lxxviii a.
Nasabah dapat dibebani biaya administrasi dan biaya lainnya, seperti biaya notaris, asuransi, dll.
b. Apabila dikemudian hari nasabah ternyata tidak
mempunyai kemampuan untuk membayar, maka penyelesaiannya diputuskan oleh komite penyaluran
dana.
2. Dokumentasi.
a. Surat Persetujuan Prinsip offering Letter.
b. Akad Jual Beli.
c. Perjanjian Pengikatan Jaminan
d. Surat Permohonan Realisasi Murabahah.
e. Tanda Terima Uang untuk akad Wakalah.
f. Tanda Terima barang yang ditandatangani Nasabah.
F. Penelitian Yang Relevan
1.
Pada awal periode 1980-an
diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam
kajian tersebut adalah Karnaen A. Pertawaatmaja, M. Dawam Rahardja, A.M. Saefudin, M. Amin Aziz, dan lain sebagainya. Beberapa uji coba
pada skala relatif terbatas telah diwujudkan, diantara adalah Baitul Tamwil –Salwan Bandung yang sempat tumbuh mengesankan, di
Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni koperasi Ridho Gusti.
2.
Bank Muamalat Annual report
59
pada tanggal 1 Nopember 1990 pendirian Bank Muamalat Indonesia ditandatangani dan pada tahun
1999, Bank Muamalat Indonesia telah memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan dan
Makasar.
59
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek…, ibid hlm. 26
lxxix 3.
Majelis Tarjih Muhammadiyah
60
,
telah mengambil keputusan mengenai hukum ekonomi keuangan di luar zakat, meliputi masalah
perbankan 1982 dan 1972., Majelis tarjih Sidoarjo 1968 memutuskan :
a. Riba hukumnya haram dengan nash sharih Al Qur’an dan As
Sunnah. b.
Bank dengan sistem riba hukumnya haram dan bank dengan tanpa riba hukumnya halal.
c. Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara kepada para
nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara mutasyabihat.
4.
Lajnah Bahsul Masail Nahdhatul Ulama
61
,
mengenai bank dan pembangunan uang. Menurut Lajnah, hukum bank dan hukum
bunganya sama seperti hukum gadai. Terdapat tiga pendapat ulama sehubungan dengan masalah ini :
a.
Haram
, sebab termasuk utang yang dipungut rente. b.
Halal
, sebab tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat yang berlaku tidak dapat begitu saja dijadikan syarat.
c.
Syubhat
, tidak halal dan haramnya sebab para ahli hukum berselisih pendapat tentangnya.
G. Kerangka Berpikir
Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT., untuk membawa Rahmat bagi alam semesta, sebagaimana Firman-Nya dalam Al-Qur’an yang
berbunyi :
َو َﻣ
َا ﺎ ْر
َﺳ ْﻠَﻨ
َك ﺎ ﱠﻻِإ
َر ْﺣ
َﻤ ًﺔ
ِﻟ ْﻠَﻌ
َﻟ ﺎ ِﻤ
ْﯿ َﻦ
60
ibid hlm.61
61
Rifyal Ka’’bah dalam buku Muhammad Syafe’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek,
ibid hlm.63.
lxxx Artinya :
“ Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta “
QS. Al-Anbiya : 107
62
Menurut
Muhammad ‘Imamudin ‘Abdulrahim
, mengatakan bahwa bentuk rahmat bagi alam semesta itu ada tiga masa, satu diantaranya adalah
: “ Keadilan ekonomi bagi setiap manusia anak cucu Adam AS., telah lama terbukti dalam sejarah, bahwa kelaparan terjadi di dunia ini bukan karena
bumi secara global kurang mengeluarkan produksinya, tetapi oleh karena politik ekonomi yang tidak menjamin terjadinya distribusi yang merata dari
produksi tersebut. Hal ini tergantung kepada politik ekonomi, yang seluruhnya berada di tangan-tangan manusia.
63
Pemerataan ekonomi tidak terlepas dari perana perbankan yang fungsinya sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak
64
. Adapun yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
65
. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Bank Syariah adalah lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan
syariah Islam. Salah satu fungsi bank syariah adalah menyediakan dana dalam
bentuk transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah
66
. dengan prinsip syariah, yang pada prinsipnya ialah kegiatan perbankan berdasarkan
62
ibid, hlm.475
63
Imadudin Abdulrahim Muhammad, PH.D. Islam Sistem Nilai Terpadu, Yayasan Pembina Sari Insan Yasin, CV. Kuning Mas, Jakarta, 1999, hlm.205..
64
Pasal 1 angka 2 Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
65
Pasal 1 angka 7 Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
66
Pasal 1 angka 25 Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
lxxxi fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah
67
. Salah satu kegiatan usaha dalam Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
adalah penyaluran dana dengan pembiayaan akad murabahah
68
.. Murabahah berasal dari kata
“ ribhu”
yang berarti
keuntungan
, adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank
bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus
menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat
dirubah selama berlakunya akad dilakukan, sedangkan pembayaran dilakukan secara angsur setiap bulan sebagaimana diperjanjikan
69
. Dalam penjelasan Undang-undang No.21 Tahun 1998 dijelaskan,
bahwa yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati
70
. Ditegaskan dalam Peraturan bank Indonesia Nomor : 919PBI2007
bahwa murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak,
dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.
71
. Bentuk hukum kontrak dalam Islam adalah akad, akad sendiri dalam
Al Qur’an setidaknya ada 2 dua istilah yang lazim difahami yaitu yang
67
Pasal 1 angka 12 Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
68
Undang-undang No.21 Tahun 2008, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Lima Undang-undang Moneter Perbankan, Fokus, Media , 2009, hlm. 150.
69
Abdul Manan, H, Hukum Perbankan Syariah… ibid..
70
Penjelasan pasal 19 ayat 1 huruf c UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
71
Penjelasan pasal 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 919PBI2007 tentang pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan Penghimpunan Dana dan penyaluran Dana serta
Pelayanan Jasa Bank Syariah..
lxxxii berhubungan dengan perjanjian, istilah tersebut adalah
Al-‘Aqdu
akad dan
Al-Ahdu
janji. Istilah akad adalah salah satu bentuk perbuatan hukum atau disebut
juga
tasharruf
artinya segala sesuatu perbuatan yang bersumber dari kehendak seseorang dan syara’ menetapkan atasnya sejumlah akibat hukum
hak dan kewajiban
72
. Perbedaan yang terjadi dalam proses perikatan antara hukum Islam
dan KUH Perdata adalah tahap perjanjiannya. Pada Hukum Perikatan Islam, janji pihak pertama terpisah dari janji pada pihak kedua merupakan
dua tahap baru kemudian kahir perikatan. Sedangkan KUH Perdata perjanjian antara pihak pertama dan pihak kedua adalah satu tahap yang
kemudian menimbulkan perikatan diantara mereka. Para ulama fiqih mensyaratkan tiga hal dalam melakukan ijab dan
kabul agar memeiliki akibat hukum, yaitu : 1.
Jala’ul ma’na
, yaitu tujuan yang terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat dipahami jenis akad yang dikehendaki.
2.
Tawafud
, yaitu adanya kesesuaian antara ijab dan kabul. 3.
Jazmul iradataini
, yaitu antara ijab dan kabul menunjukkan kehendak para pihak secara pasti, tidak ragu, dan tidak terpaksa.
Ijab dan kabul dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu : 1
Lisan, 2
Tulisan 3
Isyarat 4
Perbuatan
73
. Dalam pembiayaan murabahah sering ditemukan resiko yang harus
diwaspadai antara lain side streaming yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam akad, nasabah melakukan kelalaian serta
kesalahan yang disengaja dan nasabah tidak transparan dalam melaporkan
72
Gemala Dewi, dkk, Hukum P erikatan Islam di Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006, hlm.48
73
ibid hlm. 63.
lxxxiii kegiatan usahanya kepada Lembaga Keuangan Syariah. Dengan adanya
kekhawatiran tersebut diatas Lembaga Keuangan Syariah dalam syarat pembiayaan murabahah meminta adanya jaminan untuk mengurangi resiko
meskipun pembiayaan dapat dilakukan tanpa adanya penyerahan jaminan. Terhadap terjadinya pelanggaran perjanjian dalam akad murabahah
penyelesaian dilakukan secara musyawarah kekeluargaan atau jalur hukum. Dari uraian diatas, maka bagian kerangka berpikir dalam pembahasan ini
tersusun sebagai berikut :
UU No.21 Th 2008 Tentang Hukum KontrakAkad
Akad Murabahah Perjanjian Bagi Hasil
Nasabah Bank Syariah
ProyekUsaha
Pembagian Keuntungan
Modal
Sesuai Syariah Tidak Sesuai Syariah
Shulhu Tahkim Al-Qadha proses
Perdamaian Arbitrase Peradilan
lxxxiv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Karakteristik Penelitian
Metode menurut Setiono
74
adalah suatu alat untuk mencari jawaban dari pemecahan masalah, oleh karena itu suatu metode atau alatnya garus
jelas terlebih dahulu apa yang akan dicari. Ada lima konsep hukum yaitu: 1.
Hukum adalah asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal.
2. Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang-
undangan hukum nasional. 3.
Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim inconcreto dan tersismatisasi sebagai
jugde made law
. 4.
Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembaga eksis sebagai variable empirik.
5. Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik pada prilaku sosial
sebagai tampak dalam interaksi antar mereka
75
. Penelitian ini mendasarkan hukum yang dilakukan dengan
pendekatan non doktrinal atau pendekatan sosiologis. Hal ini disebabkan karena di dalam penelitian ini, hukum tidak hanya diartikan atau
dikonsepkan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, melainkan meliputi
pula lembaga-lembaga dan proses yang mewujudkan berlakunya. Jadi pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
socio legal
, yaitu yang memandang hukum bukan saja sebagai perangkat kaidah yang bersifat normatif atau apa yang menjadi teks undang-undang
74
Setiono, Pemahaman Terhadap Penelitian Hukum Diktat Pascasarjana UNS Surakarta.
75
Ibid hlm. 23