Komunikasi antara Penyuluh dengan Administrator

commit to user 61 Proses sosialisasi menjadi sangat penting, karena akan menentukan minat atau ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi berperan dan terlibat dalam program. Dalam beberapa peristiwa dan situasi, sosialisasi mengenai cyber extension dilaksanakan oleh Kelembagaan Penyuluhan di tingkat Kabupaten dan Provinsi, khususnya yang memperoleh fasilitasi sarana-prasana dari Kementerian Pertanian. Sosialisasi dalam rangka memberikan pemahaman mengenai pemanfaatan cyber extension oleh penyuluh dan tata kelola cyber extension Badan PPSDMP, 2010. Konvergensi komunikasi dalam bentuk koordinasi dan dialog serta, serta meningkatkan harmonisasi hubungan kerja antar instansi terkait dalam rangka menyelaraskan persepsi dan komitmen pemerintah daerah, merupakan salah satu strategi penyuluhan pertanian Kementerian Pertanian, 2009.

e. Komunikasi antara Penyuluh dengan Administrator

Cyber Extension Kabupaten. Berkaitan dengan tata kelola cyber extension , maka di dalam Grand Design Cyber Extension Badan PPSDMP, 2010 telah diatur organisasi dan mekanisme kerja dalam cyber extension , melibatkan pusat administrator level 1, provinsi sebagai administrator level 2, dan kabupatenkota administrator level 3. Tiap tingkatan adminstrator level pengelola data dan informasi cyber extension tersebut mempunyai tanggung jawab untuk pengelolaan informasi pada cyber extension . Komunikasi dan kelancaran aliran data dan informasi materi dari penyuluh, kecamatan, kabupatenkota dan provinsi, sebelum didesiminasi kepada pemakai langsung cyber commit to user 62 extension, menentukan kualitas data cyber extension , khususnya data spesifik lokalita Badan PPSDMP, 2010. Untuk itu, dalam rangka mengimplementasikan koordinasi antar organisasi tersebut, maka diperlukan komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah Goldhaber dalam Muhammad, 2005. Suprapto 2009 menjelaskan bahwa, komunikasi dalam organisasi khususnya mempunyai dengan satu atau lebih dimensi-dimensi struktur organisasi misalnya peranan, status, kompleksitas teknologi, pola-pola otoritas dan sebagainya. Sedangkan komunikasi di luar organisasi adalah pertukaran massage antar organisasi atau masuknya arus informasi dari luar lingkungan ke dalam organisasi. Komunikasi memungkinkan anggota- anggota organisasi saling bertukar pengetahuan tentang tujuan-tujuan yang akan dicapai organisasi. Selain itu, komunikasi adalah wacana di mana suatu organisasi dapat mencapai lingkungannya. Liliweri 2002, menyatakan bahwa, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarpribadi atau kelompok yang bersifat impersonal atau komunikasi yang berstruktur yang dilakukan oleh pribadiunit kerja dalam satu organisasi. Pribadi adalah individu yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga kualitas individu menentukan kekhasannya dalam hubungannya dengan individu lain, dan kekhasan tersebut akan menentukan kualitas komunikasi Bungin, 2008. commit to user 63 Komunikasi menjalankan empat fungsi utama yaitu kendali kontrol, pengawasan, motivasi, pengungkapan emosional dan informasi Robbins, 1998. Moeljono 2005 menyatakan komunikasi organisasi sebagai indikasi perwujudan dari kekompakan organisasi. Zuhal 2010 mengemukakan bahwa, etika dalam komunikasi organisasi menitikberatkan perhatiannya pada permasalahan di seputar perilaku organisasi, seperti kepemimpinan, motivasi, manajemen, konflik, kreativitas, dan persuasi. Umar 1998 mengemukakan bahwa, tujuan komunikasi organisasi adalah memberikan informasi kepada pihak luar maupun pihak dalam, memanfaatkan umpan balik dalam rangka proses pengendalian manajemen, mendapatkan pengaruh, alat untuk memecahkan persoalan untuk pengambilan keputusan, mempermudah pembentukan kelompok-kelompok kerja serta dapat dijadikan untuk menjaga pintu keluar masuk dengan pihak- pihak luar organisasi. Robbins 1998 menjelaskan arah komunikasi dibagi menjadi tiga yaitu 1 ke bawah; 2 ke atas; dan 3 lateral. Komunikasi ke bawah didefinisikan sebagai komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi di antara anggota kelompok kerja yang sama, di antara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama. Apabila dilihat dari jaringan komunikasi, maka Robbins 1998 menyatakan bahwa, saluran tempat informasi mengalir bisa melalui commit to user 64 jaringan formal dan jaringan non formal. Jaringan formal lazimnya vertikal, mengikuti rantai wewenang, dan terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan tugas. Sedangkan jaringan non formal seperti selentingan yang bebas untuk bergerak ke segala arah, meloncati tingkat-tingkat wewenang, dan kemungkinan besar memenuhi kebutuhan sosial anggota kelompok, karena mempermudah penyelesaian tugas. Zuhal 2010 mengemukakan bahwa, konteks yang terdapat dalam komunikasi organisasi adalah jenis pesan, media, dan umpan balik komunikasi. Kesenjangan komunikasi dan kebuntuan komunikasi akan menciptakan kendala dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Untuk itu, dalam perusahaan-perusahaan intensitas komunikasi dikembangkan dalam berbagai program komunikasi yang berkelanjutan dan terarah Sentana, 2008. Gunarsa 2004, menyatakan bahwa, intensitas komunikasi dapat diukur dari apa-apa dan siapa yang saling dibicarakan, pikiran, perasaan, obyek tertentu, orang lain, atau dirinya sendiri.

f. Persepsi Penyuluh terhadap