commit to user 86
penelitian untuk variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6 dan Y seluruhnya reliabel, karena masing-masing nilainya lebih besar dari 0,75
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah teknik analisis statitistik deskriptif dan analisis jalur
path analysis
, dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono 2010 statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Sesuai data yang tersedia, data primer dianalisis melalui tahap Prasetyo dan Jannah, 2005:
a. Pengkodean data
coding
, merupakan suatu proses.penyusunan secara sistematis data mentah yang ada dalam kuisoner ke dalam bentuk yang
mudah dibaca ke dalam mesin pengolah data seperti komputer. b.
Data
entering
, untuk memudahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin pengolah data.
c. Data
cleaning
, untuk memastikan seluruh data yang telah dimasukkan ke mesin pengolah data sudah sesuai yang sebenarnya
d. Data
output
yang merupakan hasil pengolahan data e.
Analisis data yaitu suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana mengintrepretasikan data dari hasil yang sudah ada
pada tahap hasil pengolahan data .
commit to user 87
Dalam penelitian ini akan digunakan skala data ordinal. Pada data dengan skala ordinal, “pusat kecenderungan” adalah pada nilai tengah atau
median Mardikanto, 2010.
2. Analisis Jalur
Analisis jalur merupakan analisis yang menguji kesignifikansian pengaruh masing-masing variabel bebas eksogen terhadap variabel terikat endogen,
yang ditunjukkan pada koefisien jalur koefisian korelasi langsung, sesuai dengan “paradigma penelitian” Mardikanto, 2010.
Beberapa keunggulan dari analisis jalur dibanding regresi menurut Mardikanto 2010 adalah sebagai berikut :
a. Koefisien jalur, sudah memperhatikan pengaruh variabel bebas yang lain
terhadap variabel terikatnya; b.
Tidak memerlukan uji otokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas;
c. Dapat diterapkan pada variabel-variabel berskala ordinal, dengan
memanfaatkan nilai koefisien korelasi jenjangnya. Dalam hal ini variabel-variabel yang akan dianalisis hanya memiliki skala
ordinal, maka perlu terlebih dahulu dilakukan penjenjangan terhadap data aslinya, baru dilakukan analisis korelasi dan regresi yang diperlukan.
Berikut ini adalah diagram analisis jalur faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfataam
cyber extension
Gambar 4.
commit to user 88
Gambar 4. Diagram Analisis dari Kerangka Berpikir Beberapa tahapan analisis jalur pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menghitung koefisien determinasi
R
2
dan uji signifikansinya Koefisien determinasi
R
2
menunjukkan pengaruh gabungan beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat lima
persamaan simultan. Oleh karenanya diperoleh lima koefisien determinasi
R
2
masing-masing untuk persamaan simultan 1, 2, 3, 4, dan 5. Untuk mengetahui apakah besarnya nilai
R
2
dapat diterima secara statistik, dilakukan pengujian linearitas melalui uji F. Pengujian linearitas dilakukan menggunakan program
€
5
€
1
€
2
€
3
€
4
r
Y X1
r
X 2X1
r
X 2X4
r
X 2X5
r
X 3X1
Kualitas informasi
cyber extension
X2
Persepsi penyuluh
terhadap
cyber extension
X6 Sosialisasi
cyber extension
kepada penyuluh X3
Komunikasi antara penyuluh
dan admin kabupaten X4
Kinerja penyuluh dalam
pemanfaatan
cyber extension
Y r
X 6X3
r
X 4X3
r
X 6X4
r
X 6X1
r
Y X3
r
YX2
r
X 6X2
r
Y X6
r
X6 X5
r
Y X4
r
Y X5
r
X4 X1
r
X 4X5
r
X 3X2
Faktor penunjang
cyber extension
X1
Karakteristik penyuluh
X5
r
X 1X5
commit to user 89
SPSS yang menghasilkan nilai F
hitung
dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5
α = 0,05 dengan kriteria pengujian : - H
1
diterima atau terdapat hubungan linier jika nilai sign ≤ α
- H
1
ditolak atau tidak terdapat hubungan linier jika nilai sign α
b. Menghitung besarnya koefisien jalur r antar variabel dan uji signifikansinya
Besarnya koefisien jalur r dihitung menggunakan program SPSS dan
pengujian dilakukan melalui uji t. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: H
1
: r ≠ 0
H :
r = 0
Pengujian dilakukan dengan statistik uji t menggunakan program SPSS yang menghasilkan nilai
r, t
hitung
dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5
α = 0,05 dengan kriteria pengujian: - H
1
diterima jika nilai sign ≤ α
- H
1
ditolak jika nilai sign α
c. Menghitung koefisien korelasi r antar variabel dan signifikansinya Koefisien korelasi r menunjukkan besarnya hubungan antar variabel.
Besarnya nilai r pada penelitian ini dihitung menggunakan program SPSS. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H
1
: Terdapat korelasi antar variabel H
: Tidak terdapat korelasi antar variabel
H
1
: r ≠ 0 H
: r = 0 Pengujian dilakukan dengan statistik menggunakan program SPSS yang
menghasilkan nilai r dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5 α
= 0,05 dengan kriteria pengujian:
commit to user 90
- H
1
diterima jika nilai sign ≤ α
- H
1
ditolak jika nilai sign α
d. Menentukan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel Sudjana 2003 menyatakan bahwa untuk menentukan besarnya pengaruh
langsung dan pengaruh tidak langsung didasarkan pada keterkaitan koefisien korelasi r dan koefisien jalur
r
.
Pengujian terhadap seberapa jauh kuatnya pengaruh langsung dibanding dengan pengaruh tak langsung, dihitung dengan membandingkan antara
besarnya nilai β dengan r - β.
- Jika
β r - β, maka variabel bebas benar-benar memiliki pengaruh langsung terhadap variabel tergantungnya.
- Jika
β r - β, maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung terhadap variabel tergantung, dan pengaruhnya lebih ditentukan oleh
pengaruh variabel lainnya terhadap variabel tergantungnya.
commit to user 91
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
H. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Kelembagaan Penyuluhan di Kabupaten Bogor
a. Kelembagaan Penyuluhan di Tingkat Kabupaten
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, pasal 8 yang mengatur
kelembagaan penyuluhan menyatakan bahwa kelembagaan penyuluhan di tingkat kabupatenkota berbentuk badan pelaksana penyuluhan. Untuk
melaksanakan amanat undang-undang tersebut, maka pada tahun 2008 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 15 Tahun 2008,
dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor.
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP4K bertugas untuk membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah
Daerah di bidang penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut maka BP4K mempunyai
fungsi sebagai berikut: 1.
Penyusunan kebijakan dan program penyuluhan daerah yang sejalan dengan kebijakan dan program penyuluhan provinsi dan nasional;
2. Penyusunan kebijakan, program dan kegiatan penyuluhan yang
mendukung kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan daerah;