Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 68 bekerja berorientasi untuk menghasilkan sesuatu. Swansburg 2001, menjelaskan bahwa, individu akan mengulang perilaku jika akibatnya positif. Robbins 1998 menyatakan bahwa, persepsi dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang melekat pada pelaku persepsi. Selain itu persepsi juga dipengaruhi oleh obyek atau target yang dipersepsikan dan konteks situasi dimana persepsi itu dilakukan. Setiap karakteristik suatu obyek akan meningkatkan kemungkinan bahwa karakteristik itu akan dipersepsikan. Menurut Luthans 1995, persepsi dimulai ketika seseorang dihadapkan pada stimulus atau suatu situasi. Situasi yang menghasilkan stimulus dapat terjadi ketika berinteraksi dengan orang lain. Peristiwa atau obyek baru di dalam sebuah situasi akan menarik perhatian bagi pelaku persepsi.

B. Kerangka Berpikir

Metode penyuluhan apabila ditinjau dari teknik komunikasi tidak langsung, seperti melalui media massa konvensional media cetak, televisi, dan radio mengalami banyak tantangan dan permasalahan, baik permasalahan distribusi, jumlah yang terbatas, biaya pencetakan serta biaya transportasi yang besar, penayangannya masih belum tepat waktu, tepat tempat dan tepat sasaran, memerlukan biaya yang sangat besar, waktu tayangnya sangat terbatas dan terkadang belum tentu dapat diterima oleh para petani sampai ke pelosok-pelosok. Di satu sisi kebutuhan petani akan informasi penyuluhan sekarang sudah beragam dan lebih spesifik lokasi. Dalam era globalisasi ini kehadiran teknologi informasi memungkinkan untuk menjawab tantangan yang ada, untuk itu penyuluhan pun perlu didukung sistem informasi yang kuat dan jelas, sehingga percepatan informasi dapat tepat commit to user 69 waktu, tempat tepat dan tepat sasaran. Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada tahun 2010 mengembangkan cyber extension yang merupakan sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet berbasis informasi teknologi yang dibangun untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha. Para penyuluh diharapkan dapat merubah perilaku yang hanya menerima pasokan materi penyuluhan menjadi memanfaatkan cyber extension untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Sehingga kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension dapat dilihat dalam hal aksebilitas, pemanfaatan materi informasi bagi kegiatan penyuluhan, dan pengenalan cyber extension kepada petani Badan PPSDMP 2010; Rivera dan Qamar, 2003; Leeuwis, 2004; dan Subejo, 2008. Dari kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dijelaskan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut: 1 Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor penunjang cyber extension , kualitas informasi cyber extension sosialisasi cyber extension kepada penyuluh, komunikasi antara penyuluh dan adminstrator kabupaten, karakteristik penyuluh, serta persepsi penyuluh terhadap cyber extension ; 2 Karakteristik penyuluh selain dapat mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension , juga dapat berpengaruh terhadap komunikasi antara penyuluh dan adminstrator cyber extension kabupaten serta persepsi penyuluh terhadap cyber extension ; commit to user 70 3 Faktor penunjang selain dapat mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension, juga dapat mempengaruhi kualitas informasi cyber extension , sosialisasi cyber extension kepada penyuluh dan persepsi penyuluh terhadap cyber extension ; 4 Kualitas informasi cyber extension selain dapat mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension , juga dapat mempengaruhi sosialisasi cyber extension kepada penyuluh dan persepsi penyuluh terhadap cyber extension ; 5 Sosialisasi cyber extension kepada penyuluh selain dapat mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension , juga dapat mempengaruhi komunikasi antara penyuluh dan adminstrator cyber extension kabupaten dan persepsi penyuluh terhadap cyber extension ; Agar lebih mudah pemahaman kerangka pikir, maka secara sistematis digambarkan sebagai berikut: commit to user 71 Gambar 3. Diagram Konsep Kerangka Berpikir Hubungan Antar Peubah yang akan Diuji dalam Penelitian Keterangan 1. Faktor penunjang cyber extension X1 meliputi: kebijakan X1.1.; sarana prasarana X1.2; dan pembiayaan X1.3.; 2. Kualitas informasi cyber extension X2 meliputi: kesesuaian informasi X2.1.; aktualitas informasi X2.2.; sumber yang dipercaya X2.3.; 3. Sosialisasi cyber extension kepada penyuluh X3 meliputi: percakapan X3.1.; pertemuan X3.2.; media perantara X3.3. 4. Komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten X4 meliputi: sekedar berkomunikasi X4.1., tukar menukar informasi X4.2., dan konsultasi X4.3.. 5. Karakteristik penyuluh X5 meliputi umur X5.1., pendidikan X5.2., masa kerja X5.3, kepemilikan sarana teknologi informasi X5.4., kepemilikan e-mail X5.5., motivasi X5.6., dan sikap terhadap teknologi informasi internet X5.7. 6. Persepsi penyuluh terhadap cyber extension X6 meliputi persepsi terhadap manfaat X6.1., persepsi terhadap kemudahan aplikasi X6.2., persepsi terhadap pembiayaan X6.3. 7. Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension Y meliputi aksesbilitas Y1, pemanfaatan materi informasi bagi kegiatan penyuluhan Y2, dan pengenalan cyber extension Y3 Kualitas informasi cyber extension X2 Persepsi penyuluh terhadap cyber extension X6 Sosialisasi cyber extension kepada penyuluh X3 Komunikasi antara penyuluh dan admin kabupaten X4 Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension Y Faktor penunjang cyber extension X1 Karakteristik penyuluh X5 commit to user 72

C. Hipotesis