commit to user 95
Pada tingkat desa mulai tahun 2009 di Kabupaten Bogor telah dibentuk beberapa Pos Penyuluhan Desa. Pos Penyuluhan Desa berfungsi sebagai
tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha untuk: a.
Menyusun programa penyuluhan; b.
Melaksanakan penyuluhan di desa; c.
Inventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya; d.
Pelaksanaan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
e. Penumbuhkembangan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan
pelaku utama dan pelaku usaha; f.
Fasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; dan
g. Fasilitasi forum penyuluhan desa.
Pada tahun 2009 terbentuk 38 Pos Penyuluhan Perdesaan Posluhdes; tahun 2010 terbentuk 25 Posluhdes; tahun 2011 terbentuk 15 Posluhdes,
sehingga total terbentuk 78 Posluhdes di 78 desa, dari 253 desa kelurahan se- Kabupaten Bogor.
2. Ketenagaan Penyuluhan di Kabupaten Bogor
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 15 Tahun 2008, tentang Pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan BP4K Pasal 18 menjelaskan bahwa penyuluh mempunyai tugas menyelenggarakan penyuluh di wilayah kerja. Penyuluh mempunyai fungsi
sebagai berikut: 1.
Inventarisasi, identifikasi dan pengolaha data potensi di wilayah kerjanya;
commit to user 96
2.
Pelaksanaan rencana kerja dan membantu penyusunan programa penyuluhan;
3. Pelaksanaan materi penyuluhan dan penerapan metode penyuluhan serta
pengembangan swadaya dan swakarsa pelaku utama dan pelaku usaha;
4.
Peningkatan kapasitas dan kompetensi penyuluh;
5. Pelaksanaan kunjungan ke pelaku utama dan pelaku usaha untuk
memfasilitasi pemecahan masalah usaha tani di wilayah kerjanya;
6. Penyebarluasan informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama dan pelaku
usaha;
7.
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan. Sebaran penyuluh di Kabupaten Bogor tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Sebaran Jumlah Penyuluh Berdasarkan Status Kepegawaian dan Tempat Kerja di Kabupaten Bogor
No. Uraian
Jumlah orang Persentase
1. Penyuluh PNS Tingkat Kabupaten
35 14,40
2. Penyuluh Tingkat Lapangan
208 85,60
a. Penyuluh PNS
121 b.
THL-TBPP Penyuluh bantu 87
Jumlah 243
100,00
Sumber : BP4K Tahun 2012
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebaran jumlah penyuluh yang paling tinggi adalah penyuluh PNS tingkat lapangan PNS dan THL-TBPP dengan jumlah
85,60 dan penyuluh PNS tingkat kabupaten 14,40.
3. Penyelenggaraan Penyuluhan di Kabupaten Bogor
Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan panduan penyelenggaraan penyuluhan, serta rekomendasi Komisi Penyuluhan
Kabupaten KPK sebagai bahan pertimbangan lanjutan bagi Bupati Bogor dan beberapa kementerian terkait dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan
penyuluhan. Dalam mendukung penyelenggaraan penyuluhan tersebut didukung
commit to user 97
oleh sarana prasaran fisik kelembagaan dan mobilitasi operasional penyuluh yang mulai tertata dengan baik, melalui pendanaan kegiatan dari pemerintah
pusat Dana Alokasi KhususDAK, provinsi Bantuan Keuangan, maupun Daerah Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD.
Dalam melaksanakan kegiatan penyuluh di tingkat lapangan, maka dilaksanakan oleh penyuluh 121 PNS dan 87 THL-TBPP Tabel 3. Selain
penyuluh di tingkat lapangan masih terdapat 35 orang penyuluh PNS Tabel 3 yang meskipun secara legalitas mempunyai wilayah kerja namun sehari-hari
bertugas di kabupaten. Penyuluh tingkat lapangan yang bertugas di BP3K paling banyak karena penyuluh ini merupakan tenaga fungsional yang tugas pokok dan
fungsinya melaksanakan penyuluhan kepada petani atau masyarakat sasaran. Penyuluh tingkat kabupaten jumlahnya paling sedikit, karena hanya membantu
tugas struktural di BP4K. Dalam penyelengaraan penyuluhan, THL-TB PP bertugas untuk
membantu kerja penyuluh lapang PNS di lapang. THL-TBPP yang bertugas di Kabupaten Bogor, juga termasuk THL-TBPP di wilayah lain di Indonesia
merupakan tenaga kontrak penyuluh yang dikontrak selama 10 bulan oleh Kementerian Pertanian. Kontrak kerja tersebut selalu diperbaharui tiap tahun.
Rekruitmen tersebut dimulai pada tahun 2007, dan kemudian dilanjutkan pada tahun 2008 dan tahun 2009. Pada tahun 2010 karena perubahan kebijakan, maka
rekruitmen tersebut dihentikan, dengan hanya memperpanjang kontrak para THL-TBPP tiap tahun sekali.
Penyuluh PNS yang berusia di atas 50 tahun sebanyak 102 orang 65, sedangkan yang berusia 50 tahun ke bawah sebanyak 54 orang 35 dari total
commit to user 98
penyuluh yang ada. Hal ini mengindikasikan akan terjadinya potensi erosi sumberdaya penyelenggara penyuluhan pada beberapa tahun ke depan, yang
akan berdampak terhadap berkurangnya mobilitas dan cakupan pelayanan penyuluhan oleh penyuluh PNS serta kapabilitas yang mengikat di dalamnya.
Kehadiran THL-TBPP memang mendukung penyelenggaraan penyuluhan di tingkat lapangan. Sebelum THL-TBPP direkrut, maka rata-rata setiap orang
penyuluh PNS di Kabupaten Bogor cakupan wilayah kerjanya 6 – 8 desa, sedangkan setelah adanya THL-TBPP, maka rata-rata setiap penyuluh
mempunyai wilayah kerja 2 – 3 desa. Jumlah Penyuluh PNS di tingkat lapangan maupun THL-TBPP tiap tahun
berkurang. Pada tahun 2012 untuk penyuluh PNS jumlahnya turun 9 sedangkan THL-TBPP turun 18, dengan total penurunan angka penyuluh PNS
di lapangan dan THL-TBPP sebesar 13. Hal ini disebabkan karena Penyuluh PNS telah banyak yang memasuki masa usia pensiun atau meninggal dunia,
sedangkan para THL-TBPP tidak meneruskan kontraknya karena telah mendapat pekerjaan baik di lingkungan swasta ataupun pemerintahan PNS meskipun
tidak menjadi penyuluh atau pertimbangan lain untuk tidak memperpanjang kontra. Untuk mengantisipasi terus berkurangnya tenaga penyuluh, maka telah
disepakati langkah rekruitmen penyuluh pertanian swadaya PPS yang memiliki peran dan fungsi yang sama dengan penyuluh PNS dan THL-TBPP. Hingga
tahun 2012 tercatat terdapat 398 penyuluh PPS. Penyuluh PPS ini terlibat dalam kegiatan penyuluhan dan diikutsertakan dalam setiap pertemuan dua mingguan
di BP3K.
commit to user 99
Salah satu kelemahan ketenagaan penyuluh yang berdampak pada penyelenggaraan penyuluh, adalah belum meratanya kapabilitas penyuluh
dengan tuntutan pelaku utama dan pelaku usaha terhadap pelayanan penyuluhan yang polivalen. Selain itu, sarana penunjang personal penyuluh dalam
mendukung penerapan inovasi teknologi terkini di tingkat pelaku utama dan pelaku usaha belum terpenuhi secara proporsional
Soil Test Kit, GPS, Water Test Kit
, dan lain-lain. Penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten Bogor dalam rangka
mendukung produktivas pengembangan komoditas unggulan. Komoditas unggulan yang dikembangkan di Kabupaten Bogor tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengembangan Komoditas Unggulan di Kabupaten Bogor
Pertanian Perkebunan Peternakan Perikanan
Kehutanan
1. Padi
- Padi
sawah -
Padi gogo
2. Jagung
3. Kacang
Tanah 4.
Ubi Kayu 5.
Ubi Jalar 6.
Talas 7.
Wortel 8.
Bawang Daun
9. Ketimun
10. Kacang
Panjang 11.
Cabe 12.
Pisang 13.
Pepaya 14.
Manggis 15.
Nenas 1.
Cengkeh 2.
Kopi 3.
Pala 4.
Kelapa 5.
Kelapa Hibirida
6. Karet
7. Aren
8. Vanili
9. Lada
10. Kapulaga
11. Teh
12. Kayu
Manis 13.
Melinjo 14.
Kakao 15.
Kemiri 1.
Daging -
Sapi -
Kerbau -
Kambing -
Domba -
Ayam Ras
- Ayam
Buras -
Itik 2.
Telur -
Ayam ras
- Ayam
buras -
Itik 3.
Sapi Perah 1.
Lele 2.
Mas 3.
Gurame 4.
Nila 5.
Bawal 6.
Patin 7.
Tawes 8.
Tambakan 9.
Mujair 10.
Nilem 11.
Ikan hias 1.
Hutan Albizia
2. Hutan
Afrika 3.
Hutan Mahoni
4. Hutan Jati
5. Hutan
Bambu
Sumber: Monografi Pertanian dan Kehutanan, 2010
commit to user 100
Saat ini, di Kabupaten Bogor terdapat 2.353 kelompok binaan penyuluh seperti tersaji pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Kelompok Tani Berdasarkan Kelas Kemampuan di Kabupaten Bogor Tahun 2012
No. Kelas Kemampuan
Jumlah Kelompok Persentase
1 Pemula
845 35,91
2 Lanjut
1.174 49,89
3 Madya
310 13,17
4 Utama
24 1,02
Jumlah 2.353
100,00 Sumber: BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2012
4. Ringkasan Gambaran Umum