Deksripsi Umum Wilayah Penelitian

h. Siapa yang tidak sibuk, wajib masak. i. Perlu menjaga asset asrama yang ada. j. Pintu gerbang ditutup pada pukul 22.00 WIB. k. Buanglah sampah pada tempatnya. l. Setiap hari Sabtu kerja bakti bersama diambil tanggal 5 November 2015 dari Tata Tertib Asrama Deiyai Daerah Istimewa yang terpampang di spanduk yang sempat dipasang di asrama, namun saat observasi penelitian ini dilaksanakan spanduk tersebut sedang disimpan di kamar salah satu penghuni asrama. Asrama Deiyai terletak di tengah-tengah dusun Tegalwaras, dikelilingi oleh rumah-rumah warga asli maupun kos-kosan dan kontrakan untuk warga pendatang dari berbagai daerah. Asrama mahasiswa bisa dibilang konsep yang agak eksklusif, sebab tidak seperti kos-kosan atau kontrakan di Tegalwaras, Asrama Deiyai mirip asrama mahasiswa di daerah lain di Yogyakarta: dikelilingi oleh tembok pembatas yang cukup tinggi dengan tambahan kawat berduri sebagai pengaman. Asrama Deiyai dirancang untuk memiliki 1 pintu keluar masuk berbentuk pintu gerbang. a. Struktur Kepengurusan RT 5 dan RW 29 Dusun Tegalwaras Ketua RT 5 Dusun Tegalwaras bernama Bakuh Wijiutomo. Jabatan sekretaris RT dipegang oleh Siki Martadi, sedangkan posisi bendahara dijabat oleh Faizol AM. Menurut Bakuh wawancara 29 Oktober 2015, pekerjaan masyarakat RT 5 Tegalwaras cukup beragam. Ada yang menjadi Pegawai Negeri Sipil PNS dan ada pula yang bekerja di sektor swasta, terutama yang membuka bisnis kecil-kecilan sendiri. Macam- macam kegiatan yang diselenggarakan di RT 5 hampir sama dengan warga kampung lain, antara lain Rapat RT yang dilaksanakan tiap Minggu Legi, ronda malam, pengadaan jimpitan, kerja bakti, gotong royong, acara peringatan 17-an, dan lain sebagainya. RW 29 dipimpin oleh Pariman Trisno Supardi. Pariman dibantu Edi Purwato selaku sektretaris, Mujito selaku bendahara, Sutiono selaku seksi keamanan, Aswandi BE selaku seksi pembangunan, Antonius Mulyono selaku seksi hubungan masyarakat humas, dan Edi Purwanto selaku pengurus jimpitan. Beberapa kegiatan yang rutin diadakan di RW 29 antara lain rapat pertemuan rutin tiap bulan yang mempertemukan pengurus dan warga terutama jika ada masalah yang penting untuk dibahas, rapat insidental jika ada keperluan mendadak, kegiatan 17-an, ronda, gotong royong, kerja bakti, dan lain sebagainya. Ada warga yang berprofesi sebagai PNS, ada juga yang berwiraswasta. Di wilayah RW 29 banyak berdiri kos-kosan maupun kontrakan yang memberi tempat tinggal bagi pendatang yang berstatus sebagai mahasiswa maupun pekerja. Namun warga asli secara jumlah maupun pengaruh politis masih mendominasi. b. Struktur Kepengurusan Asrama Deiyai Asrama Deiyai diurus oleh sebuah organisasi bernama Ikatan Pelajar dan Mahasiswai Deiyai Yogya dan Solo atau IPMADE YOG- Lo. Badan Pengurus Harian atau BPH tahun 2015-2017 yang sekarang adalah BPH ketiga sejak BPH pertama untuk periode 2009-2012 dan BPH kedua untuk periode 2012-2015. Moto organisasi tersebut adalah “Melewati seribu kisah demi semua.” Ketua BPH ketiga sekarang adalah Agustinus Pekey, dibantu Moses Douw sebagai sekretaris, dan Feleks Pigome selaku bendahara. Biro Pendidikan diisi oleh Abraham Goo, Marselina Mote, dan Fabianus Pigome. Biro Kerohanian diampu oleh Yanuarius Tatogo. Biro Minat-Bakat diisi oleh Andreas Takimai, Hendrikus Adii, dan Yulianus Mote. Terakhir, Biro Humas diurus oleh Marko Yawalka, Esebius Agapa, dan Daud A Agapa. Total penghuni yang tetap, dalam arti sering terlihat dan menetap di asrama, menurut penuturan Agustinus Pekey wawancara 16 Oktober 2015 adalah sekitar 12 orang. Sisanya dari total 19 orang penghuni yang terdaftar, berstatus timbul-tenggelam atau kadang ada dan tinggal di asrama dan kadang tidak kelihatan sebab tidur di tempat lain. Mereka memiliki jadwal diskusi tetap maupun mendadak yang hasilnya disusun menjadi buletin. Diadakan juga diskusi rutin belajar bahasa Inggris dengan mendatangkan pemateri mahasiswa jurusan bahasa Inggris. Secara kultural, Asrama Deiyai sering dijadikan tempat penyelenggaraan upacara bakar batu dan bakar babi yang dihadiri oleh penghuni asrama maupun mahasiswa Papua dari luar asrama.

2. Deskripsi Umum Informan

a. Penghuni Asrama Deiyai 1 Agustinus Pekey Agustinus Pekey 20 atau yang akrab dipanggil Agus adalah mahasiswa Jurusan Kehutanan angkatan tahun 2013 di Institut Pertanian Yogyakarta. Asalnya dari Kab. Deiyai, Papua dan sejak 2013 juga sudah menghuni Asrama Deiyai. Memutuskan untuk berkuliah di Yogyakarta karena dijuluki Kota Pendidikan dan biaya hidup serta kuliahnya juga murah. Jabatannya di asrama adalah ketua BPH IPMADE YOG-LO periode 2015-2017. 2 Yustinus Tebai Yustinus Tebai 22 atau biasa dipanggil Nus adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, kampus Stiebank, angkatan tahun 2012 dan menempati asrama sejak 2013. Asalnya dari Kab. Dogiyai, Papua. Ia memulai perjalanan dari Nabire dengan kapal bersama kawan-kawan lainnya menuju Surabaya. Ia lalu melanjutkan perjalanan ke Bandung sebelum akhirnya memutuskan untuk berkuliah di Yogyakarta. Dari buku pelajaran PKn dan Sejarah selama SD sampai SMA ia mendapat gambaran tentang Yogyakarta sebagai tempat yang memiliki beberapa objek penting seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Gunung Merapi. 3 Moses Douw Moses Douw 20 atau biasa dipanggil Moses adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan di STPMD “APMD” angkatan tahun 2013, dan sejak tahun yang sama ia juga mulai tinggal di Asrama Deiyai. Asalnya dari Nabire. Lulus dari SMA, ia berniat kuliah dimana saja asal di kampus Sanata Dharma. Moses naik kapal bersama teman lain dari Nabire ke Surabaya, lalu lanjut ke Yogyakarta. Sayangnya ia gagal tes masuk Sanata Dharma, sehingga memutuskan kuliah di STPMD “AMPD”. Selama di Papua dulu belum punya pandangan apa-apa tentang Yogyakarta. 4 Markus Eko Yawalka Markus Eko Yawalka 20 atau biasa dipanggil Markus adalah mahasiswa Jurusan Tenik Mesin di Fakultas Teknik kampus STTNAS angkatan 2014. Sejak 2014 juga sudah tinggal di Asrama Deiyai. Asalnya dari Pegunungan Bintang, Papua. Markus ikut arus teman-teman yang hijrah ke Pulau Jawa selepas SMA. Sepengetahuannya selama di Papua, kampus di Yogyakarta hanya lah UGM, Sanata Dharma, dan Atma Jaya. Memutuskan berkuliah di STTNAS karena biaya pendidikannya relatif terjangkau. Ketidaktahuannya tentang Yogyakarta sebelumnya membuat Markus mengira Yogyakarta adalah Jakarta. 5 Mikael Kudiai Mikael Kudiai atau biasa dipanggil Mikael atau Maikel adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial UNY angkatan tahun 2013. Asalnya dari Kab. Paniai, Papua. Menempati Asrama Deiayi sejak tahun 2015. Pengetahuannya tentang Yogyakarta selama masih di Papua tak banyak. Hanya tahu informasi bahwa belajar di Yogyakarta itu nyaman dan biaya hidupnya murah. Katanya juga Yogyakarta adalah Kota Budaya kedua di Indonesia setelah Bali. b. Warga Asli Dusun Tegalwaras 1 Pariman Trisno Supardi Pariman Trisno Supardi 60 atau yang biasanya dipanggil Pariman adalah ketua RW 29 di dusun Tegalwaras. Pekerjaan utamanya adalah buruh dan sudah tinggal di Tegalwaras sejak kelahirannya di tahun 1952. 2 Bakuh Wijiutomo Bakuh Wijiutomo 65 atau yang biasa dipanggil Bakuh adalah ketua RT 05 Dusun Tegalwaras. Asrama Deiyai masuk ke wilayah RT-nya. Ia bekerja di sektor swasta. Sempat meninggalkan Tegalwaras, ia kembali tinggal di kampung halamannya sejak tahun 1972 sampai sekarang. 3 Sri Priyono Sri Priyono 40 adalah salah seorang warga di Tegalwaras yang bekerja di bidang wiraswasta. Selain membuka warung kelontong, ia juga berjualan pulsa, bensin, jasa tambal ban, dan es kelapa muda. Ia asli Tegalwaras dan dulu semasa muda pernah menjadi pengurus kelompok pemuda RW 29. Di sela-sela kesibukannya berjualan dari pagi sampai malam, terkadang dia masih menyempatkan diri untuk menghadiri acara pemuda kampung Tegalwaras. 4 Ari Harsono Ari Harsono 30 atau yang biasa dipanggil Ari adalah warga asli Tegalwaras yang memiliki rumah persis di samping Asrama Deiyai. Ari memiliki usaha penyewaan kos-kosan. Kos- kosannya ditempati para pendatang baik yang berstatus sebagai mahasiswa maupun yang sudah bekerja. 5 Yohanes Sugiyo Yohanes Sugiyo 70 atau yang biasa dipanggil Yohanes adalah salah satu warga asli Tegalwaras yang paling dekat dengan para penghui asrama, terutama dengan Agus, ketua asrama. Ia tinggal tak jauh dari asama dan memiliki usaha warung makan. Para penghuni asrama sering makan di warungnya. Sejak bulan Oktober ia juga sedang membantu proyek renovasi asrama. Tugasnya mengawasi jalannya renovasi serta mencatat kebutuhan dan biaya renovasi.