Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum

1. Deksripsi Umum Wilayah Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dusun Tegalwaras RT 5 RW 29, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa YogyakartaDIY selanjutnya penyebutan “DIY” diganti menjadi “Yogyakarta” dengan pertimbangan istilah tersebut digunakan oleh para responden untuk menyebut DIY serta tak mengubah substansi. Tegalwaras bisa dicapai dengan menyusuri jalan utamanya yaitu Jalan Palagan Tentara Pelajar KM. 07 menuju kawasan sebelah Barat kompleks Hyatt Residence. Dusun Tegalwaras yang berada tak terlalu jauh dari pusat kota dan berdekatan dengan beberapa universitas membuat komposisi warganya beragam. Jika dibagi dua, masyarakat Tegalwaras terdiri dari warga asli dan warga pendatang. Warga asli adalah warga yang tinggal di Dusun Tegalwaras sejak lama turun temurun, tinggal secara permanen, dan memiliki status resminya di Kartu Tanda Penduduk KTP maupun di Kartu Keluarga. Kebanyakan kelahiran Tegalwaras dan mayoritas beretnis Jawa. Sedangkan warga pendatang adalah warga yang tinggal sementara di Dusun Tegalwaras baik di kos, kontrakan, atau asrama, baik berstatus sebagai pekerja maupun mahasiswa, atau keduanya. Status resmi di KTP menunjukkan asal daerah masing-masing, baik dari luar Yogyakarta maupun dari luar Pulau Jawa. Jumlah pendatang yang bukan etnis Jawa terbilang cukup banyak. Selain terbagi secara dikotomis, masyarakat Dusun Tegalwaras adalah contoh atas masyarakat multikultural sebab dihuni oleh para pendatang yang berasal dari beragam provinsi di Indonesia. Ada yang dari Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, sampai Papua. Beberapa warga pendatang yang berasal dari Jawa ada yang memilih untuk mengganti KTP mereka menjadi KTP Yogyakarta dan secara resmi menjadi elemen warga Dusun Tegalwaras yang permanen, dengan kata lain menjadi warga asli Dusun Tegalwaras. Sebagian besar pendatang lain hanya tinggal sementara. Jika pekerjaan atau urusan akademik selesai, mereka akan pulang ke daerah masing-masing atau pindah ke daerah lain di Yogyakarta. Satu tempat di Tegalwaras yang menjadi fokus penelitian ini adalah Asrama Deiyai. Asrama Deiyai adalah asrama yang dikhususkan untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi mahasiswa asal Papua, khususnya mahasiswa dari Kabupaten Deiyai, selama menempuh kuliah di Yogyakarta. Sekedar informasi, di Yogyakarta sendiri banyak terdapat asrama mahasiswa yang didirikan oleh pemerintah masing-masing kabupaten di provinsi Papua dan Papua Barat. Nama resminya adalah Asrama Deiyai II. Asrama Deiyai I ada di Manokwari, Papua. Asrama Deiyai biasa disingkat menjadi Asdey. Bangunan asramanya terdiri dari 2 lantai yang dahulunya adalah kos- kosan putri. Pemerintah Kabupaten Deiyai kemudian membelinya, merenovasinya, dan akhirnya diresmikan sebagai asrama mahasiswa pada tanggal 5 Agustus 2012. Peresmian dihadiri oleh perwakilan pejabat dari Deiyai, pengurus RTRW Dusun Tegalwaras, pengurus asrama angkatan pertama, dan elemen warga Dusun Tegalwaras lain. Di akhir tahun 2015 Asrama Deiyai sudah memiliki 24 kamar, 4 toilet, 1 ruang untuk dapur, 2 beranda untuk menerima tamu, kamar bersantai dengan 1 buah televisi, parkiran motor, dan sepetak kebun. Semua fasilitas dalam kondisi yang baik dan layak pakai. Peraturan asrama dirumuskan dari peraturan-peraturan lain seperti peraturan edaran dari pemerintah provinsi, kabupaten, kecamatan, sampai peraturan yang berlaku di Tegalwaras sendiri, terutama peraturan tentang jam belajar masyarakat dan larangan berbuat tindakan kriminal atau asusila. Bermacam-macam peraturan itu dimusyawarahkan oleh pengurus dan penghuni asrama angkatan pertama, dengan beberapa tambahan dan pengurangan, hingga akhirnya terciptalah peraturan resmi asrama yang mengikat seluruh penghuni tanpa kecuali. Peraturan asrama meliputi: a. Buku tamu wajib diisi, baik penghuni maupun pengunjung. b. Sebelum meninggalkan ruangan, pemakaian listrik dimatikan terlebih dahulu. c. Tidak diperbolehkan masuk di area asrama dengan keadaan miras. d. Wajib ikut setiap pertemuan yang diadakan dari asrama maupun Ipmade Ikatan Pelajar dan MahasiswaI Deiyai. e. Diskusi dilaksanakan setiap hari Kamis pukul 20.00 WIB. f. Perlu menjaga kebersihan dan ketenangan lingkungan asrama. g. Penghuni wajib membayar uang listrik. h. Siapa yang tidak sibuk, wajib masak. i. Perlu menjaga asset asrama yang ada. j. Pintu gerbang ditutup pada pukul 22.00 WIB. k. Buanglah sampah pada tempatnya. l. Setiap hari Sabtu kerja bakti bersama diambil tanggal 5 November 2015 dari Tata Tertib Asrama Deiyai Daerah Istimewa yang terpampang di spanduk yang sempat dipasang di asrama, namun saat observasi penelitian ini dilaksanakan spanduk tersebut sedang disimpan di kamar salah satu penghuni asrama. Asrama Deiyai terletak di tengah-tengah dusun Tegalwaras, dikelilingi oleh rumah-rumah warga asli maupun kos-kosan dan kontrakan untuk warga pendatang dari berbagai daerah. Asrama mahasiswa bisa dibilang konsep yang agak eksklusif, sebab tidak seperti kos-kosan atau kontrakan di Tegalwaras, Asrama Deiyai mirip asrama mahasiswa di daerah lain di Yogyakarta: dikelilingi oleh tembok pembatas yang cukup tinggi dengan tambahan kawat berduri sebagai pengaman. Asrama Deiyai dirancang untuk memiliki 1 pintu keluar masuk berbentuk pintu gerbang. a. Struktur Kepengurusan RT 5 dan RW 29 Dusun Tegalwaras Ketua RT 5 Dusun Tegalwaras bernama Bakuh Wijiutomo. Jabatan sekretaris RT dipegang oleh Siki Martadi, sedangkan posisi bendahara dijabat oleh Faizol AM. Menurut Bakuh wawancara 29 Oktober 2015, pekerjaan masyarakat RT 5 Tegalwaras cukup beragam. Ada yang menjadi Pegawai Negeri Sipil PNS dan ada pula yang bekerja di sektor swasta, terutama yang membuka bisnis kecil-kecilan sendiri. Macam- macam kegiatan yang diselenggarakan di RT 5 hampir sama dengan