Dokumen lain yang didapat adalah Buku Panduan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Yogyakarta-Solo IPMADE YOG-LO milik salah seorang
penghuni asrama bernama Mensep Dogomo. Semua penghuni asrama dibekali buku panduan tersebut.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Lincoln dan Guba 1985, paradigma penelitian alamiah adalah bahwa peneliti mulai dengan asumsi bahwa konteks itu kritis sehingga
masing-masing konteks itu ditangani dari segi konteksnya sendiri dikutip dari Moleong, 2004: 165. Penelitian kualitatif selalu berkaitan dengan
faktor-faktor kontekstual, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber dan
bangunannya. Untuk mencari konteks yang khas dan unik, maka sumber atau sampel
penelitian ditentukan sejak awal. Tidak acak random, melainkan bertujuan purposive. Purposive sample adalah pemilihan sekelompok subjek
didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut-paut yang serta dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Dalam konteks praktik multikulturalisme, sumber-sumber dengan
ciri-ciri atau sifat unik dan khas tersebut adalah warga Papua dan warga Yogyakarta, dan masing-masing dipilih beberapa orang sebagai sampel:
sejumlah warga Papua yang tinggal di Asrama Deiyai dan juga beberapa
warga asli Yogyakarta yang tinggal di sekitar asrama. Kedua kelompok mewakili 2 dua etnis yang berbeda sekaligus dikotomi mayoritas Jawa dan
minoritas Papua. Masing-masing kelompok dalam penelitian ini didapat narasumber
atau sampel sejumlah 5 orang, sehingga jika total respondennya adalah 10 orang. Sebagai penelitian kualitatif, jumlah tersebut tak ditentukan
sebelumnya. Kebetulan data hasil wawancara dari ke-5 responden dari masing-masing kelompok sudah cukup jenuh dan mewakili untuk bisa
dipakai sebagai data analisis di pembahasan hasil penelitian.
F. Validitas Data
Validitas data diperlukan agar penelitian menjadi valid dan dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya. Caranya adalah dengan metode
triangulasi. Moleong 2010 memaparkan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Selain untuk mengecek kebenaran data, triangulasi juga dipakai untuk memperkaya data.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 1 Membandingan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara; 2 Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3 Membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4 Membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan; 5 Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Dalam penelitian ini, perbandingan-perbandingan yang dilakukan peneliti adalah 1 hasil wawancara responden asli Dusun Tegalwaras dengan
hasil wawancara respoden Asrama Deiyai proses check and re-check dan saling mengonfirmasi, 2 hasil wawancara responden Asrama Deiyai
tentang kepatuhan berperilaku dengan peraturan-peraturan asrama yang terdapat dalam arsip data dokumentasi, 3 hasil observasi dengan kesesuaian
deskripsi responden tentang kondisi spasial serta interaksi sosial antar elemen warga Dusun Tegalwaras terutama yang melibatkan warga Asrama Deiyai.
Keseluruhan proses perbandingan dan pengecekan selalu dalam konteks untuk menjawab rumusan masalah penelitian yaitu tentang praktik
multikulturalisme yang berjalan di Dusun Tegalwaras.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Patton, analisa data merupakan proses mengatur ukuran data, mengorganisasi data kedalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data Moh Nasir, 2005:103. Dalam tahap ini, peneliti
akan melakukan analisa data selama proses pengumpulan data setelah selesai mengumpulkan data.
Analisis data pada penelitian ini mengikuti analisis grounded theory atau teoritisasi data. Analisis grounded theory diperoleh secara induktif dari
penelitian tentang fenomena yang dijelaskannya Strauss Colbin, 2003. Hasil observasi dan wawancara merupakan data penelitian yang secara
khusus terserak dengan sedemikian rupa. Tugas peneliti untuk bisa mencapai kesimpulan umum secara induktif sesuai dengan proses teoritisasi data adalah
memperlakukan data yang terserak tersebut dengan sedemikian rupa sehingga bisa menjadi beragam kategori yang bisa diihat secara jelas pola dan
fenomena yang terjadi di tempat penelitian Strauss Colbin, 2003. Setelah mentranskrip semua hasil wawancara, peneliti melakukan
proses coding atau pengkodean dengan cara memilih pernyataan-pernyataan responden sesuai dengan kode wawancara. Hasilnya adalah kumpulan data
berdasarkan kategori kode wawancara yang bisa memudahkan analisis hasil penelitian yang dinarasikan peneliti, sebab peneliti bisa mengambil data yang
diperlukan untuk analisis per sub-bab dengan mudah. Beberapa sub-bab tersebut adalah kesimpulan induktif yang dianalisis peneliti untuk menjawab
tiga rumusan masalah utama dalam penelitian ini. Peneliti menganalisis data penelitian dengan model teoritisasi data
yang disusun untuk memenuhi empat kriteria utama Strauss Colbin, 2003 yang dijabarkan sebagai berikut: