commit to user 64
jaringan formal dan jaringan non formal. Jaringan formal lazimnya vertikal, mengikuti rantai wewenang, dan terbatas pada komunikasi yang bertalian
dengan tugas. Sedangkan jaringan non formal seperti selentingan yang bebas untuk bergerak ke segala arah, meloncati tingkat-tingkat wewenang,
dan kemungkinan besar memenuhi kebutuhan sosial anggota kelompok, karena mempermudah penyelesaian tugas. Zuhal 2010 mengemukakan
bahwa, konteks yang terdapat dalam komunikasi organisasi adalah jenis pesan, media, dan umpan balik komunikasi.
Kesenjangan komunikasi dan kebuntuan komunikasi akan menciptakan kendala dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Untuk itu, dalam
perusahaan-perusahaan intensitas komunikasi dikembangkan dalam berbagai program komunikasi yang berkelanjutan dan terarah Sentana,
2008. Gunarsa 2004, menyatakan bahwa, intensitas komunikasi dapat diukur dari apa-apa dan siapa yang saling dibicarakan, pikiran, perasaan,
obyek tertentu, orang lain, atau dirinya sendiri.
f. Persepsi Penyuluh terhadap
Cyber Extension
Haris and Hartman 2002 menyatakan bahwa, persepsi adalah suatu pengalaman sensorik di mana seorang individu mengamati perilaku, peristiwa
atau kondisi; membentuk interpretasi faktor yang diamati; mengembangkan sikap, dan memungkinkan pengamatan diolah menjadi faktor yang
mempengaruhi perilakunya. Van den Ban dan Hawkins 1999 mendefinisikan persepsi sebagai proses menerima informasi atau stimuli dari
lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis.
commit to user 65
Indrawijaya 1989 mengemukakan bahwa, Hamner dan Organ mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses di mana seseorang
mengorganisasikan dalam pikiran, menafsirkan, mengalami dan mengolah pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Menurut Robbins
1998, persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka, agar
memberikan makna bagi lingkungan mereka. Rogers 2003 mengemukakan bahwa, proses
selective perception
di tahap persuasi dalam suatu proses keputusan inovasi sangat penting dalam
menentukan perilaku seseorang.
Selective perception
didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menafsirkan pesan-pesan komunikasi dalam arti yang
sesuai dengan sikap-sikap dan kepercayaaannya. Dalam
selective perception
, maka orang mengembangkan pandangan umumnya terhadap inovasi.
Pandangan orang tentang sifat-sifat inovasi, terutama keuntungan relatif, kesesuaian dan kerumpilan menjadi sangat penting pada tahap ini. Pengertian
keuntungan relatif, kesesuaian dan kerumpilan dijelaskan sebagai berikut: 1
Keuntungan relatif adalah seberapa suatu inovasi dianggap lebih baik daripada gagasan yang mendahuluinya atau dengan kata kata lain
kelebihan keuntungan dibandingkan dengan yang diberikan oleh sistem yang lama.
Van den Ban dan Hawkins 1998 menjelaskan bahwa, sebuah inovasi dianggap mempunyai keuntungan relatif karena dipengaruhi oleh
pemberian insentif kepada sasaran. Misalnya penyediaan insentif seperti
commit to user 66
penyediaan benih kepada petani dengan harga subsidi akan membuat petani mencoba sebuah inovasi.
2 Kesesuaian adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap konsisten dengan
nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan calon penerima.
3 Kerumpilan suatu inovasi menurut pandangan anggota sistem,
berhubungan negatif dengan kecepatan adopsinya. Kerumpilan adalah sejauh mana inovasi dianggap relatif sulit dipahami dan dipergunakan.
Pada tahapan persuasi, maka orang ingin memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: “
Apakah hasilakibat penggunaan inovasi?
” dan
“ Apakah kemanfaatan dan kemudoratan inovasi bagi saya”
Rogers, 1983. Manfaat dari kinerja suatu program pemerintah didefinisikan sebagai
kegunaan suatu keluaran yang dirasakan langsung oleh masyarakat, dapat berupa tersedianya fasilitas yang diakses oleh publik Lembaga Administrasi
Negara, 2003. Tingkat kemanfaatan teknologi informasi komunikasi oleh petani dapat
digolongkan menjadi 1 memanfaatkan secara tidak langsung dan atau komunikasi searah; 2 komunikasi dan atau mencari informasi secara
interaktif; dan 3 komunikasi secara interaktif,
browsing, chatting
, jejaring sosial, pengelolaan dokumentasi informasi, dan promosi usaha Mulyandari,
2011. Mcquail 2010, menyatakan bahwa manfaat dari media massa salah satunya adalah penyebaran pengetahuan. Menurut Bungin 2008,
penghargaan tertinggi pada anggota masyarakat maya dalam sistem pengetahuan mereka terletak pada seberapa banyak mereka dapat mengatasi
commit to user 67
kasus-kasus teknologi media yang dihadapi oleh sesama anggota masyarakat maya. Karena itu, status sosial tertinggi dalam sistem pengetahuan mereka
adalah seberapa banyak seseorang menjadi tempat bertanya untuk memecahkan kasus-kasus tersebut.
Davis Jogiyanto dan Abdillah, 2011 menyatakan bahwa, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan menentukan penerimaan
individual terhadap sistem teknologi informasi. Keduanya mempunyai pengaruh ke niat perilaku. Pemakai teknologi akan mempunyai niat
menggunakan teknologi niat perilaku, jika merasa sistem teknologi bermanfaat. Pemakai teknologi akan mempunyai niat menggunakan teknologi
niat perilaku, jika merasa sistem teknologi tersebut mudah digunakan. Pemakai sistem akan menggunakan sistem jika merasa sistem tersebut mudah
digunakan. Indrawijaya 1989 mengemukakan bahwa, persepsi menjadi salah satu
dasar dari perilaku seseorang. Haris and Hartman 2002, menambahkan persepsi dicapai untuk semua aspek lingkungan individu diri sendiri, orang
lain, komponen produksi, pelanggan, masyarakat umum, dan sebagainya. Persepsi tidak selalu realitas, yaitu persepsi tidak selalu akurat atau benar.
Persepsi pekerja akan mempengaruhi perilaku pribadi. Skinner Sunaryo, 2002, menyatakan bahwa perilaku adalah
merupakan interaksi antara perangsang dan tanggapan. Perilaku juga mempunyai arti aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons
serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada tugas tertentu, demikian juga individu yang
commit to user 68
bekerja berorientasi untuk menghasilkan sesuatu. Swansburg 2001, menjelaskan bahwa, individu akan mengulang perilaku jika akibatnya positif.
Robbins 1998 menyatakan bahwa, persepsi dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang melekat pada pelaku persepsi. Selain itu persepsi
juga dipengaruhi oleh obyek atau target yang dipersepsikan dan konteks situasi dimana persepsi itu dilakukan. Setiap karakteristik suatu obyek akan
meningkatkan kemungkinan bahwa karakteristik itu akan dipersepsikan. Menurut Luthans 1995, persepsi dimulai ketika seseorang dihadapkan
pada stimulus atau suatu situasi. Situasi yang menghasilkan stimulus dapat terjadi ketika berinteraksi dengan orang lain. Peristiwa atau obyek baru di
dalam sebuah situasi akan menarik perhatian bagi pelaku persepsi.
B. Kerangka Berpikir
Metode penyuluhan apabila ditinjau dari teknik komunikasi tidak langsung, seperti melalui media massa konvensional media cetak, televisi, dan radio
mengalami banyak tantangan dan permasalahan, baik permasalahan distribusi, jumlah yang terbatas, biaya pencetakan serta biaya transportasi yang besar,
penayangannya masih belum tepat waktu, tepat tempat dan tepat sasaran, memerlukan biaya yang sangat besar, waktu tayangnya sangat terbatas dan
terkadang belum tentu dapat diterima oleh para petani sampai ke pelosok-pelosok. Di satu sisi kebutuhan petani akan informasi penyuluhan sekarang sudah beragam
dan lebih spesifik lokasi. Dalam era globalisasi ini kehadiran teknologi informasi memungkinkan
untuk menjawab tantangan yang ada, untuk itu penyuluhan pun perlu didukung
sistem informasi yang kuat dan jelas, sehingga percepatan informasi dapat tepat