xx
BAB II LANDASAN TEORI
A. Implementasi Hukum
Dalam pembahasan ini penulis sengaja menggunakan istilah
“ implementasi”
3
.
Kata
Implementasi
berasal dari bahasa Inggris
“ Implementation”
yang artinya pelaksanaan, implementasi. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
“ Implementasi”
artinya “pelaksanaan penerapan”
4
Pengertian implementasi adalah sebagai proses yang melibatkan sejumlah sumber-sumber yang di dalamnya termasuk manusia, dana,
kemajuan, organisasi, baik oleh pemerintah maupun swasta
5
. Dalam penelitian ini, implementasi dimaksudkan ialah proses pelaksanaan atau
penerapan suatu aturan baik itu berupa undang-undang atau produk hukum lainnya yang telah ditetapkan oleh pemegang otoritas untuk itu dan berlaku
dalam suatu komunitas masyarakat, lembaga maupun instansi. Menurut Mazmanian dan Sabatier sebagaimana dikutip oleh Solichin
Abdul Wahab
6
, bahwa implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat
pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Biasanya keputusan tersebut
mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi dengan menyebutkan target secara jelas, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai serta berbagai
cara untuk mengatur proses pelaksanaan atau proses implementasinya.
3
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, 1995, cet XXI, PT. Gramedia, Jakarta hlm.144
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , 1990, cet.ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, hlm.327
5
Joko Widodo, good governance telaah dari dimensi : Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi Pada Era Baru Desentralisasi dan Otonomi Daerah,
2007 Insan Cendekia, Surabaya, Hlm.193
6
Solichin Abdul Wahab, Analisa Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi kebijaksanaan Negara, 2007, PT.Bamu Aksara, Jakarta. Hlm.65
xxi Proses ini berjalan melalui tahapan tertentu., biasanya diawali dengan
tahapan pengesahan undang-undang, disusul kemudian peraturan yang berbentuk pelaksanaan oleh lembaga atau instansi yang berwenang,
kesediaan dilaksanakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompok- kelompok sasaran, dampak nyata baik yang dikehendaki maupun yang
tidak dari output tersebut, dampak keputusan dan akhirnya perbaikan- perbaikan penting atau upaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap undang-undang atau peraturan yang bersangkutan
7
. Dalam pelaksanaan suatu peraturan, keberhasilannya sangat
ditentukan oleh proses implementasi atas peraturan tersebut. Suatu peraturan akan dapat berhasil dengan baik setidaknya ada 3 hal yang harus
diperhatikan, ytiu tujuan yang hendak dicapai, sasaran yang spesifik dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Cara untuk mencapai sasaran
tersebut yang biasa disebut dengan implementasi dan diterjemahkan ke dalam perencanaan, kegiatan dan anggaran. Di dalam aktifitas
implementasi seharusnya sudah dirumuskan secara jelas, siapa pelaksananya, kelompok sasarannya, besar dana dan sumbernya,
manejemen program dan tolok ukur keberhasilan kinerja program. Pada tahapan implementasi ini merupakan tahapan yang amat penting
dalam pelaksanaan dari keseluruhan suatu proses kebijakan. Peraturan atau kebijakan public sebaik apapun tanpa implementasi akan sia-sia. Dalam
kaitan seperti ini implementasi adalah bagian mata rantai yang penting dalam suatu kebijakan public menuju kepada hasil yang diharapkan.
Hukum adalah alat dan bukan tujuan, yang mempunyai tujuan itu adalah manusia. Akan tetapi karena manusia sebagai anggota masyarakat,
tidak mungkin dapat dipisahkan dengan hukum, maka yang dimaksud dengan tujuan hukum adalah manusia dengan hukum sebagai alat untuk
7
Nuswantari, Implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kota Madiun
, IPSO JURE, Terbitan I, volume I, Program Magister Ilmu Hukum Universitas Sebalas Maret, Surakarta, 2007, Hlm.43
xxii mencapai tujuan itu
8
. Tujuan yang telah dipilih dan ditetapkan sudah barang tentu hendak diwujudkan di dalam masyarakat. Melalui hukumlah
tujuan tersebut diterjemahkan dalam kenyataan sosial. Hukum diharapkan mampu sebagai sarana untuk memwujudkan tujuan tersebut karena
pembangunan telah menghasilkan bermacam-macam tujuan yang ingin dicapai dalam waktu yang bersamaan. Melalui penormaan tingkah laku,
hukum memasuki semua segi kehidupan manusia dan memberikan suatu kerangka bagi hubungan-hubungan yang dilakukan oleh anggota
masyarakat satu terhadap yang lain.. Hukum merupakan
The Normative Life of The State and Its Citizen
9
. Hukum menentukan serta mengatur bagaimana hubungan itu dilakukan dan
bagaimana akibatnya, dan untuk itu hukum lalu menentukan tingkah laku mana yang dilarang dan mana yang diijinkan. Penormaan ini dilakukan
dengan membuat kerangka umum dari suatu perbuatan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan yang ada.
Hukum agar dapat berlaku secara efektif harus memiliki aspek filosofis, yuridis dan sosiologis. Sedangkan tujuan hukum adalah
menciptakan sebuah perdamaian dan tugas hukum adalah menciptakan ketertiban dan keadilan.
Menurut Fuller, bahwa ukuran mengenai adanya sistem hukum yang baik didasarkan atas asas-asas yang disebut
Principle of legality
, yaitu : 1. Suatu sistem hukum harus mengandung suatu peraturan-peraturan yang
tidak boleh mengandung sekedar keputusan-keputusan yang bersifat
“ ad hoc”
; 2. Peraturan-peraturan yang telah dibuat harus diumumkan ; 3. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karenanya apabila ada
yang demikian itu wajib ditolak, maka peraturan itu apabila dipakai sebagai pedoman prilaku dengan membolehkan peraturan secara berlaku surut
berarti akan merusak integritas peraturan yang ditujukan untuk berlaku
8
Dudu Daswara Machmudin, Pengantar Ilmu Hukum Sebuah Sketsa, ctk. Pertama, refika Aditama Bandung, 2000, hl.23
9
Esmi Warsih, Op cit. Hlm.29
xxiii bagi waktu yang akan dating; 4. Peraturan harus disusun dalam rumusan
yang bias dimengerti ; 5. Suatu sistem hukum itu tidak boleh mengandung peraturan yang bertentangan satu dengan yang lain; 6. Peraturan-peraturan
tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan; 7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk merubah peraturan sehingga
menyebabkan seseorang akan kehilangan orientasi; 8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan pelaksanaannya
sehari-hari
10
. Fungsi dan peran hukum dalam masyarakat sebagaimana sistematika
Teori Hukum Thomas Aquinas
11
mendasari pemahaman mengenai sosiologi hukum mendasarkan pada :
a. Hakikat hukum.
Secara umum hukum itu memiliki 2 dua jenis konsep :
pertama
, konsep hukum dalam arti umum, dan
kedua
, hukum sebagai sistem aturan. Hukum sebagai konsep umum, mempunyai tiga bagian, yaitu :
hakikat hukum, jenis hukum dan pengaruh atau efek hukum. Sedangkan hakikat hukum ada 4 empat hal yang menjadi pokok kajian, yaitu :
hubungan hukum dengan akal budi, tujuan hukum, asal usul hukum dan promulgasi penyebarluasan atau sosialisasi hukum. Hakekat hukum
dapat diterangkan
melalui pola
pikir silogistik
dengan mempertentangkan beberapa keberatan sebagai premis-premisnya dan
hasil analisis menjadi kesimpulan yang berisi menjawab pertanyaan. b.
Hubungan hukum dan akal budi, Thomas Aquinas mengatakan bahwa hukum memiliki karakter memerintah dan melarang. Hukum adalah
aturan dan ukuran perbuatan yang memerintah manusia untuk berbuat sesuatu atau melarang perbuatan itu. Lex
bahasa latin
bisa berarti undang-undang, berasal dari kata
“ ligare”
yang artinya mengikat manusia untuk berbuat sesuatu. Pengertian tersebut mengandung
10
Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, cet. Pertama, Angkasa, Bandung. 1986. hlm. 2
11
RB. Soemanto, Hukum dan Sosiologi Lintasan Pemikiran, teori dan Masalah, Edisi Pertama, ctk. Pertama, Universitas Sebelas Maret Press, Surakarta. Hlm.81
xxiv hakikat hukum adalah sesuatu yang termuat dalam akal budi dan
gagasan tentang kehendak misal :
memerintah, mengarahkan
untuk tujuan tertentu.
Sedangkan hakikat hukum, dijelaskan oleh Thomas Aquinas, sebagai berikut
12
: a
Hukum sebagai aturan dan ukuran berlaku melalui cara mengatur dan mengukur. Jika yang mengatur dan mengukur itu akal budi, maka
hukum itu di dalam akal budi. b
Hukum berlaku melalui hal-hal yang diatur dan diukur. Pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya merupakan perbandingan konsep dari kegiatan
akal budi, yaitu memahami atau menalar. Kegiatan menalar dan memahami dilakukan melalui tiga tahap, yaitu proses akal spekulatif,
pembentukan preposisi dan penyusunan silogisme sebagai pekerjaan
yang harus dikerjakan.
B. Teori Bekerjanya Hukum