d
1
=1.42 d
u
= 1.67 Hasil pengujian tersebut nilai DW test sebesar 1.719 lebih besar dari
d
u
1.67 dan lebih kecil dari 4- d
u
2.33 atau 1.671.7192.33 dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada penelitian ini.
b. Analisis Uji Hipotesis Uji t
Tabel 16 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-1.325 .216
-6.135 .000 X2
1.225 .014
1.055 85.997 .000 X3
-.074 .008
-.108 -8.772 .000 a. Dependent Variable: kualitas_audit
Dilihat dari tabel 16 pada pengujian hipotesis diatas didapatkan persamaan garis linier berganda didapatkan:
Y= -1,325 + 1.225 - 0.074
+e
Berdasarkan tabel 16 terdapat hubungan antara variabel pendidikan auditor X
2
dan pengalaman auditor X
3
terhadap kualitas audit Y, yaitu :
b Konstanta a = - 1,325 dan koefisien b
2
= 1,225, dan koefisien b
3
= -0,074.
Konstanta a sebesar - 1,325 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai , pendidikan auditor X
2
dan pengalaman auditor X
3
, X=0, maka nilai kualitas audit sebesar - 1,325.
c Koefisien b
2
bernilai 1,225 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan X variabel pendidikan auditor akan meningkatan kualitas audit
sebesar 1,225 jika variabel lainnya tetap. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara pendidikan auditor dengan kualitas audit.
Semakin tinggi pendidikan auditor maka akan meningkatkan kualitas audit.
d Koefisien b
3
bernilai -0,074menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan X variabel pengalaman auditor akan meningkatan kualitas audit
sebesar -0,074 jika variabel lainnya tetap. Koefisien bernilai negatif berarti terjadi hubungan negatif antara pengalaman auditor dengan kualitas audit.
Semakin lama pengalaman auditor maka akan menurunkan kualitas audit. Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
terhadap kualitas audit secara parsial.
1 Hipotesis pendidikan auditor X
2
terhadap kualitas audit Y. H
: Pendidikan auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit H
1
: Pendidikan auditor berpengaruh terhadap kualitas audit
Secara parsial menggunakan kriteria pengujian: a
Jika t
hitung
t
tabel
dengan dk = n- 2 dan α 0,05 maka Ho ditolak.
Sebaliknya H
1
diterima.
b Jika probabilitas Sig. 0,05 maka Ho ditolak. Sebaliknya H
1
diterima. Hasil analisis data menggunakan SPSS 17 diperoleh t
hitung
variabel pendidikan sebesar
85.997
t
tabel
2,012 dan probabilitas sig. ternyata
0,0000,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan H
1
diterima atau dengan kata lain pendidikan auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil pengujian uji t terlihat pendidikan auditor, diperoleh t
hitung
variabel pendidikan sebesar -5.120 t
tabel
2,012 dan nilai signifikansi
0.000 berada di bawah alpha 0,05. Hal ini mengindikasikan H ditolak dan
H
1
diterima atau dengan kata lain secara parsial pendidikan auditor memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil pengujian konsisten dengan penelitian DeAngelo; Carcello
et.al
.
,
; Porter; Sutton; Beattie
et.al
., Othman et.al
21
, Djaddang , Agung dan Winarna
22
yang menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kualitas audit yang baik dapat dihasilkan dari
seorang auditor yang memiliki pendidikan yang memadai. Pengetahuan atau pendidikan yang terus diperbaharui dan ditambah, dapat membantu auditor
untuk melaksanakan tugasnya dalam memeriksa laporan keuangan perusahaan sehingga menghasilkan kualitas audit yang baik dan dapat
diandalkan pengguna laporan keuangan.
21
Othman et.all. Op.cit., h. 1
22
Martini, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit.” Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol. X, UNHAS Makasar 26-28 Juli 2007, Fakultas Ekonomi
Universitas Budi Luhur
, h
. 9
Implikasi dari penelitian ini adalah pendidikan auditor yang semakin tinggi akan berdampak pada kualitas audit yang semakin baik. Pendidikan
auditor bisa berasal dari pendidikan formal ataupun informal, dimana informal berupa pelatihan serta adanya pendidikan untuk memperoleh
Certified Publik Accountan CPA. Sebuah studi oleh perusahaan akuntansi menurut Palmer, Ziegenfuss dan Pinsker, delapan Besar di Amerika Serikat
menentukan bahwa lembaga pendidikan tinggi harus mengubah secara berkala atau merevisi kurikulum akuntansi untuk memenuhi kebutuhan
klien mereka. Paisey dalam mendukung upaya untuk mendorong pendidik akuntansi dan pembuat kebijakan pendidikan untuk menggali potensi
menggabungkan ide-ide dari sistem pendidikan profesional lainnya
23
. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh DeAngelo; Carcello
et.al
.
,
; Porter; Sutton; Beattie
et.al
., Othman et.al
24
, Djaddang , Agung dan Winarna
25
yang menyatakan bahwa pendidikan auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
Auditor yang memiliki pendidikan audit maka informasi yang didapat lebih valid karena pekerjaan yang berdasar pendidikan auditor mendekatkan pada hal yang
bertanggungjawab sebagaimana dalam Al- Qur’an Surat Israa’ 17 ayat 36 :
23
Zurida dkk., Op.cit. h.1
24
Othman et.all. Op.cit., h.1
25
Martini, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit.” Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol. X, UNHAS Makasar 26-28 Juli 2007, Fakultas Ekonomi
Universitas Budi Luhur , h. 9
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya ”.
26
Allah melarang mengatakan sesuatu hanya berdasarkan prasangka perkiraan
atau ilusi dan khayalan. Al- „Aufi berkata, “Dan janganlah kamu menuduh seseorang
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Setiap hamba akan ditanya pada hari kiamat tentang nikmat pendengaran, penglihatan dan hati untuk apa semua
dipergunakan.
27
Pelaksanaan audit, auditor melakukannya berdasar pendidikan audit yang diperoleh sehingga berdasar teoritis dan tidak berdasarkan prasangkaan yang tidak
berfaedah bagi kebenaran. Auditor harus menyadari bahwa apa yang dimiliki oleh auditor harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.
Persangkaan juga dibahas dalam Al- Qur’an Surat An Najm 54 ayat 28
sebagaimana berikut :
Artinya : “Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang
sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran
”.
28
Pengetahuan shahih yang membenarkan apa yang mereka katakan
merupakan kedustaan, kebohongan, kepalsuan, dan kekufuran. Mereka hanya
26
Departemen Agama, Op.cit., h. 228
27
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5, Jakarta: Pustaka Ibnu katsir, 2006, h. 372
28
Ibid., h. 421
mengikuti perasangkaan saja, sedang sesungguhnya persangkaan tidak berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran.maksudnya, tidak berguna sama
sekali, dan tidak cocok dengan kebenaran selama-lamanya. Diriwayatkan dalam ash-Shahiih bahwa Rasulullah
saw. Bersabda : “ Jauhilah praduga karena praduga adalah perkataan yang paling dusta.HR. Bukhari dan
Muslim
29
” Auditor harus dapat menerapkan pengetahuan audit yang mereka
miliki. Dengan adanya pengetahuan, auditor memiliki standar audit dalam bekerjanya sehingga menguraangi tingkat kesalahan. Pemeriksaan terhadap
laporan keuangan dilakukan berdasarkan ilmu akuntansi dan auditing yang berlaku secara nasional dan internasional asal tidak melanggar syariah.
Begitupun pemeriksaan terhadap sistem organisasi yang berlaku diperusahaan yang terkait dengan keuangan dilakukan berdasarkan pengetahuan sistem
informasi akuntansi, sistem pengendalian manajemen, dan ilmu-ilmu lain
yang mendukung. Dengan pengetahuannya dan penelusuran dari bukti-bukti transaksi sampai laporan keuangan, auditor dapat mengemukakan pendapat
wajar atau tidak wajar dari laporan keuangan berdasarkan realita, bukan dari perasangka atau dugaan. Laporan auditor independen lebih dipercaya oleh
masyarakat dan pihak pengguna laporan keuangan.
29
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, Jakarta: Pustaka Ibnu katsir, 2006, h. 607
Besarnya pengaruh hasil pengauditan, maka auditor bila melakukan pengauditan tidak berdasar pengetahuan dan pembuktian maka akan menjadi
fitnah di masyarakat. Suatu hal yang penting bagi auditor pengetahuan yang dimilikinya dibarengi dengan kode etik auditor yang berdasar syariah.
Auditor dalam melakukan auditnya berniat karena ingin mendapat ridha Allah dan merasa selalu diawasi oleh Allah SWT, sehingga dalam
pengauditan selalu menerapkan adil, jujur, serta jauh dari kecurangan dan manipulasi.
Pertumbuhan lembaga keuangan syariah khususnya pasar modal syariah tidak diiringi dengan peningkatan auditor syariah. Peningkatan
auditor syariah sudah menjadi suatu kewajiban untuk perkembangan lembaga keuangan syariah kedepan. Pendidikan auditor harus diiringi dengan
kemampuan syariah agar auditor tidak tergantung pada Dewan Pengawas Syariah DPS dalam mengaudit. Kesalahan pengauditan bisa juga terjadi bila
auditor tidak memahami syariah. Perlunya dilakukan pendidikan auditor syariah secara formal dan
informal yang berkelanjutan. Pendidikan formal akuntansi dan audit syariah bisa dimasukan dalam silabus jenjang Sekolah Menengah Atas SMA,
diploma, strata satu, strata dua, dan strata tiga. Di negara-negara Islam seperti Indonesia, Malaysia, Brunai, Bangladesh, Pakistan, Iran,dan lain-lain masih
terbatas sarjana akuntansi syariah dan terbatas universitas yang menyediakan
prodi akuntansi syariah baik dari jenjang strata satu, strata dua, apalagi di strata tiga. Pendidikan informal bisa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan
audit syariah yang berkala. Perlunya kewajiban auditor yang mengaudit lembaga keuangan syariah memiliki sertifikat internal auditor syariah dan
publik auditor syariah agar pengauditan tidak menyalahi hal-hal yang dilarang dalam syariah.
Peningkatan pendidikan auditor syariah juga bisa dilakukan melalui pengadaan buku-buku, majalah, jurnal-jurnal, blogspot , dan website yang
membahas audit syariah mengingat sangat minimnya hal tersebut. Di Indonesia buku mengenai audit syariah baru ada tiga buku, hal ini sangat
ironi mengingat kebutuhan untuk mencari ilmu sangatlah terbatas. Pengembangan audit syariah juga bisa ditempuh melalui perlombaan karya
ilmiah dan beasiswa untuk audit syariah. Pemerintah harus menerapkan peraturan yang ketat dengan kewajiban
auditor syariah yang mengaudit lembaga keuangan syariah. Kewajiban auditor mengikuti pelatihan perbankan syariah dalam mengaudit perbankan
syariah sudah dilakukan. Namun idealnya auditor menempuh sarjana akuntansi syariah. Di pasar modal syariah pada Bursa Efek Indonesia BEI
belum ada aturan yang mengaudit harus paham audit syariah. Lebih memprihatinkan lagi laporan keuangan pada perusahaan yang tergabung
Jakarta Islamic Index JII merupakan laporan keuangan akuntansi
konvensional. Pada pasar modal syariah di Indonesia harus dilakukan perubahan segera, karena esensi penerapan syariah sangat kurang bila laporan
keuangan yang dipakai adalah mengacu standar Ikatan Akuntansi Indonesia yang tidak menerapkan syariah. Namun, walau tidak menerapkan akuntansi
syariah pada awalnya tetaplah sebuah kemajuan bagi telah dibuat pasar modal syariah. Perbaikan-perbaikan pada pasar modal syariah harus terus dilakukan
agar pasar modal syariah bisa menerapkan syariah secara utuh. Hal tersebut akan mendukung perekonomian Indonesia yang berbasis syariah.
2 Hipotesis pengalaman auditor X
3
terhadap kualitas audit Y. H
: Pengalaman auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit H
1
: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap kualitas audit
Secara parsial menggunakan kriteria pengujian: a
Jika t
hitung
t
tabel
dengan dk = n- 2 dan α 0,05 maka Ho ditolak.
Sebaliknya H
1
diterima. b
Jika probabilitas Sig. 0,05 maka Ho ditolak. Sebaliknya H
1
diterima. Hasil analisis data menggunakan SPSS 17 diperoleh t
hitung
variabel pengalaman sebesar
-8.772
t
tabel
2,012 dan probabilitas sig. ternyata
0,0000,05. Hal ini berarti Ho diterima dan H
1
ditolak atau dengan kata lain pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil pengujian terlihat pengalaman a u d i t o r t i d a k b e r p e n g a r u h
t e r h a d a p k u a l i t a s a u d i t t
hitung
variabel pengalaman sebesar -11.747 t
tabel
2,012 dan probabilitas sig. ternyata n i l a i signifikan 0 , 0 0 0 berada di
bawah alpha 0,05. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Aji
30
, Trotman dan Wright
31
, Colbert
32
, Cheng
et.all
33
, Bouwman dan Bradley
34
yang menunjukkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Hal ini sejalan dengan teori dan hipotesis penelitian. Pengalaman yang merupakan salah satu unsur kompetensi dan
merupakan hal yang penting untuk dimiliki auditor. Idealnya semakin banyak pengalaman mengaudit akan membantu auditor dalam memeriksa laporan
keuangan perusahaan klien dikarenakan banyaknya jenis industri, jenis perusahaan, dan berbagai kasus serta penyelesaiannya yang dihadapi auditor
tersebut. Dalam melaksanakan pengauditan, auditor harus memperhatikan SOP yang berlaku, bahkan bersikap hati-hati, sehingga akhirnya kualitas
audit yang dihasilkan baik. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Aji
35
, Trotman dan Wright
36
, Colbert
37
, Cheng
et.all
38
, Bouwman dan
30
Martini, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit.” Jurnal Prosiding SNA- Simposium Nasional Akuntansi, Vol. X; UNHAS Makasar, 26-28 Juli 2007, Fakultas
Ekonomi Universitas Budi Luhur, h . 6
31
Abdul. Halim, Op.cit., h. 17
32
Abdul H, Op.cit., h. 5
33
Setyaningrum dkk, Op.cit., h. 6
34
Abdul. H, Op.cit., h. 15
35
Martini, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit.” Jurnal Prosiding SNA- Simposium Nasional Akuntansi, Vol. X; UNHAS Makasar, 26-28 Juli 2007, Fakultas
Ekonomi Universitas Budi Luhur, h . 6
36
Abdul. Halim, Op.cit., h. 17
37
Abdul H, Op.cit., h. 5
Bradley
39
yang menunjukkan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengalaman penting dalam mengaudit karena akan memperdalam ilmu yang diperoleh dari pendidikan. Dengan pengalaman maka akan dapat menguji
kebenaran dengan lebih baik dan teliti sesuai prosedur sesuai dengan Al- Qur’an surat Al Hujurat 49 ayat 6 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu
”.
40
Allah SWT memerintahkan kaum mukminin untuk memeriksa secara
teliti berita yang dibawa oleh orang fasik, dan hendaklah mereka berhati-hati dalam menerima berita tersebut, supaya seseorang tidak memberikan
hukuman atau keputusan berdasarkan informasi yang diberikan oleh orang fasik. Hal ini karena disaat yang sama orang fasik mudah berdusta atau
berbuat kesalahan. Padahal Allah SWT telah melarang kita untuk mengikuti jejak orang-orang yang berbuat kerusakan. Kebanyakan ulama menolak untuk
menerima riwayat dari seseorang rawi yang tidak dikenal keadaannya, kareana mungkin saja pembawa berita yang tidak dikenal tersebut adalah
38
Setyaningrum dkk, Op.cit., h. 6
39
Abdul. H, Op.cit., h. 15
40
Departemen Agama, Op.cit, h. 412
orang fasik.
41
Sebab turun surat Al-Hujurat ayat 6 karena utusan Rasulullah saw, yaitu al-
Walid bin „Uqbah mengaku akan dibunuh oleh al-Harits karena tidak mau membayar zakat. Padahal al-
Walid bin „Uqbah takut ditengah perjalanan untuk mengambil zakat yang telah dikumpulkan al-Harits . Kemudian
Rasulullah saw marah dan mengutus pasukan untuk menemui al-Harits. Pasukan tersebut ketemu al-Harits di dekat kota Madinah dan membawa al-
Harits menemui Rasul, al-Harits pun mengatakan kebenaran. Auditor harus memeriksa dengan teliti laporan keuangan yang telah
dibuat oleh perusahaan. Auditor tidak mudah percaya dengan pihak perusahaan. Auditor dengan pengalamannya harus meneliti dari bukti-bukti
fisik transaksi sehingga menjadi laporan keuangan dan sistem pengendalian internal di dalam perusahaan sesuai atau belum dengan standar audit syariah.
Pengalaman auditor sangat membantu dalam pengauditan. Karena dengan pengalamannya maka auditor dapat menggunakan pemecahan
masalah dalam pengauditan yang sebelumnya apabila terdapat permasalahan yang sama. Dengan pengalamannya, auditor dapat menerapkan langkah-
langkah yang lebih baik dalam mengaudit. Auditor yang lebih berpengalaman dapat memandu auditor junior dalam bekerja. Pengalaman auditor sangat
membantu auditor untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas.
41
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, Jakarta: Pustaka Ibnu katsir, 2006, h. 464
Kedustaan dalam laporan keuangan juga bisa diatasi oleh auditor yang berpengalaman. Sehingga informasi laporan keuangan yang diberikan kepada
pihak lain bisa mencerminkan kenyataan yang terjadi di perusahaan. Pengalaman dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit. Hal ini mungkin saja bisa terjadi karena auditor merasa sudah berpengalaman dalam melakukan audit menjadi kurang berhati-hati dan
egonya tinggi. Auditor merasa selalu benar sehingga kurang seksama. Dalam Islam sikap mawas diri harus diterapkan karena hal yang dilakukannya harus
dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Maka dalam Islam bila mengerjakan harus menggunakan kode etik akuntan Islam.
Auditor selaku pekerja profesional harus mengandalkan etika jika pekerjaannya dianggap bernilai dan dihargai masyarakat. Ukuran bahwa
auditor melakukan fungsi professi dengan beretika adalah sejauhmana ia mengikuti kebenaran, kejujuran, bertingkah laku yang baik, menjaga
integritas, independensi, bekerja hati-hati dan selalu menyadari pentingnya nilai-nilai professional dalam setiap proses pelaksanaan fungsinya.
c. Analisis Uji Hipotesis Uji F