commit to user 40
penyuluh. Menurut Schuler dan Jackson 1998, kekuatan lingkungan, berupa teknologi baru, seperti teknologi telematik komputer, akan memberikan
pengaruh bagi perubahan organisasi dan berhubungan dengan gaji dan kinerja karyawan. Sehingga beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kinerja
penyuluh pertanian dalam pemanfaatan
cyber extension
, sebagai berikut:
a. Karakteristik Penyuluh
Karakteristik adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang melekat pada sesuatu benda, orang atau makhluk hidup lainnya yang berhubungan dengan
berbagai aspek kehidupannya Mardikanto, 1993. Lebih jauh, Mardikanto 1993 memberikan contoh tentang karakteristik individu, yaitu sifat-sifat
yang melekat pada diri seseorang yang berhubungan dengan berbagai apek kehidupannya, antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, status
sosial dan agama. Robbins 1998 menyatakan bahwa, karakteristik yang paling jelas
adalah karakteristik pribadi atau karakteristik yang berkaitan dengan biografis, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan. Menurut Sunaryo
2002, maka tiap manusia individu adalah unik sehingga menentukan perilaku yang berbeda-beda. Dalam penelitian Hubeis 2007, karakteristik
pribadi penyuluh yang berhubungan produktivitas kerja penyuluh pertanian lapangan adalah jenis kelamin, usia dan status, kawin, pangkat dan golongan
masa kerja, dan pendidikan formal dan non-formal. Dalam penelitian Suhanda
dkk
. 2008, karakteristik pribadi penyuluh seperti usia, masa kerja, dan tingkat pendidikan mempengaruhi kinerja penyuluh.
commit to user 41
Beberapa faktor dalam karakteristik pribadi yang mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan
cyber extension
sebagai berikut: 1
Umur Berhubungan dengan karakteristik umur, maka menurut Mardikanto
1996, maka semakin tua umur di atas 50 tahun, biasanya semakin lamban mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya melaksanakan
kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga setempat. Mardikanto 1996 menjelaskan bahwa, adopsi dalam proses penyuluhan, pada
hakekatnya dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, baik berupa: pengetahuan, sikap maupun keterampilan pada diri seseorang
setelah menerima inovasi. Hubeis 2007 menyatakat, umur usia penyuluh menjadi kendala
fisik utama bagi mereka untuk mengunjungi kelompoktani binaan yang berlokasi jauh dan harus ditempuh. Menurut Robbins 1998, ada
keyakinan bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia. Dengaan menuanya umur produktivitasnya akan melorot, dengan sering
diandaikan bahwa keterampilannya terutama dalam kecepatan, kecekatan, kekuatan, dan koordinasi menurun berjalannya dengan waktu.
Kebosanan dalam pekerjaan yang berlarut-larut dan berkurangnya rangsangan intelektual semuanya menyumbang pada berkurangnya
produktivitas.
commit to user 42
2 Tingkat Pendidikan
Secara umum pendidikan akan berpengaruh terhadap cara dan pola pikir seseorang. Pendidikan yang relatif tinggi dan umur yang produktif
akan menyebabkan seseorang menjadi lebih dinamis. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, ada kecenderungan semakin tinggi pula
tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan Nuryanto, 2008. Tingkat pendidikan yang rendah di negara berkembang, masih
menjadi penghalang dalam mengakses teknologi informasi. Faktor bahasa Inggris sangat dominan sebagai bahasa internet dan sebagai
bahasa pengantar internasional, juga menjadi menuntut para pengguna internet memperoleh pendidikan formal yang memberi kesempatan untuk
belajar bahasa inggris Hafkinn dan Taggart dalam Lestari, 2010. Robbins 1998 mengemukakan bahwa, tingkat kinerja pegawai akan
sangat tergantung pada faktor kemampuan pegawai itu sendiri salah satunya adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan tinggi akan
mempunyai kinerja semakin tinggi pula. 3
Masa kerja Robbins 1998 menjelaskan bahwa, masa kerja karyawan terkait
dengan senioritas karyawan, yang berhubungan dengan variabel bayaran yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi masa kerja
berhubungan dengan pengalaman dan kemampuan, sehingga semakin tinggi pengalaman dan kemampuan, maka kinerjanya semakin
meningkat.
commit to user 43
Ivancevich
et al.
2005 mengemukakan bahwa, karyawan yang masa kerja sudah lama cenderung memiliki komitmen, sehingga
berpengaruh pada kinerja. Hubbeis 2007 menjelaskan bahwa, masa kerja penyuluh yang sudah mencapai puluhan tahun turut mendukung
kualitas kemampuan menguasai materi penyuluhan dan mengoperasikan ragam media teknologi penyelenggaraan penyuluhan, seperti
Overhea d Projector
OHP, peta singkap dan
leaflet
. Namun dalam penelitian Leilani dan Jahi 2006, masa kerja penyuluh di beberapa kabupaten
Jawa Barat masuk dalam kategori cukup lama 19-29 tahun, dan mereka manganggap peningkatan profesionalitas tidak lagi menjadi prioritas,
karena bukan merupakan kebutuhan utama melainkan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.
4 Kepemilikan sarana teknologi informasi
Rivera dan Qamar 2003 mengungkapkan bahwa, komputer dan internet boleh jadi tidak akan dapat diakses oleh masyarakat pedesaan,
tetapi mereka akan terlayani oleh para penyuluh pertanian yang memiliki sarana tersebut dan menyediakan informasi dari internet ke masyarakat
pedesaan. Perangkat lain seperti ponsel yang cukup menjanjikan untuk transfer dan pertukaran informasi praktis. Lestari 2010 menyatakan
bahwa, akses dalam memanfaatkan teknologi internet sudah dapat di atasi dengan adanya perangkat
handphone
yang dimiliki dengan fasilitas komputer internet, namun pada umumnya pemanfaatan
handphone
sebatas untuk
chating
atau ber-
facebook.
commit to user 44
5 Kepemilikan
e-mail
Kepemilikan e-mail, merupakan salah satu karakteristik dari masyarakat maya untuk melakukan interaksi sosial. Alamat e-mail
tersebut merupakan alamat rumah yang digunakan untuk menjalin kontakkomunikasi guna berbagai kebutuhan Bungin, 2008.
6 Motivasi
Pengertian motivasi menurut Robbins 1998 adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Sumardjo dan Mulyandari 2010 menyatakan
bahwa, dalam implementasi
cyber extension
dengan dunia teknologi informasi terlalu cepat berubah dan berkembang, sementara harus diikuti
oleh motivasi untuk terus belajar mengejar kemajuan teknologi informasi oleh para penggunanya.
Terkait dengan motivasi belajar, maka Kibler. Mardikanto, 1996, menyatakan seseorang akan aktif belajar manakala ia memiliki tujuan-
tujuan tertentu atau merasakan adanya kebutuhan-kebutuhan atau kemauan yang mendorong terbentuknya “motivasi” untuk belajar yang
menentukan peubah strategi yang menentukan hasil belajar. Sehingga dalam upaya mengubah perilaku diperlukan motivasi belajar. Kibler
Mardikanto, 1996 menyatakan bahwa, tujuan belajar merupakan salah satu unsur pembentuk motivasi untuk belajar, yang diantaranya 1 hanya
sekadar ingin tahu tentang apa yang diajarkan; 2 adanya kebutuhan
commit to user 45
yang hanya dapat dipenuhi dari hasil belajarnya, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang; dan 3 adanya kebutuhan lain
sampingan yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan hasil belajarnya, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.
Bastable 1999 menjelaskan bahwa, faktor yang bersifat memfasilitasi atau membentuk motivasi belajar diantaranya adalah 1
atribusi pribadi yang terdiri dari komponen fisik, perkembangan dan psikologis dan 2 pengaruh lingkungan, yang mencakup kondisi dan
sikap, serta 3 sistem hubungan dengan pihak lain yang berkepentingan. Pemilihan dan penggunaan informasi oleh seorang penyuluh akan
berbeda tergantung pada kebutuhan dan motivasi penyuluh Suryantini, 2003. McQuail 2010 menyatakan bahwa salah satu motivasi
penggunaan media massa adalah untuk mencari informasi dan saran. Suryantini 2003 menambahkan bahwa motivasi dalam penggunaan
media massa dimaksudkan untuk mengikuti informasi suatu peristiwa dan memanfaatkan media massa untuk mempelajari sesuatu yang bersifat
umum serta berkaitan dengan keingintahuan.
commit to user 46
7 Sikap terhadap teknologi informasi
Sikap adalah penyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai obyek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang
merasakan sesuatu Robbins, 1998. Bungin 2008 menyatakan bahwa, sikap masyarakat terhadap inovasi telematika pada masyarakat
post modern
adalah dipandang sebagai bagian gaya hidup, pada masyarakat modern dipandang secara rasional, pada masyarakat transisi
mempertimbangkan untung rugi terhadap inovasi, dan pada masyarakat tradisional cenderung menolak.
b. Faktor Penunjang