Persepsi Penyuluh terhadap Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan

commit to user 164 lebih tinggi, dan mempunyai sarana teknologi informasi, dan mempunyai motivasi tinggi dalam memanfaatkan internet lebih cenderung mempunyai persepsi baik terhadap cyber extension khususnya dalam memberikan tambahan pengetahuan baru dan kemudahan diaplikasikan oleh mereka. Persepsi yang baik terhadap cyber extension yang mendorong dalam pemanfaatan cyber extension .

f. Persepsi Penyuluh terhadap

Cyber Extension Faktor yang berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension adalah persepsi penyuluh terhadap cyber extension . Para penyuluh yang cenderung mempunyai persepsi kurang baik terhadap cyber extension yang menurut pandangan mereka hanya menyajikan pengetahuan teknis lama yang sudah diketahui penyuluh dan petani sebelumnya mempengaruhi kinerja dalam pemanfaatan cyber extension . Apalagi cyber extension dipandang belum membangun jejaring seperti media sosial yang sering digunakan para penyuluh untuk berinternet. Para penyuluh mempunyai pandangan, bahwa untuk saat ini, cyber extension tidak mudah diaplikasikan dengan menggunakan sarana prasarana kantor. Hal ini disebabkan karena di setiap BP3K hanya terdapat satu sampai dua komputer yang lebih banyak dimanfaatkan oleh kegiatan administrasi perkantoran. Menurut pandangan penyuluh bahwa cyber extension tidak mudah diaplikasikan oleh penyuluh, bahwa penyuluh PNS cenderung tidak mampu menggunakan internet. Bila membutuhkan informasi melalui internet, mereka meminta bantuan para THL-TBPP untuk mengakseskan. Sedangkan penyuluh commit to user 165 THL-TBPP cenderung relatif mudah diaplikasikan oleh mereka. Hal ini seperti menunjukkan adanya diferensiasi antara penyuluh PNS dan THL-TBPP dalam akses informasi pertanian melalui internet. Sasidhar dan Sharma 2006 menyatakan bahwa perbedaan dari tingkat pemanfaatan cyber extension yang berbasis teknologi informasi komunikasi di India, menyebabkan kesenjangan terhadap kebutuhan untuk kontrol lokal atas sistem informasi lokal dan akses sosial, sehingga akan menimbulkan diferensiasi pada masyarakat Sasidhar dan Sharma, 2006. Persepsi yang tidak baik juga dikemukakan oleh penyuluh, terkait pandangan penyuluh bahwa untuk saat ini, cyber extension tidak mudah diaplikasikan oleh petani, karena pada umumnya petani di Kabupaten Bogor tidak mampu menggunakan internet, sehingga para penyuluh tidak pernah memperkenalkan cyber extension kepada petani binaan mereka. Persepsi yang buruk terhadap pembiayaan dalam pemanfaatan cyber extension , mempengaruhi tingkat kinerja dalam pemanfaatannya. Para penyuluh menganggap bahwa pembiayaan dalam penggunaan internet masih dianggap mahal, apalagi untuk mengakses cyber extension , sehingga mereka tergantung pada dukungan pembiayaan dari pemerintah. Para penyuluh pun berpandangan bahwa kondisi petani saat ini juga tidak mampu bila membiayai sendiri dalam mengakses internet, apalagi mengakses cyber extension . . Hal ini sejalan dengan penyataan Departemen Komunikasi dan Informasi 2004 bahwa infrastrukturnya masih terbatas dan biaya jasa masih mahal sehingga praktis berada di luar jangkauan pedesaan. commit to user 166 Dari ketiga faktor yang mempunyai pengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension , maka faktor komunikasi antara penyuluh dan adminstrator yang merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh daripada faktor-faktor lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa peran admin cyber extension bukan hanya sebatas mengelola informasi cyber extension . Adminstrator juga dapat berperan sebagai fasilitator bagi penyuluh agar para penyuluh di Kabupaten dapat menerima cyber extension sebagai inovasi sumber informasi pertanian berbasis internet dan memanfaatkannya dengan baik. Menurut Lionberger dan Gwin 1982, penerimaan masyarakat atas inovasi dan perubahan-perubahan di dalam gaya hidupnya, sangat bergantung kepada banyak hal. Sebagian dari faktor-faktor tersebut, mungkin dapat muncul dari pengaruh penyuluhnya sendiri; tetapi sebagian lagi masih tetap saja pada apa saja yang dilakukan sebelum penyuluh melakukan sesuatu yang dicobakan untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Di lain pihak, beberapa perubahan perilaku baru dapat tercapai setelah selang waktu tertentu. Keberhasilan penyuluh sebenarnya tergantung kepada kemampuannya untuk menyatu dengan kliennya dan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan kliennya. Untuk itu beberapa prioritas minimum yang diperhatikan di antaranya: 1 Kemampuan penyuluh berkomunikasi; 2 Tersedianya suatu sistem sarana penunjang yang memungkinkan penyuluh dan kliennya melakukan yang ingin mereka lakukan 3 Adanya kebijakan pemerintah yang memungkinkan para penyuluh dan kliennya melakukan apa yang mereka lakukan dalam upayanya untuk commit to user 167 memperoleh suatu manfaat atau imbalan tertentu baik yang sifatnya ekonomis maupun sosial.

4. Upaya-upaya Perbaikan Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan