42
Penelitian yang dilakukan oleh Feri, dkk 2008 dengan judul “Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Tenaga Kerja Pada
Proyek Mall Yani Golf di Surabaya”. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t menyatakan
bahwa variabel stres kerja, motivasi kerja, dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tenaga kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhendar 2007 dengan judul “Pengaruh Stres Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada CV
Aneka Ilmu Semarang”. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja dan semangat kerja
mempunyai pengaruh secara signifikan bersama-sama terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada CV Aneka Ilmu Semarang.
2.5 Kerangka Konseptual
Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki kebijakan yang berbeda-beda terhadap sumber daya manusia yang dimilikinya guna mencapai kinerja karyawannya.
Dalam pencapaian yang mempengaruh kinerja karyawan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain adalah stres kerja dan motivasi kerja.
Stres kerja merupakan satu situasi yang mungkin dialami manusia pada umumnya dan pegawai pada khususnya di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Stres menjadi masalah yang penting karena situasi itu dapat mempengaruhi karyawan sehingga perlu penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Stres yang tidak
diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya
Universitas Sumatera Utara
43
karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala yaitu gejala fisiologi, gejala psikologi dan gejala perilaku yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerjanya.
Teori yang mendukung menurut Robbins 2008:375 akibat-akibat stres dapat dikelompokkan sebagai berikut, gejala fisiologi, gejala psikologi dan gejala perilaku.
Gejala fisiologi yang dialami karyawan seperti sakit kepala, lemas, sakit perut dan gemetar ini disebabkan karena adanya beban kerja yang diberikan terlalu berlebihan.
Selain itu perusahaan mempekerjakan karyawan diatas jam kerja yang telah ditentukan tanpa memberikan fasilitas yang memadai.
Gejala psikologi yang dialami karyawan seperti ketegangan, murung, kecemasan, dan marah ini disebabkan karena waktu istirahat yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan. Karyawan merasa ini menjadi tekanan dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga menimbulkan
stres. Gejala perilaku yang dialami karyawan seperti bermalas-malasan, kehgelisahan,
kehilangan selera makan, dan menunda pekerjaan ini disebabkan karena kurang pedulinya pimpinan terhadap kondisi karyawan merupakan keluhan yang dialami
karyawan sehingga hasil kinerja kurang memuaskan. Seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja baik, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil
kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan perusahaan. Kurangnya membangun komunikasi yang baik antara pemimpin dan karyawan membuat tingkat stres kerja juga
semakin meningkat. Sikap pimpinan sangat mempengaruhi dalam memotivasi semangat karyawan.
Universitas Sumatera Utara
44
Motivasi merupakan faktor-faktor pendorong dalam melakukan suatu aktivitas dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja karyawan. Motivasi
mengarahkan karyawan pada tujuan organisasi agar mau bekerja dan berusaha sehingga keinginan para karyawan dan tujuan organanisasi dapat tercapai. Oleh karena itu jika
karyawan yang mempunyai motivasi kerja tinggi biasanya mempunyai kinerja yang tinggi. Teori motivasi yang mengatakan motivasi berpengaruh terhadap kinerja menurut
Robbins 2008:222 motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Faktor yang mempengaruhi motivasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Menurut Herzberg dalam Robbins 2008:227 faktor
intrinsik merupakan dorongan yang timbul dari diri sendiri masing-masing karyawan seperti keberhasilan, pengakuan dan tanggung jawab. Sedangkan faktor ekstrinsik
merupakan pendorong yang datang dari luar diri karyawan seperti kebijakan perusahaan, gaji dan hubungan antar karyawan. Dua faktor ini sangat berpengaruh pada kinerja yang
dihasilkan oleh karyawan pada perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang adalah motivasi, dimana
motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seorang berusaha untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan motivasi kerja
karyawan akan memberikan peningkatan yang sangat berarti bagi kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Teori yang mendukung menurut Mangkunegara
2005:67 kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Universitas Sumatera Utara
45
Berdasarkan teori yang dikemukakan maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :
Sumber: Robbins 2008:368, Mangkunegara 2005:67 data diolah.
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis