d. Pengalaman auditor
Variabel pengalaman auditor X
3
merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kualitas audit dari seberapa lama auditor bekerja sebagai auditor, yang
merupakan salah satu nilai kompetensi yang mesti dimiliki oleh auditor. Pengalaman auditor diukur dari lamanya Kantor Akuntan Publik KAP telah
berdiri, karena semakin lamanya KAP berdiri maka KAP dapat menyelesaikan audit berdasarkan pengalaman audit yang telah lalu.
Tabel 9 mean atau nilai rata-rata dari pengalaman auditor adalah 19.53 tahun. Nilai tengah atau median dari kualitas audit sebesar 16 tahun.
Sedangkan nilai mode modus atau yang merupakan nilai yang sering muncul adalah nilai 25 tahun. Nilai standar deviasi adalah simpangan baku. Semakin
besar standar deviasi maka semakin besar penyimpangan data, nilai standar deviasi dari pengalaman adalah 5.665. Mean , median, dan modus merupakan
nilai yang sering muncul. Nilai minimun dari pengalaman auditor adalah 10 tahun dan nilai maksimumnya adalah 25 tahun.
C. ANALISIS HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Masa Penugasan Audit Terhadap Kualitas Audit
a. Uji Asumsi Klasik
Pengujian normalitas data dalam penelitian menggunakan uji
Kolmogorov
–
Smirnov.
Pada tabel Uji Normalitas disajikan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogorov
–
Smirnov.
Rumusan hipotesis : H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : Data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Kriteria pengujian :
1 Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka H
ditolak. 2
Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka H diterima.
Tabel 10 Uji Asumsi Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Y X1
N 49
49 Normal Parameters
a,,b
Mean 19.33
8.29 Std. Deviation
3.902 2.000
Most Extreme Differences Absolute
.426 .198
Positive .247
.149 Negative
-.426- -.198-
Kolmogorov-Smirnov Z 2.980
1.388 Asymp. Sig. 2-tailed
.000 .052
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah. Berdasarkan hasil output uji
Kolmogorov- Smirnov
yang disajikan pada tabel 10 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
Unsta nda rdized Residua l
masa penugasan terhadap Kualitas Audit sebesar 0,052 lebih dari nilai alpha
sehingga dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal dan layak atau memenuhi syarat uji regresi linier sederhana.
b. Analisis Uji Hipotesis Uji t
Hipotesis masa penugasan audit X
1
terhadap kualitas audit Y.
H : Masa penugasan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit
H
1
: Masa penugasan audit berpengaruh terhadap kualitas audit
Secara parsial menggunakan kriteria pengujian: 1
Jika t
hitung
t
tabel
dengan dk = n- 2 dan α 0,05 maka Ho ditolak.
Sebaliknya H
1
diterima. 2
Jika probabilitas Sig. 0,05 maka Ho ditolak. Sebaliknya H
1
diterima.
Tabel 11 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
16.417 2.385
6.884 .000 X1
.351 .280
.180 1.255 .216 1.000 1.000
a. Dependent Variable: kualitas_audit
Dilihat dari tabel 11 pada pengujian hipotesis diatas didapatkan persamaan garis linier berganda didapatkan:
Y= 16,417 + 0,351 +e
Berdasarkan tabel 11 terdapat hubungan antara variabel masa penugasan audit X
1
terhadap kualitas audit Y, yaitu :
a Konstanta a = 16,417 dan koefisien b
1
= 0,351. Konstanta a sebesar 16,417 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai , masa penugasan audit X
1
, X=0, maka nilai kualitas audit sebesar 16,417.
b Koefisien b
1
bernilai 0,351menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan X variabel masa penugasan audit akan meningkatan kualitas audit
sebesar 0,351. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara masa penugasan audit dengan kualitas audit. Semakin lama masa
penugasan audit maka akan meningkatkan kualitas audit. Hasil analisis data tabel 11 menggunakan SPSS 17 diperoleh t
hitung
variabel masa penugasan sebesar 1.255 t
tabel
2,012 dan probabilitas sig.
ternyata 0,2160,05. Hal ini berarti Ho diterima dan H
1
ditolak atau dengan kata lain masa penugasan audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis H
1
terlihat masa penugasan dalam meningkatkan kualitas audit, t
hitung
variabel masa penugasan sebesar - 5.120
t
tabel
2,012 dan nilai signifikan s e b e s a r 0 , 0 0 0 0,05 sehingga H
2
tidak ada berpengaruh yang berarti. Hasil pengujian H
1
konsisten dengan penelitian yang menunjukkan bahwa masa penugasan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Memang
beberapa studi empiris telah menemukan bahwa di mana rotasi perusahaan audit tidak wajib, tenor pemeriksaan jangka pendek yang terkait dengan
pelaporan keuangan berkualitas rendah sedangkan perikatan audit jangka panjang tidak muncul untuk menghasilkan penurunan kualitas pelaporan
keuangan atau tayangan yang merugikan dari perusahaan audit independen kalangan non investor -Profesional, dan benar-benar memfasilitasi auditor
yang lebih baik membatasi manajemen ekstrim keputusan pelaporan keuangan.
Auditor diharapkan agar tetap menjaga independensinya. Tidak mudah menjaga tingkat independensi seorang auditor agar tetap sesuai
dengan SOP, apalagi bila auditor menjalin kerjasama dengan waktu yang terlalu lama dan berhubungan sangat baik dengan klien tersebut. Hal
tersebut jelas akan menyebabkan kerawanan atas independensi yang dimiliki oleh auditor. Selain itu, pemberian fasilitas atau hadiah dari klien kepada
auditor selama proses audit akan mempengaruhi independensi auditor. Dengan hadiah-hadiah tersebut, tidak akan menutup kemungkinan bahwa
sedikit demi sedikit, keputusan auditor berkaitan dengan tugas auditnya akan dikendalikan oleh klien. Selain itu, sangat sulit auditor akan bersikap
independensi, apalagi jika selain memberikan jasa audit laporan keuangan klien, auditor itu juga memberikan jasa non audit lainnya. Sehingga
pemberian jasa non audit kepada klien, hubungan yang baik dengan klien,
atau lamanya hubungan kerjasama dengan klien akan membuat auditor sulit menjaga
sikap independensinya.
Kurangnya independensi
akan mempengaruhi kualitas audit.
Uji hipotesis ini untuk menjawab rumusan masalah yang ke pertama. Dengan demikian, hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Espahbodi
17
, Dopuch
et al.
, Bazerman
et al
., yang menyatakan bahwa masa penugasan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit. Masa penugasan auditor di Jakarta Islamic Index JII baik rotasi auditor dan
rotasi Kantor Akuntan Publik KAP masih banyak yang dibawah KAP yang memiliki afiliasi internasional yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam
penerapan masa penugasan audit masih kurang indepensi. Apabila KAP masih berada di afiliasi internasional yang sama, maka masih ada hubungan keakraban
antara perusahaan dan auditor. Maka sudah dianggap perlu dibuat aturan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK mengenai masa penugasan audit oleh auditor
selama 5 tahun dan auditor selanjutnya tidak boleh auditor yang bekerja di KAP yang berafiliasi internasional yang sama. Dalam Islam independensi mutlak
diperlukan karena hal tersebut akan membawa pada keadilan. Supaya menjaga agar kebenaran tetap terjaga maka diperlukan pembuktian
yang benar. Lamanya masa penugasan auditor haruslah berdasarkan aturan yang
17
Indira., Op.cit., h. 13
telah ditetapkan dengan tidak melebihi masa penugasan karena akan merusak idenpendensi dan janganlah membuat rekayasa masa penugasan sesuai dengan Al-
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 135 sebagai berikut :
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan
”.
18
Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar
mereka senantiasa menegakkan keadilan, tidak condong kekanan dan ke kiri, tidak lemah karena celaan orang yang mencela, dan tidak dipalingkan
oleh siapa pun. Dan mereka diperintahkan agar tolong-menolong, bantu- membantu, dan bahu-membahu dalam menegakkan keadilan tersebut.
Kesaksian terhadap Allah yaitu hendaknya kalian menunaikannya semata- mata karena mengharap wajah Allah. Maka ketika itulah kesaksian itu
menjadi benar, adil, dan hak, serta tidak mengandung perubahan, penggantian ataupun persembunyian. Persaksikanlah kebenaran walaupun
18
Departemen Agama, Op.cit., h. 79
itu membahayakan dirimu. Dan apabila engkau ditanya tentang suatu perkara, maka katakanlah yang sebenarnya meskipun hal itu bisa merugikan
dirimu. Karena Allah akan menjadikan kelapangan dan jalan keluar dari setiap kesempitan bagi orang-orang yang taat kepada-Nya.
Apabila persaksian itu berkaitan dengan kedua orang tua dan kerabatmu, maka janganlah kamu membela mereka. Tapi berikanlah
persaksian secara benar meskipun hal itu akan membahayakan mereka. Karena kebenaran adalah hakim bagi setiap orang dan hukum harus
didahulukan atas siapa pun. Janganlah engkau membelanya karena ia kaya dan jangan pula engkau merasa kasihan kepadanyakarena ia fakir. Allah
adalah pelindung mereka. Bahkan Dia lebih memperhatikan bagi keduanya daripada dirimu dan lebih mengetahui perkara yang membawa maslahat
bagi keduanya. Janganlah hawa nafsu, fanatik golongan, dan rasa benci kepada seseorang menyebabkan kalian meninggalkan sikap adil dalam
perkara dan urusan kalian. Tetapi hendaklah kalian senantiasa bersikap adil dalam setiap keadaan.
19
Abdullah bin Rawahah ketika diutus oleh Rasulullah saw kepada penduduk Khaibar untuk memungut
jizyah
dari buah-buahan dan tanaman mereka. Lalu mereka berusaha menyuapnya agar ia mau mengasihani
mereka dengan mengurangi kadar kewajibannya. Maka Abdullah bin
19
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, Jakarta: Pustaka Ibnu katsir, 2006, h. 690
Rawahah ra. Berkata: “Demi Allah, sungguh aku datang kepada kalian dari
sisi mahluk yang paling aku cintai. Dan sungguh kalian lebih aku benci daripada monyet dan babi. Dan tidaklah kecintaanku kepada beliau dan
kebencianku kepada kalian menyebabkan aku berlaku tidak adil kepada kalian. “Lalu mereka berkata : “ Dengan inilah akan tegak langit dan bumi.”
Hadits ini akan disebutkan secara
musnad
menyantumkan sanadnya dalam tafsir surat al-Maa-idah.
Orang yang tidak mau menjadi saksi atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. Rasulullah saw
bersabda : “Sebaik-baiknya saksi adalah yang memberikan kesaksian sebelum ia ditanya.”HR. Muslim
Auditor harus berlaku adil dan memberikan persaksian karena Allah. Auditor dalam bekerja harus sesuai standar audit syariah, harus lurus dan
adil baik apabila bekerja pada masa penugasan sebentar atau lama. Jangan karena sudah lama bekerja pada suatu perusahaan masa penugasan lama
dan merasa sudah kenal dekat maka akan menggoyahkan kewajiban sebagai auditor sehingga laporan auditor dibuat wajar walaupun ada yang tidak
sesuai standar. Padahal walaupun itu orang tua atau pun kerabat, maka auditor harus tetap adil agar membawa maslahat. Sebagai auditor juga harus
memberikan persaksian karena Allah dengan memberikan laporan auditor berdasarkan hasil audit yang telah dilakukannya.
Independensi audit syariah bisa diterapkan dengan auditor menerapkan kode etik audit syariah. Auditor bila dalam bekerja menerapkan kode etik
akuntan muslim seperti ketakwaan, keikhlasan, integritas audit, bekerja dengan baik sesuai tugas dan kompetensinya. Kode etik akan membangun
sikap kehati-hatian akuntan sehingga berperilaku etis sesuai ketentuan syariah. Pelaksanaan kode etik dapat meyakinkan keakuratan dan keyakinan
pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga makin kredibilitas dan memperluas perlindungan pada kepentingan kepada pihak
yang terlibat. Apabila auditor bekerja sesuai syariah maka akan mendapat ridha Allah dan akan mendapat pahala dan akan dipermudah
pemeriksaannya. Auditor juga harus memiliki pola hidup bersahaja sehingga auditor merasa cukup dengan fee audit sesuai perjanjian sudah dapat
memenuhi kebutuhannya agar tidak mudah disuap oleh orang yang memiliki berbagai kepentingan.
2. Pengaruh Pendidikan Auditor dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas