Kedustaan dalam laporan keuangan juga bisa diatasi oleh auditor yang berpengalaman. Sehingga informasi laporan keuangan yang diberikan kepada
pihak lain bisa mencerminkan kenyataan yang terjadi di perusahaan. Pengalaman dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit. Hal ini mungkin saja bisa terjadi karena auditor merasa sudah berpengalaman dalam melakukan audit menjadi kurang berhati-hati dan
egonya tinggi. Auditor merasa selalu benar sehingga kurang seksama. Dalam Islam sikap mawas diri harus diterapkan karena hal yang dilakukannya harus
dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Maka dalam Islam bila mengerjakan harus menggunakan kode etik akuntan Islam.
Auditor selaku pekerja profesional harus mengandalkan etika jika pekerjaannya dianggap bernilai dan dihargai masyarakat. Ukuran bahwa
auditor melakukan fungsi professi dengan beretika adalah sejauhmana ia mengikuti kebenaran, kejujuran, bertingkah laku yang baik, menjaga
integritas, independensi, bekerja hati-hati dan selalu menyadari pentingnya nilai-nilai professional dalam setiap proses pelaksanaan fungsinya.
c. Analisis Uji Hipotesis Uji F
Tabel 17 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
727.350 2
363.675 4883.258
.000
a
Residual 3.426
46 .074
Total 730.776
48 a. Predictors: Constant, X3, X1
b. Dependent Variable: kualitas_audit
Berdasarkan pengujian dengan SPSS didapatkan output uji Anova pada tabel Uji Anova dalam tabel 17.Berdasarkan hasil uji
Anova
atau
F test
antara variabel pendidikan auditor, masa penugasan audit, dan pengalaman auditor terhadap Kualitas Audit nilai F hitung sebesar 4883.258
dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian layak atau fit.
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat
dilihat pada output tabel ANOVA diatas. Jika F
hitung
F
tabel
dengan dk pembilang
k dan dk penyebut n-k-1 serta men
ggunakan α tertentu maka H ditolak atau jika sebaliknya F
hitung
F
tabel
maka H diterima. Dari hasil
analisis data dengan SPSS diperoleh F
hitung =
4883.258 dengan signifikansi
sig.
sebesar 0,000 sedangkan f
tabel
dengan derajat kebebasan dkdf untuk pembilang = 3 dan penyebut = 45 dan α = 0,05 dari daftar tabel diperoleh =
1.667 dengan demikian F
hitung
F
tabel
atau 4883.258 1.667 maka H
ditolak dan menerima H
1
yang menyatakan bahwa ada pengaruh pendidikan auditor, dan pengalaman auditor terhadap Kualitas Audit.
Hasil analisis data hipotesa 3 H
3
dengan SPSS diperoleh F
hitung =
4883.258 dengan signifikansi
sig.
sebesar 0,000 sedangkan f
tabel
dengan derajat kebebasan dkdf untuk pembilang = 3 dan penyebut = 45 dan α =
0,05 dari daftar tabel diperoleh = 1.667 dengan demikian F
hitung
F
tabel
atau 4883.258
1.667 maka H ditolak dan menerima H
1
yang menyatakan bahwa ada pengaruh pendidikan auditor, dan pengalaman auditor terhadap Kualitas
Audit. Pengujian menunjukkan adanya pengaruh pendidikan auditor dan
pengalaman auditor terhadap Kualitas Audit para auditor di perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index JII. Hal ini sesuai dengan
pendapat Othman dkk., Helal dkk., Yacob dan Donglah, Dyah dkk., Fitriany dan Setiawan., Hussain dkk., serta Kasim dkk. Dengan adanya
pendidikan dan pengalaman maka akan meningkatkan kompetensi dari auditor. Kompetensi yang semakin baik akan meningkatkan kualitas
auditor karena auditor lebih memahami pekerjaannya. Latar belakang pendidikan akuntansi menjadi sebuah keharusan bagi
auditor dan semakin tinggi jenjang pendidikan maka pengetahuan akuntansi akan semakin komprehensif. Keahlian dalam bidang akuntansi
sangat diperlukan bagi seorang auditor dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan agar informasi yang dihasilkan akurat dan tepat serta
mengurangi terjadinya kecurangan yang mungkin terjadi dalam proses pelaporan keuangan. Pendidikan merupakan salah satu penentu dari
kompetensi teknis dan sangat bermanfaat pada tugas-tugas terstruktur
auditor. Perlunya peningkatan pendidikan auditor melalui pelatihan, seminar, publikasi
newsletter
berkala, melaksanakan penelitian. Melalui pendidikan berkelanjutan akan diperoleh pemahaman akuntansi yang
lebih mendalam dan meningkatkan motivasi dalam melakukan audit sehingga meningkatkan kualitas dari hasil pemeriksaan. Serti fikasi
keahlian akuntan mengindikasikan kompetensi yang menyatakan secara tidak langsung pengetahuan akuntansi yang diperlukan atau pengetahuan
khusus ditambah kepatuhan terhadap standar profesional.berbagai sertifikais keahlian yang tersedia bagi akuntan auditor diantaranya
Cer tified F r a ud Exa miner
CFE,
Cer tified Gover nment Auditing P r ofessiona l
CGAP,
Cer tified Infor ma tion systems Auditor
CISA,
Cer tified Inter na l Auditing
CIA,
Cer tified P ublic Auditing
CPA dan lain- lain.
Pengalaman kerja
dapat memperdalam
dan meningkatkan
kompetensi kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama maka akan semakin terampil dan semakin cepat auditor
menyelesaikan pekerjaannya. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin banyak dan luas
serta memungkinnkan
kinerjanya meningkat.
Auditor yang
berpengalaman akan melakukan judgement dengan tingkat kekeliruan yang lebih rendah dibanding yang tidak berpengalaman.
Uji hipotesis ini untuk menjawab rumusan masalah yang ke dua. Dimana
hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu Othman dkk., Helal dkk., Yacob dan Donglah, Dyah dkk., Fitriany dan Setiawan., Hussain
dkk., serta Kasim dkk yang menyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi kompetensi misalnya pendidikan auditor dan pengalaman auditor.
Auditor di JII yang memiliki kompetensi dan paham syariah masih terbatas. Di Indonesia belum tercukupinya auditor syari’ah, dimana auditor
harus memahami akuntansi dan syari’ah sekaligus. Sistem pendidikan untuk menghasilkan auditor syari’ah kurang memadai. Kurangnya pendidikan dari
tingkat universitas tentang akuntansi dan audit syari’ah di Indonesia. Lembaga pelatihan akuntansi dan audit syari’ah di Indonesia terbatas.
Penerapan audit syari’ah di Indonesia belum diterapkan oleh auditor yang mengaudit di perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks JII.
Sehingga laporan keuangan diaudit berdasarkan standar audit yang berlaku sesuai standar di Indonesia, yaitu standar auditing yang dibuat oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia IAPI. Hal ini disebabkan belum siapnya sistem untuk pemakaian auditor syariah. Laporan keuangan yang dipakai di
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII merupakan laporan keuangan konvensional yang
tidak berdasar akuntansi syari’ah. Pendidikan yang diperkaya dengan pengalaman maka akan
menjadikan auditor lebih memahami tugasnya. Hal ini kan menjauhkan nya dari sifat kecurangan karena kecurangan akan menghancurkan auditor yang
besar dan berpengaruh sekalipun. Hal ini sebagaimana Al- Qur’an Surat Al
Muthaffifiin 82 ayat 1- 6 :
ٞ
Artinya : “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar, yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam
”.
42
An-Nasa- i dan Ibnu majah meriwayatkan dari Ibnu „Abbas ra., ia
berkata, “Ketika Nabi saw. Tiba di kota Madinah, penduduk Madinah termasuk orang yang paling curang dalam menakar. Sehingga Allah
menurunkan ayat ini. Dan setelah ayat ini turun, maka mereka menekar dengan baik tanpa berlaku curang.
Maksud dari berlaku curang disini adalah bertindak sewenang-wenang dalam takaran dan timbangan, baik dengan menambahnya jika diterima dari
orang lain, maupun dengan menguranginya jika dilakukan untuk orang lain. Setelah Allah SWT menjanjikan kerugian dan kehancuran atas mereka, yaitu
dengan kata wail celaka. Apabila mereka menerima takaran dari orang lain, maka mereka mengambil dan menuntut hak mereka dengan sempurna, bahkan
berlebih. Sebaliknya apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang
42
Departemen Agama, Op.cit., h. 470
lain, mereka mengurangi dengan tidak memenuhi hak orang lain dengan sempurna.
43
Apabila adil dalam menakar dan menimbang maka lebih utama dan lebih baik akibatnya. Allah tidak membebani seseorang melainkan
menurut kesanggupannya dalam berlaku adil. Allah telah membinasakan dan menghancurkan kaum Syu’aib dikarenakan mereka mengurangi timbangan
dan takaran. Manusia akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar. Yakni, apakah
mereka tidak takut kepada kebangkitan di hadapan Dzat Yang maha Mengetahui segala rahasia dan semua tersimpan di hati, pada hari yang
ketakutannya sangat besar, kengeriannya tak terperikan, juga perkaranya amat dahsyat. Siapa yang rugi pada hari itu, maka ia akan masuk ke dalam api
neraka yang menyala-nyala. Pada hari ketika semua orang bangkit menghadap Rabb seluruh alam
. mereka dibangkitkan tanpa alas kaki, dalam keadaan telanjang dan belum dikhitan. Keadaan saat itu serba sulit, susah, sempit, dan sengsara, bagi orang
durjana. Mereka diliputi ketetapan Allah Ta’ala, dimana kekuatan dan indera manusia tidak akan mampu memikulnya
44
. Imam Malik meriwayatkan dari nafi’ dari Ibnu „Umar bahwa Nabi
Muhammad saw. bersabda : “ Pada hari ketika semua orang bangkit
43
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9, Jakarta: Pustaka Ibnu katsir, 2006, h. 504
44
Ibid.
menghadap Rabb seluruh alam, hingga salah seorang mereka tenggelam dalam
keringatnya sendiri sampai batas kedua telinganya.” Auditor membutuhkan pendidikan dan pengalaman dalam mengaudit
karena dengan kedua kompetensi tersebut auditor dapat berlaku adil. Adil dalam artian disini tidak berat sebelah, tidak merugikan pihak manapun. Baik
terhadap pihak didalam perusahanaan maupun terhadap pihak yang diluar perusahaan. Pihak perusahaan tidak boleh melebihkan ataupun mengurangi
apa yang ada di dalam laporan keuangan. Auditor pun harus teliti dalam pemeriksaan dan harus menegur dengan tegas pihak perusahaan yang
melebihkan atau mengurangi apa yang ada di laporan keuangan. Apabila auditor dengan pendidikan dan pengalamannya menemukan kesalahan
perusahaan dan membiarkan kesalahan yang dilakukan perusahaannya karena pihak perusahaan yang membayar
fee audit
, maka auditor mendapat ancaman dari Allah mengenai pembalasannya. Auditor harus dapat mengarahkan
perusahaan kliennya agar mengikuti standar audit sehingga tidak merugikan pihak lain.
Penerapan ketat oleh pemerintah terhadap batas maksimal masa penugasan auditor selama 5 tahun harus selalu diterapkan agar menjaga
independensi auditor. Namun jika dikaji dalam Islam independensi berasal dari ketakwaan. Takwa adalah sikap menjaga dan memelihara diri untuk tidak
melaksanakan larangan Allah baik dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan sebagai salah satu cara untuk melindungi seseorang dari
perilaku negatif yang tidak s esuai syari’ah, khususnya penggunaan kekayaan
atau transaksi yang cenderung pada kezaliman. Sehingga bagi auditor baik bagi auditor yang masa penugasannya sudah lama atau masa penugasan yang
pendek untuk bekerja mengaudit pada suatu perusahaan tetaplah bisa independensi karena auditor dalam bekerja diiringi dengan ketakwaan.
Ikatan Akuntan Publik saat beberapa Kantor Akuntan Publik KAP dulu bisa berada dibawah afiliasi internasional yang sama, hal ini digunakan
oleh perusahaan untuk mengakali aturan masa penugasan. Masa penugasan setelah lima tahun, perusahaan mengganti KAP nya namun masih berada di
bawah afiliasi internasional yang sama. Sekarang satu afiliasi Internasional hanya boleh memiliki satu KAP. Sehingga bisa menjadi lebih independensi.
Pemenuhan pendidikan dan pengalaman audit mutlak diperlukan dalam audit syariah dalam memenuhi integritas auditor yang diatur dalam
kode etik akuntan muslim. Islam menempatkan integritas sebagai nilai tertinggi yang memadu seluruh perilakunya. Islam juga menilai perlunya
kemampuan dan kompetensi audit serta kualifikasi tertentu untuk melaksanakan audit. Auditor yang memiliki pendidikan audit dan memiliki
kompetensi syariah masih kurang di Indonesia sehingga perlu adanya peningkatan sehingga audit syariah bisa diterapkan secara utuh agar tujuan
syariah bisa tercapai.
3. Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor dan Pengalaman