43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya di Asrama Mahasiswa Deiyai di Dusun Tegalwaras, RT 05 RW 29, Desa
Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih dua 2 minggu terhitung setelah seminar proposal dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2015. Observasi
sudah dilakukan sejak penyusunan proposal penelitian. Pada rentang tanggal 16-26 Oktober 2015 peneliti melakukan wawancara kepada para responden di
Asrama Deiyai. Sedangkan pada rentang tanggal 29-31 Oktober 2015 peneliti melakukan wawancara kepada para responden warga asli Dusun Tegalwaras.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Moleong 2010 menjabarkan sebelas karakteristik pendekatan kualitatif, yaitu:
menggunakan latar belakang ilmiah, menggunakan manusia sebagai instrumen utama, menggunakan metode kualitatif pengamatan, wawancara,
atau studi dokumen untuk menjaring data, menganalisis data secara induktif, menyusun teori dari bawah ke atas, menganalisis data secara deskriptif, lebih
mementingkan proses daripada hasil, membatasi masalah penelitian berdasarkan fokus, menggunakan kriteria tersendiri seperti triangulasi,
pengecekan sejawat, uraian rinci, dan sebagainya untuk memvalidasi data, menggunakan desain sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan
disepakati bersama oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data dikutip dari Ikbar, 2012: 146.
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan fenomenologi. Sesuai dengan hakikat fenomenologi yaitu sebuah upaya untuk menjawab
pertanyaan: bagaimana struktur dan hakikat pengalaman terhadap suatu gejala bagi sekelompok manusia? Penelitian model ini bertumpu pada
persepsi dan makna yang menggugah kesadaran manusia dalam rangka mengenali apa yang dialami Suyanto: 2011.
Penelitian ini adalah usaha memahami beragam persepsi yang berkelindan dalam hubungan sosial antara warga Yogyakarta asli di Dusun
Tegalwaras RT 05 RW 29, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY dan warga pendatang asal Papua di Asrama Deiyai. Persepsi tersebut bisa dipakai untuk
menilai seberapa berhasil praktik multikulturalisme di Yogyakarta. Lebih khususnya untuk mengukur seberapa berhasil proses integrasi serta
akomodasi bagi para pendatang bisa berjalan. Pemahaman tentang persepsi yang berangkat dari pengalaman subjek penelitian sesuai dengan aspek utama
pendekatan fenomenologis yaitu aspek subjektif dari perilaku seseorang Moleong, 2004.
Peneliti berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subjek penelitian, dengan sedemikian rupa, sehingga bisa mengerti apa dan
bagaimana pengertian persepsi yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa di kehidupan sehari-hari. Para fenomenolog percaya bahwa pada
makhluk hidup tersedia berbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain Moleong, 2004: 9. Tujuannya adalah
untuk melihat permasalahan “dari segi pandang mereka subjek penelitian”.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis sumber data yang diperoleh secara lisan dan tertulis. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: a.
Observasi Observasi atau yang disebut Moleong 2004 sebagai pengamatan
adalah bagian dari teknik penelitian untuk terjun langsung ke lapangan dan mencermati situasi, kondisi, serta lokasi penelitian sesuai dengan
panduan observasi. Tujuan untuk memahami dan menganalisis situasi yang ada di lapangan. Kelebihannya adalah memudahkan peneliti untuk
menilai secara umum bagaimana hubungan sosial yang terjadi diantara dua kelompok narasumber dalam penelitian ini. Observasi sudah
dilakukan sejak penyusunan proposal penelitian yaitu pada awal bulan Oktober 2015. Observasi meliputi kunjungan ke calon responden di
Dusun Tegalwaras maupun masuk dan bersosialisasi ke Asrama Deiyai.
Secara spasial, peneliti mengamati keterpisahan jarak antara kedua kelompok narasumber, dimana yang satu berada di lingkungan
asrama dengan tembok pemisah yang jelas, sedangkan kelompok lain tinggal dalam rumah-rumah di sekitar asrama tersebut. Pengamatan juga
memerlukan kepekaan rasa Moleong, 2004 sebab yang dicari adalah persepsi dari para subjek penelitian. Hal penting untuk dipahami adalah
bentuk interaksi sosial yang terjalin, yaitu seberapa berhasil proses integrasi dan akomodasi bisa berjalan di tempat penelitian.
b. Wawancara
Maksud mengadakan
wawancara yang
dilakukan oleh
pewawancara interviewer dan yang diwawancarai interviewee menurut Lincoln dan Guba 1985: 266 antara lain: mengonstruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-
kebulatan yang
demikian sebagai
yang dialami
masa lalu;
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada manusia yang akan datang dikutip dari Moleong,
2004: 135. Wawancara mutlak diperlukan untuk memahami persepsi para
subjek penelitian dari dua kelompok dalam penelitian ini. Persepsi diperoleh dari pertanyaan mengenai perasaan, pendapat, perspektif,
pengalaman, perilaku, dan segala hal yang berkaitan dengan indera atas hubungan kedua kelompok untuk memahami interaksi sosialnya serta