f. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi yang berlaku
secara umum. g.
Ketentuan umun yang dikeluarkan instansi terkait dan Undang-undang yang berlaku secara umum.
h. Berbagai buku literatur yang terkait dengan pengawasan syariah pada lembaga
keuangan khususnya pasar modal syariah. Kewajiban
tabayyun
dalam audit syari’ah itu mutlak diperlukan. Dalam syar i’ah yang diinginkan adalah kebenaran pencatatan, kejujuran, kebenaran
informasi, dan keadilan
63
. Fungsi auditing sebenarnya sama dengan fungsi persaksian. Seorang auditor adalah seorang saksi yang menyaksikan apakah
informasi yang disajikan oleh pelaku muamalah itu disajikan dengan benar atau tidak, seperti yang terkandung dalam surat Al Baqarah ayat 282.
Professi auditor adalah menegakkan kebenaran dan keadilan termasuk menyediakan informasi yang benar dan adil sehingga tidak ada satu pihak pun
yang merasa dizalimi
64
. Auditor merupakan pihak ketiga antara pemberi amanah
principal
dan penerima amanah
agent
.”Allah bersama orang yang berserikat sepanjang mereka tidak melakukan kecurangan”
Al hadis
. Pertanggungjawaban auditor adalah terhadap pemberi amanah, masyarakat, professi, dan juga kepada
Allah SWT.
4. Perbedaan Audit Syariah dan Audit Konvensional
63
Sofyan. Op.cit., h. 24.
64
Ibid., h. 28
Audit syariah dan audit konvensional dalam melakukan pemeriksaan atas kebenaran dan kewajaran investasi perusahaan mempunyai dasar-dasar
dokumentasi notarial yang sesuai dasar hukum yang disepakati. Namun dalam auditor syariah seperti yang ditegaskan dalam Al Baqarah ayat 282
menekankana ke hal- hal yang bersifat mu’amalah. Mu’amalah yang dimaksud
adalah yang memperhatikan halalan dan
thayyiban
secara syari’ah yang diatur dalam ayat-ayat surat-surat lainnya. Sehingga audit syariah cangkupannya lebih
luas dari audit konvensional yang lebih banyak menilai kebenaran dan kewajaran berdasar dokumentasi notarial dengan dasar hukum setempat.
Sementara audit syari’ah menilai keabsahan legal suatu aktivitas dan atau target investasi berdasar dokumentasi notarial dengan dasar hukum universal Al-
Qur’an, Hadis Rasulullah Muhammad SAW dan Fiqh Islam yang disesuaikan dasar hukum setempat yang tidak bertentangan dengan dasar hukum universal
Islam.
Tabel 26 Perbandingan audit konvensional dan audit Syari’ah
65
Topik Audit Konvensional
Audit Islam Pengertian
Pemeriksaan kritis yang dilakukan oleh
auditor dalam hal laporan keuangan yang disiapkan oleh
pihak ketiga. Perhitungan,
pemeriksaan dan
pemantauan pekerjaan dan praktek individu
baik sehubungan
dengan pekerjaannya untuk memastikan bahwa
itu adalah baik lengkap dan benar dan selanjutnya
untuk dipertanggung
jawabkan kepada Allah SWT.
65
Helal dkk. An Overview on the Basics of Isla mic Audit. European Journal of Business and
Management, Vol.5, No.28, International Islamic University Chittagong. Bangladesh. 2013, h. 3
Kualifikasi Auditor
Eksternal Auditor Eksternal memahami
akuntansi dan moral. Muhtasib auditor memahami akuntansi
dan Syari’ah. Tanggung
jawab Auditor
Auditor bertanggung jawab pada pemilik organisasi. Dia tidak
memiliki kewajiban
terhadap kreditur atau pemodal bisnis.
Tidak ada
kewajiban untuk
melihat apakah uang peminjam aman dan dimanfaatkan hati-hati.
Auditor harus bertanggung jawab untuk pemodal, menilai praktek manajemen,
dan kepatuhan syariah.
Peraturan Hal ini diatur oleh Auditing dan
konsep dan prinsip akuntansi. Berpedoman Al-Quran, Sunnah dan
syari’ah. Orientasi
Perusahaan atau individu Masyarakat atau komunitas
Dasar Ekonomi rasional
Allah Penyediaan pengungkapan informasi
Pelaporan Pengungkapan informasi terbatas
pada kepentingan umum dan kewajaran laporan.
Pengungkapan memenuhi permintaan informasi sesuai dengan
shari’ah Periode
Akuntansi Pengukuran kinerja berkala atau
per periode. Satu tahun untuk perhitungan Zakat.
Akuntabili tas
Akuntabilitas pribadi berfokus pada individu yang mengontrol
sumber daya. Akuntabilitas publik berfokus pada
masyarakat dan meningkatkan iman bagi yang berkepentingan di perusahaan
Laporan Laporan hanya transaksi
ekonomi dan peristiwa. Laporan sosial-ekonomi, agama ,
peristiwa dan transaksi.
Sumber : Helal dkk. International Islamic University Chittagong.Bangladesh.Th. 2013
Dari keterangan tabel 26 menjelaskan bahwa ruang lingkup audit syariat lebih luas dibandingkan audit konvensional. Hal ini sejalan dengan penelitian
Yacoob di Brunei
66
dan penelitian Khan
67
serta Yahya dan Mahzan
68
. Sehingga Auditor harus memiliki pengetah
uan audit dan syari’ah.
69
Auditor syariah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa LKS mengikuti semua pedoman dan prinsip-prinsip syariah, jika tidak, mereka telah
66
Yaacob Donglah, Op.cit., h. 19
67
Kasim Sanusi, “Emerging issues for auditing in Islamic Financial Institutions: Empirical
evidence from Malaysia .” IOSR Journal of Business and Management. Universiti Teknologi MARA,
Malaysia.Volume 8, Issue 5 Mar. - Apr. 2013, h. 1
68
Othman dkk,
“Shariah Audit: Evidence Methodology in Islamic Finance.” This paper is
funded by the BNP Paribas INCEIF Centre for Islamic Wealth Management CIWM, 2014, h. 5
69
Helal dkk, Op.cit., h.2
melakukan Zulm Ketidakadilan untuk ummat yang telah mempercayakan mereka untuk mengaudit
dan memastikan LKS mematuhi syari’ah .
70
Auditor syariah harus memiliki pengetahuan dan independen untuk melaksanakan audit.
71
5. Tanggungjawab Akuntan di Pasar Modal