77
c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.7 Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 35
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .84846168
Most Extreme Differences Absolute
.073 Positive
.071 Negative
-.073 Kolmogorov-Smirnov Z
.433 Asymp. Sig. 2-tailed
.992 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan pendekatan Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,992 0,05 dengan demikian variabel residual
berdistribusi normal dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,433 1,97 yang artinya tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiris atau dengan kata lain
data dikatan normal.
2 .
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan pendekatan Grafik Scatter Plot dan Pendekatan Statistik Uji Glejser
a. Pendekatan Grafik Scatter Plot
Untuk melihat ada tidaknya Heteroskedastisitas pada model yang digunakan, dilakukan dengan Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot. Berikut hasil Uji
Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot.
Universitas Sumatera Utara
78 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2014
Gambar 4.4 Scatter plot heteroskedastisitas
Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas gambar 4.4 diketahui bahwa titik –titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan penyebarannya berada
di atas dan di bawah angka nol, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heteroskedastisitas dan layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan
masukan variabel stres kerja dan motivasi.
b. Pendekatan Statistik Uji
Glejser Tabel 4.8
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 9.121
5.090 1.792
.083 Stres_Kerja
-.174 .093
-.367 -1.876
.070 Motivasi
-.078 .082
-.187 -.953
.348 a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Universitas Sumatera Utara
79
Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut absUt. Hal ini
terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5. Dengan demikian disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas pada penelitian ini digunakan untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinieritas antar variabel independen. Pada Tabel 4.9 berikut dapat dilihat
hasil Uji Multikolinieritas dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Melihat Nilai
Tolerance Dan VIF Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF 1
Constant 37.246
8.560 4.351
.000 Stres_Kerja
-.517 .156
-.457 -3.320 .002
.735 1.361 Motivasi
.398 .138
.398 2.895 .007
.735 1.361 a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Pada Tabel 4.9 disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolinieritas antar variabel independen. Hal ini dapat
diketahui dari nilai tolerance dan nilai VIF, hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel X
1
dan variabel X
2
adalah sebesar 0,735 dengan nilai VIF sebesar 1,361, Sehingga nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria pengujian dimana nilai harus
tolerance 0,1 dan nilai VIF 5.
Universitas Sumatera Utara
80
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17 dengan tujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel Stres
Kerja X
1
dan variabel Motivasi X
2
terhadap variabel Kinerja Karyawan Y. Hasil perhitungan Regresi Linear Berganda dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 37.246
8.560 4.351
.000 Stres_Kerja
-.517 .156
-.457 -3.320
.002 Motivasi
.398 .138
.398 2.895
.007 a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4.10 diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Y= 37,246+ -0,517 X
1
+0,398 X
2
+ e
Dimana: Y = Kinerja Karyawan
X
1
= Stres Kerja X
2
= Motivasi e = standard error
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa :
Universitas Sumatera Utara
81
1. Konstanta a = 37,246 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas stres
kerja, dan motivasi = 0 maka kinerja karyawan Y akan sebesar 37,246. 2.
Koefisien regresi variabel stres kerja sebesar -0,517 menunjukkan bahwa variabel stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan Y. Dengan kata lain,
jika variabel stres kerja X
1
meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan Y akan berkurang sebesar -0,517
3. Koefisien regresi variabel Motivasi X
2
sebesar 0,398 menunjukkan bahwa variabel Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Y. Dengan kata
lain, jika variabel motivasi ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,398.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Hasil Uji Simultan Uji-F menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh variabel Stres Kerja X
1
, dan variabel Motivasi X
2
secara bersama-sama atau serempak terhadap Variabel Kinerja Karyawan Y.
Kriteria pengujian adalah: 1. H
: b
1
, b
2
= 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. H : b
1
, b
2
≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df Pembilang = k-1
Universitas Sumatera Utara
82
df Penyebut = n-k
Keterangan: n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 35 dan jumlah keseluruhan
variabel k adalah 3, sehingga diperoleh: 1. df pembilang = 3-1 = 2
2. df penyebut =35-3 = 32 Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 17 kemudian
akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat α = 5, 2:32 = 3.29. Dengan kriteria uji sebagai berikut:
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
30.495 2
15.248 19.935
.000
a
Residual 24.476
32 .765
Total 54.971
34 a. Predictors: Constant, Motivasi, Stres_Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
adalah sebesar 19,935 dan nilai F
tabel
pada alpha 5 adalah 3,29 dengan demikian nilai F
hitung 19, 935
Universitas Sumatera Utara
83
F
tabel 3,29,
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian secara bersama-sama atau simultan variabel Stres Kerja X
1
, dan variabel Motivasi X
2
, berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan Y. Maka
demikian berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka H
a
diterima dan H ditolak.
4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Hasil Uji Parsial Uji t menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh masing-masing variabel Stres Kerja X
1
, dan variabel Motivasi X
2
, secara parsial terhadap variabel Kinerja Karyawan Y pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk Cabang Sibolga. Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
37.246 8.560
4.351 .000
Stres_Kerja -.517
.156 -.457
-3.320 .002
Motivasi .398
.138 .398
2.895 .007
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan Tabel 4.12 Hasil Uji t diatas, diketahui bahwa: 1.
Variabel Stres Kerja X
1
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung -3,320
t
tabel 1,69
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,002 0,005.
2. Variabel Motivasi X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung 2,895
t
tabel 1,69
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007 0,05.
Universitas Sumatera Utara
84
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi Uji R²
Dalam penelitian ini dapat diketahui berapa besar kontribusi variabel Stres Kerja X
1
, dan variabel Motivasi X
2
, terhadap variabel Kinerja Karyawan Y. Melalui koefisien determinasi R² dengan menggunakan program SPSS 17 dapat dilihat pada
Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Uji Determinasi R²
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .745
a
.555 .527
.87457 a. Predictors: Constant, Motivasi, Stres_Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan Hasil Uji Determinasi R² pada Tabel 4.13 diketahui bahwa variabel Stres Kerja X
1
, dan variabel Motivasi X
2
, memiliki pengaruh sebesar 0,527 52,70 terhadap variabel Kinerja Karyawan Y. Sedangkan sisanya sebesar 47,30
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Lingkungan Kerja, Jenjang Karir, Pelatihan, dan Kompensasi yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Variabel Stres Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Dari hasil Uji signifikansi simultan Uji F terlihat bahwa secara bersama-sama atau simultan variabel Stres Kerja X
1
, dan variabel Motivasi X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan Y dimana nilai F
hitung 19,935
nilai F
tabel 3,29
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka H
a
diterima dan H ditolak.
Universitas Sumatera Utara
85
4.3.2 Pengaruh Variabel Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Dari hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t terlihat bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara variabel Stres Kerja X
1
terhadap varibel Kinerja Karyawan Y dengan nilai t
hitung -3,320
t
tabel 1,69
dengan tingkat singnifikansi sebesar 0,002 0,05 dengan demikian secara parsial variabel Stres Kerja X
1
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan Y. Berdasarkan kriteria hipotesis, jika nilai t
hitung
nilai t
tabel
maka H diterima dan H
a
ditolak.
4.3.3 Pengaruh Variabel Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Dari hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t terlihat bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Motivasi X
2
terhadap varibel Kinerja Karyawan Y dengan nilai t
hitung 2,895
t
tabel 1,690
dengan tingkat singnifikansi sebesar 0,007 0,05 dengan demikian secara parsial
variabel Motivasi X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan Y. berdasarkan kriteria hipotesis jika nilai t
hitung
nilai t
tabel
maka H
a
diterima dan H ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Robbins 2008:375 yang menyatakan bahwa stres kerja akan memberikan dampak berupa gangguan gejala
fisiologi, psikologis, dan perilaku pada karyawan sehingga jika tidak dikelola dengan benar akan berpengaruh pada kinerja karyawan. Menurut Schuller 2001:53
mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan
oleh stres kerja dapat berupa: terjadinya kekacauan, hambatan, baik dalam manajemen maupun dalam operasional kerja, mengganggu kenormalan aktivitas kerja, menurunkan
Universitas Sumatera Utara
86
tingkat produktivitas, dan memberikan kerugian finansial bagi perusahaan. Selanjutnya menurut Herzberg dalam Robbins 2008:227 menyatakan bahwa motivasi yang terdiri
dari faktor intrinsik merupakan dorongan yang timbul dari diri sendiri masing-masing karyawan seperti keberhasilan, pengakuan dan tanggung jawab. Sedangkan faktor
ekstrinsik merupakan pendorong yang datang dari luar diri karyawan seperti kebijakan perusahaan, gaji dan hubungan antar karyawan. Dua faktor ini sangat berpengaruh pada
kinerja yang dihasilkan oleh karyawan pada perusahaan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sihombing 2012 dengan judul “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus Karyawan PT Indah Mandiri Sari Medan”. Metode analisis data yang
digunakan adalah regresi linear berganda. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t menyatakan bahwa variabel beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
variabel kinerja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Khairina 2013 dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Hexindo
Adiperkasa Tbk cabang Medan”. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Dimana hasil penelitian menunjukkan pengujian secara parsial Uji t
menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Hexindo Adiperkasa Tbk cabang Medan.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1
Berdasarkan Uji F secara serentak menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Stres Kerja, dan variabel Motivasi terhadap variabel
Kinerja Karyawan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga..
3. Pengujian hipotesis secara parsial Uji t menunjukkan adanya pengaruh masing-
masing variabel terhadap Kinerja Karyawan Y. variabel stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja, sedangkan variabel Motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga.
4. Hasil Uji Determinasi R² menunjukkan adanya pengaruh antara variabel Stres
Kerja X
1
, dan Motivasi X
2
sebesar 0,527 atau sebesar 52,7 terhadap Kinerja Karyawan Y dan sisanya 47,30 dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak
diikutsertakan dalam penelitian.
5.2 Saran