syari’ah maka
seharusnya tidak
seseorangpun membiarkannya berlangsung dalam bentuk apapun.
c. Keikhlasanan
Akuntan harus mencari keridhaan Allah dalam melaksanakan pekerjaannya. Menjadi ikhlas berarti akuntan tidak perlu
tunduk pada pengaruh atau tekanan luar tapi harus berdasarkan komitmen agama, ibadah dalam melaksanakan
fungsi professinya.
d. Bekerja secara benar dan jujur
Akuntan tidak harus membatasi dirinya hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan professi dan jabatannya tetapi juga harus
berjuang untuk mencari dan menegakkan kebenaran dan kesempurnangan tugas professinya dengan sebaik-baik dan
sesempurna mungkin. Hal ini tidak bisa direalisir terkecuali melalui kualifikasi akademik, pengalaman praktek, dan
pemahaman serta pengalaman keagamaan yang diramu dalam pelaksanaan tugas professinya.
e. Manusia bertanggung jawab dihadapan Allah
Akuntan muslim harus berupaya untuk selalu menghindari pekerjaan yang tidak disukai oleh Allah SWT karena dia
takut akan mendapat hukumannya nanti dihari akhirat.
f. Integritas Auditor
Islam menempatkan integritas sebagai nilai tertinggi yang memadu seluruh perilakunya. Islam juga menilai perlunya
kemampuan dan kompetensi audit serta kualifikasi tertentu untuk melaksanakan audit.
9. Standar Audit Syari’ah
Kesadaran dan
perkembangan ekonomi
syariah membutuhkan lembaga sebagai standar keuangan syari’ah.
Dengan berdirinya lembaga ini menjadi arahan atau pedoman bagi lembaga keuangan syari’ah di seluruh dunia. The Accounting
and Auditing Organizationfor Islamic Financial Institution AAOIFI yang sebelumnya bernama Financial Accounting
Organization for Islamic Banks and Financial Institution didirikan pada tanggal 1 Safar 1410 H atau 26 Februari 1990 di Aljiria
57
. Pelaksanaan audit, Prinsip umum audit AAOIFI adalah
sebagai berikut
58
: a.
Auditor lembaga keuangan Islam harus mematuhi “Kode etik professi akuntan” yang dikeluarkan AAOIFI dan the
International Federation
of Accountants
yang tidak
bertentangan dengan aturan dan prinsip Islam. b.
Auditor harus melakukan auditnya menurut standar yang dikeluarkan oleh Auditing Standar for Islamic Financial
Institutions ASIFIs. c.
Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan kemampuan professional, hati-hati dan menyadari segala
keadaan yang mungkin ada yang menyebabkan laporan keuangan salah saji.
Pelaksanaan audit terdapat cakupan audit yang harus dilakukan oleh auditor dalam melaksanakan audit atas Lembaga
Keuangan Islam yang disebut skop audit. Prosedur yang dibutuhkan untuk melakukan audit sesuai standar audit untuk
57
Sofyan.S.S, Op. Cit., h. 157
58
Ibid., h. 160
lembaga keuangan Islam berpedoman pada persyaratan yang ditentukan oleh
59
: a.
Aturan dan Prinsip Islam b.
Standar ASIFIs c.
Badan Professi resmi d.
Peraturan leglasi lainnya e.
Peraturan dan prinsip yang tidak bertentangan dengan aturan Islam yang berkaitan dengan penugasan.
f.
International Standar on auditing
dianggap termasuk didalam aturan ini sepanjang tidak bertentangan dengan ASIFIs.
Pembahasan tentang pentingnya kegiatan perdagangan sesuai dengan standar terdapat d
alam Surat Al An’aam 6 ayat 152:
“...Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil..
.”
60
S urat Al An’aam 6 ayat 152 menjelaskan bahwa pentingnya
melakukan auditing disesuaikan dengan standar audit agar audit berkualitas sehingga tidak merugikan baik oleh pihak manajer
maupun pihak investor. Dengan laporan keuangan yang bersifat adil untuk semua pihak maka terpenuhilah kesejahterahaan untuk
semua pihak.
59
Ibid., h. 161
60
Departemen Agama, Op. cit. h. 149
Standar auditing menurut AAOIFI atau dikenal dengan nama “Auditing Standard for Islamic Institution” ASIFIs No. 1
dengan judul “Tujuan dan Prinsip Audit” yang disusun oleh tim yang beranggotakan 14 orang dan standar ini berlaku sejak
tanggal 1 Muharram 1418 H atau 1 Januari 1998
61
. Standar ini disahkan pada pertemuan Dewan ke 11 yang dilaksanakan pada
tanggal 2-3 Muharram 1417 atau 19-20 Mei 1996. Tujuan organisasi AAOIFI adalah :
a. Mengembangkan pemikiran akuntansi dan auditing yang
relevan dengan lembaga keuangan. b.
Menyamakan pemikiran akuntansi dan auditing yang relevan kepada lembaga keuangan dan penerapannya melalui
pelatihan, seminar, penerbitan jurnal yang berkaitan dengan hasil riset.
c. Menyajikan,
mengumumkan dan
menafsirkan standar
akuntansi dan auditing untuk lembaga keuangan Islam. d.
Mereview dan merubah standar akuntansi dan auditing untuk lembaga keuangan Islam.
Prinsip umum audit AAOIFI adalah : a.
Auditor lembaga keuangan Islam harus memetuhi “Kode etik profesi akuntan” yang dikeluarkan oleh AAOIFI dan the
International Federation
of accountants
yang tidak
bertentangan dengan aturan dan prinsip Islam. b.
Auditor harus melakukan auditnya menurut standar yang dikeluarkan oleh Auditing Standard for Islamic Finansial
Institutions ASIFIs. c.
Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan kemampuan professional, hati-hati dan menyadari segala
keadaan yang mungkin ada yang menyebabkan laporan keuangan salah saji.
61
Sofyan. Ibid,. h. 159
AAOIFI dalam standar auditing tahun 2010 membutuhkan auditor eksternal untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat
yang mendukung pendapat auditor eksternal untuk memberikan keyakinan memadai bahwa lembaga keuangan syari’ah telah
memenuhi semua aturan syariah dan prinsip-prinsip termasuk fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Pengawas Syariah.
Standar Keuangan Dewan Internasional tahun 2006 dalam pernyataan mereka mengenai syariat audit disebutkan, Komite
Audit lembaga yang menawarkan ja sa keuangan syari’ah harus
menggunakan upaya terbaik mereka dalam memastikan bahwa auditor eksternal yang mampu menampung kepatuhan syariah.
Sebagian besar lembaga yang menawarkan jasa keuangan Islam memiliki auditor internal yang melakukan analisis sendiri,
sementara beberapa memiliki Dewan Pengawas Syariah
62
10. Manfaat Audit Syari’ah