuhkan pemeliharaan, penjagaan, kasih sayang dan perhatian. Masa
anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan terjadinya perubahan dalam banyak aspek perkembangan. Yusuf, 2006 : 12
Seorang anak mampu bersosialisasi secara sehat yakni ditandai dengan kemampuan untuk memiliki hubungan secara emosional dengan orang lain.
Seorang anak akan dapat menyerap nilai-nilai, norma dan etika dari budaya sosialnya terutama dari orangtuanya David, 2004 : 114
Karena memang dalam kenyataannya anak suka meniru sikap dan perilaku orang tua dalam keluarga, Anak secara kualitatif maupun kuantitatif tidak sama
dengan orang dewasa. Bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk kecil miniature adult. Sehingga memperlakukan anak memberi hukuman, mengejar
disiplin sama saja dengan mempelakukan orang dewasa Sarwono, 2004 : 37
2.7. Indigo
Kata indigo ditemukan Nancy Ann Torp, seorang konselor psikolog, pada tahun 1970-an. Nancy adalah seorang peneliti aura manusia dan
menghubungkannya dengan kepribadian. Anak indigo memiliki aura nila. Mereka
mempunyai banyak kelebihan. Indigo adalah salah satu warna pelangi, yaitu campuran warna biru dan merah tua. Disebut anak indigo dikarenakan
berdasarkan warna yang disesuaikan perkembangan manusia. Ditandai satu oktaf warna, yaitu masa merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu, indigo dan
manusia. Warna – warna itu mewakili cakra yang ada dalam tubuh manusia.
www.dunianyawanita.com...502-anak-indigo-lahir-millenium-spiritual-lahir ,
6 November 2009, 09 : 55 Anak Indigo adalah anak laki-laki atau perempuan yang menunjukkan
sekumpulan atribut psikologis yang baru dan tidak biasa, serta memperlihatkan sebuah pola perilaku yang pada umumnya tidak terdokumentasi sebelumnya. Pola
ini memiliki factor-faktor yang luar biasa unik yang menghendaki para orang tua dan guru mengubah perlakuan dan pengasuhan mereka terhadap anak-anak ini.
Tujuannya adalah membantu anak-anak tersebut mencapai keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan mereka, serta membantu mereka menghindai frustasi.
Caroll and Tobler, 2000 : 01
2.7.1. Ciri – Ciri Umum Anak Indigo
Ciri-ciri paling umum dari anak indigo : Carroll and Tobler, 2000 : 02 1.
Mereka memiliki perasaan ”pantas berada di sini”, dan terkejut bila orang lain tidak berpandangan seperti itu.
2. Harga diri bukanlah persoalan besar . Mereka sering memberitahu orang
tua tentang ”siapa diri mereka”. 3.
Mereka memiliki kesulitan dengan otoritas absolut otoritas tanpa penjelasan atau pilihan dan sering mengalami miss-communication
dengan lawan bicara khususnya orang tua yang tidak memahami tentang ”keberadaan” mereka.
4. Mereka benar-benar tidak akan melakukan hal-hal tertentu; sebagai contoh
menunggu di antrean sulit bagi mereka. 5.
Mereka merasa frustasi dengan sistem yang berorientasi pada ritual dan tidak memerlukan pemikiran kreatif.
6. Mereka sering melihat cara-cara yang lebih baik dalam melakukan segala
sesuatu, baik di rumah maupun di sekolah, yang membuat tampak seperti ”perusak sistem” tidak patuh pada sistem apa pun.
7. Mereka tampak antisosial kecuali bila mereka berada bersama dengan
orang-orang sejenis dengan mereka. Jika tidak ada orang lain dengan kesadaran yang sama di sekitar mereka, mereka sering berpaling ke dalam
diri, merasa seperti tidak ada orang yang memahami mereka. Sekolah sering kali menjadi luar biasa sulit bagi mereka secara sosial.
8. Mereka tidak malu memberitahu Anda tentang apa yang mereka butuhkan.
9. Mempunyai kesadaran diri yg tinggi, terhubung dengan sumber Tuhan.
2.7.2. Ciri-ciri Lain Anak Indigo:
www.arsitek-peradaban.cybemq.com..apakah-anak-anda-tergolong-anak-anak- indigo,6
November 2009, 10:24
1. Mempunyai kesadaran diri yg tinggi, terhubung dengan sumber Tuhan.
2. Mengerti jika dirinya layak untuk berada di dunia.
3. Mempunyai pengertian yang jelas akan dirinya.
4. Tidak nyaman dengan disiplin dan cara yang otoriter tanpa alasan yang jelas.
5. Menolak mengikuti aturan atau petunjuk.
6. Tidak sabaran dan tidak suka bila harus menunggu.
7. Frustasi dengan sistem yang sifatnya ritual dan tidak kreatif.
8. Mereka punya cara yg lebih baik dlm menyelesaikan masalah.
9. Sebagian besar adalah orang yg menimbulkan rasa tidak nyaman.
10. Tidak bisa menerima hukuman yang tanpa alasan, selalu ingin alasan yang
jelas. 11.
Mudah bosan dengan tugas yg diberikan. 12.
Kreatif. 13.
Mudah teralihkan perhatiannya, bisa mengerjakan banyak hal bersamaan. 14.
Menunjukan intuisi yang kuat. 15.
Punya empati yang kuat terhadap sesama, atau tidak punya empati sama sekali.
16. Sangat berbakat dan rata-rata sangat pintar.
17. Saat kecil sering diidentifikasi menderita ADD ADHD Atenttion Defisit
Disorder = susah konsentrasi ADHD Attention Defisit and Hyperactive Disorder = hiperaktif.
18. Mempunyai visi dan cita-cita yang kuat.
19. Pandangan mata mereka terlihat, bijaksana, mendalam dan tua.
20. Mempunyai kesadaran spiritual atau mempunyai kemampuan psikis.
21. Mengekspresikan kemarahan dan mempunyai masalah dengan menahan
amarah. 22.
Membutuhkan dukungan untuk menemukan diri mereka.
2.7.3. Luka Emosional yang Dialami Anak-anak Indigo
Ada 17 luka emosional yang bisa dialami anak-anak indigo, yakni : Dosick, 2007 : 84-156
1. Kemarahan
Kebutuhan untuk mempertahankan diri sendiri, melalui serangan,melawan kekerasan pengalaman dunia ini. Seorang anak yang
marah mungkin mengeluarkan amarah yang hebat dan bersikap menentang
2. Duka Cita
Dukacita adalah tangisan perpisahan. Seorang anak yang mengalami dukacita mungkin marah menarik diri, takut, menyangkal atau bahkan
menghukum diri sendiri
3. Ketakutan
Ketakutan adalah pengalaman berada dalam bahaya karena terlalu kecil. Seorang anak yang mengalami ketakutan mungkin menunda-nunda waktu,
memiliki ketakutan atau fobia terhadap hal-hal tertentu misalnya
ketinggian, tempat yang sempit, tempat yang sempit, binatang, tidak mau lepas dari seseorang, mengarang cerita kosong atau berbohong.
4. Ketidakpercayaan
Ketidakpercayaan adalah tidak dapat mengandalkan realitas apa pun sebagai hal yang pasti. Seorang anak yang tidak percaya mungkin
berbohong, kekurangan motivasi, menguji diri sendiri dan orang lain batas dan ketentuan, menampakkan kekurangyakinan.
5. Keputusasaan
Keputusasaan adalah melepaskan hubungan dengan napas Tuhan. Seorang anak yang mengalami keputusasaan mungkin menyerah, marah, menarik
diri, tidak mau mencoba, tidak mau mengikuti pengarahan – pengarahan atau peraturan – peraturan, menunjukkan kemarahan.
6. Penderitaan
Penderitaan adalah keyakinan pada kesendirian. Seorang anak yang menderita mungkin cemas, tertekan, cengeng, hanya memiliki sedikit
toleransi, tidak dapat memusatkan perhatian atau berkonsentrasi, mudah frustasi, khawatir.
7. Rasa Malu
Rasa malu adalah perasaan jengah di hadapan seluruh jagat raya. Seorang anak yang merasa malu mungkin menarik diri, tidak ingin berpartisipasi,
mengalami perasaan jengah, takut pada keterbukaan, bersembunyi. 8.
Ketidakamanan
Ketidakamanan adalah pengalaman tidak memiliki dasar yang kuat di dalam. Seorang anak yang mengalami ketidakamanan mungkin
menghabiskan banyak waktu dalam dunia khayalan, membual, berbohong.
9. Egoisme
Egoisme adalah ketakutan untuk keluar dan berinteraksi dengan pengalaman dunia ini. Seorang anak yang egois mungkin mengalami
ledakan amarah dan tertutup. 10.
Kehilangan Kehilangan adalah tidak dapat menemukan hatinya sendiri. Seorang anak
yamg mengalami kehilangan akan tidak mau lepas dari seseorang dan menjadi ”orangtua kecil”.
11. Kepanikan
Kepanikan adalah pengalaman tergantung di udara tanpa ada sesuatu yang dipegang atau bertahan. Seorang anak yang mengalami kepanikan
mungkin memiliki tingkat frustasi yang rendah. 12.
Perasaan Rendah Diri Perasaan rendah diri adalah keyakinan ”Aku tidak akan pernah sebaik
Tuhan”. Seorang anak yang mengalami perasaan rendah diri mudah jengah dan takut tetapi tidak dapat berkata apapun.
13. Kebencian
Kebencian adalah pengalaman merasa seolah orang tidak layak mendapatkan penyatuan. Seorang yang mengalami rasa benci ini mungkin
menjadi seorang yang kritis, suka berkata kotor, mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan dan merendahkan orang lain.
14. Kejengkelan
Kejengkelan adalah memegang kebenaran sebagai respons terhadap kurangnya martabat yang diekspresikan untuk makhluk-makhluk Tuhan.
Seorang anak yang jengkel mungkin membenarkan diri sendiri. 15.
Iri Hati Iri hati adalah menginginkan apa yang dimiliki para malaikat. Seorang
yang iri hati mungkin menyuap, merayu, mengadu. 16.
Dendam Dendam adalah keinginan agar dunia sesuai dengan visi internal. Seoang
yang dendam mungkin akan sengit, kritis pada orang lain. 17.
Perasaan Bersalah Perasaan bersalah membuat diri sendiri bertanggung jawab atas kurangnya
kesempurnaan di dunia. Seorang yang memiliki pesaan bersalah mungkin bersikap introvert atau tertutup, tidak mempercayai orang lain, tidak ingin
ditemukan, berbohong.
2.8. Kerangka Berpikir
Angka jumlah kelahiran anak dengan kemampuan khusus indigo makin menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hubungan keluarga dapat
terganggu dengan keadaan miss-communication yang terjadi antara orang tua dan anak indigo. Bahkan kebanyakan anak indigo malah disebut mengalami penyakit
dengan diagnosa gangguan ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorder, ADD Attention Deficit Disorder, atau bahkan autis. Tidak banyak orang tua
yang dapat berinteraksi, serta mengalami kesulitan dalam berkomunikasi sehingga pesan yang disampaikan orang tua tidak dapat dimengerti oleh sang anak. Orang
tua pun juga tidak dapat mengerti apa yang diinginkan si anak. Tanpa pola komunikasi yang baik terhadap anak indigo dalam keluarga,
komunikasi yang efektif tidak akan pernah terjadi. Oleh karena itu pola komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan untuk memahami, mengenali dan
mengembangkan bakat dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh mereka anak indigo. Serta untuk mengarahkan perilaku yang ada pada diri anak agar patuh
terhadap peraturan. Dalam keluarga, orang tua yang memiliki anak indigo bertanggung jawab
memberikan pendidikan dan terapi emosional untuk anak – anaknya tentang bagaimana anak dapat patuh terhadap peraturan dan otoritas yang diterapkan oleh
orang tua. Oleh karena itu orang tua yang memiliki anak indigo harus lebih intens
dalam menerapkan komunikasi interpersonal yang baik dalam membimbing anak indigo agar anak dapat mematuhi peraturan terapan orang tua, bersosialisasi dalam
masyarakat dan menghadapi lingkungan sekitar demi masa depan anak. Meningkatnya jumlah anak indigo yang lahir justru barbanding terbalik
dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman orang tua terhadap keberadaan anak indigo mereka. Anak – anak indigo lahir ke dunia ini untuk memimpikan dan
mewujudkan kesempurnaan dunia kita yang akan datang. Dosick, 2007 : 13
Banyak orang tua yang memiliki anak indigo tidak mau mengakui keberadaan anak-anak mereka yang indigo. Bahkan kerap mendiagnosa mereka
sebagai anak ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorder, ADD Attention Deficit Disorder, atau bahkan autis. Keterlambatan orang tua dalam memahami
anak – anak mereka yang indigo sering membuat anak menjadi merasa frustasi dan tidak dapat berkembang dengan baik dengan kemampuan yang mereka miliki
indigo. Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi interpersonal yang
efektif. Komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan dan pengaruh pada sikap, hubungan dan tindakan makin baik Effendy, 2002 : 8.
Komunikasi yang efektif juga akan menimbulkan hubungan yang makin baik diantara kedua belah pihak. Dan hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang
akan mempengaruhi perkembangan perilaku anak yang baik pula Rakhmat, 2002 : 13.
Di dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan teknik in-depth interview sebagai teknik pengumpulan data,
karena tersebut memungkinkan untuk menggali bagaimana pola komunikasi keluarga, aksi, dan interaksi berlangsung di antara subyek penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian